Gue menggendong Yegum dengan baby carrier di depan, sambil berjalan cepat dari halaman rumah Taehyung menuju dalam rumahnya. Tau sendiri Taehyung kalo maunya ga dituruti pasti marah, jadi gue putuskan untuk nyamperin dia daripada terjadi apa-apa sama hubungan kita.
Asisten rumah tangga Taehyung; bibi Shin, menyambut gue.
"Taehyung ada bi?"
"Ada non, diatas. Tapi non..."
Gue rasa ada yang aneh dari gelagat bibi Shin.
"Kenapa bi?"
Bibi Shin diem aja. Mukanya lebih kaya ketakutan. Gue putuskan untuk naik ke kamar Taehyung yang ada di lantai 2 rumah besar itu.
Langkah gue terhenti saat gue mendengar suara tawa Taehyung bersama seorang cewek.
Gue masih meyakinkan diri bahwa Taehyung ga akan melakukan hal buruk seperti yang gue bayangkan. Bisa jadi itu suara tv.
Gue memberanikan diri buka pintu kamarnya.
"Taehyung..." ucap gue lirih, bahkan lebih seperti berbisik. Tapi orang yang ada di dalam menoleh ke gue.
"Irene, kamu ngapain di sini?"
Kalian ga akan percaya apa yang gue lihat. Tunangan gue Kim Taehyung lagi memangku cewek lain. Cewek itu hanya memakai kemeja putih dengan ukuran jauh diatas ukuran tubuhnya, gue yakin dia ga memakai apapun di dalamnya. Sedangkan Taehyung dalam keadaan dada yang terekspos penuh.
Pas gue balik badan, Taehyung menarik pergelangan tangan gue.
"Aku tanya kamu ngapain di sini?" dia mengeratkan giginya.
"Bukannya kamu minta ditemenin beli stik mainan? Ternyata udah punya mainan baru ya?" jawab gue sarkastik.
"Bae Irene!" dia ngebentak gue. Sekaligus membangunan Yegum yang daritadi terlelap.
"Nice try Tae, anak gue nangis!" jawab gue tak kalah keras. Tak lupa gue menutup telinga Yegum sebelumnya.
"Anak siapa?!"
"Gue. Puas lo!"
Gue melepas cincin yang selama beberapa bulan ini melingkar di jari manis tangan kiri gue. Melemparnya keras tepat di dada Taehyung.
"Jangan ganggu hidup gue, apalagi keluarga gue. Lo bakal nyesel kalo nekat", gue pergi meninggalkan Taehyung yang sepertinya terkaget sama tindakan yang gue lakukan.
Irene yang Taehyung kenal adalah Irene yang ga banyak omong, lemah lembut, dan selalu tersenyum. Beda sama Irene yang dikenal Mino, yang apa adanya dan ga dibuat-buat supaya Mino suka.
Kalo dulu gue sempat jijik liat Mino pas tau Mino menghamili cewek lain, gue jauh lebih jijik liat Taehyung yang ketangkap basah berduaan ama cewek di depan mata kepala gue.
-----
Gue membawa Yegum ke apartment Mino.
Setelah meletakkan Yegum di boxnya, gue memutuskan untuk membereskan apartment yang lebih mirip gudang ini.
Dengan tenaga yang tersisa sedikit, akhirnya gue selesai. Sepanjang waktu gue beresin, gue ga berhenti nangis. Gue benar-benar ga percaya sama apa yang tadi gue lihat.
Gue mematikan sebagian lampu, menyisakan beberapa neon kuning sebagai penerangan. Mengingat ini emang udah cukup larut.
Gue duduk di pinggir jendela kaca besar. Kordennya sengaja belom gue tutup. Pemandangan lampu-lampu kota Seoul di bawah sedikit mengobati luka hati gue. Sampai akhirnya telepon apartment Mino bunyi. Gue segera mengangkatnya.
"Ya halo?"
"Rene, handphone kamu ketinggalan di nakas samping ranjang Yejun tadi"
"Oh iya ya?"
"Iya, ada telepon dari Taehyung berkali-kali tapi aku ga enak mau angkat"
"Ga usah diangkat No", suara gue bergetar.
"Kamu kenapa Rene?"
Gue mulai terisak lagi.
"Rene? Aku pulang sekarang ya?"
"Ga usah No, Yejun sama siapa di sana kalo kamu pulang?"
"Panasnya udah turun kok jadi 36°. Dia juga udah dipindahin ke kamar. Nanti aku titipin suster, aku pulang bentar trus ntar balik ke sini lagi"
"Terserah kamu No"
Song Mino, apakah kita emang harus dijatuhkan ke dalam jurang lebih dulu sebelum akhirnya kita bisa bersatu?
KAMU SEDANG MEMBACA
He is [COMPLETED]
AcakPrivate. ❝He is Song Mino; cowok blangsak, kekasih gue❞ ‒ Bae Irene Cailahhh #85 in Random 25.02.2018 #78 in Random 28.02.2018 #77 in Random 09.03.2018 Published: 25.12.2017-21.02.2018