1 Februari 2018
Diatas Roof top, wajahku berhadapan
dengan matahari pukul lima lewat itu.
Entah siapa yang mengajakku dengan sendirinya
bisa menikmati bunyi ayam berkok,
kepakan sayap merpati di atap rumah tetangga,
pluit tukang parkir di sisi jalan ruko-ruko itu
dan entah hiruk pikuk jakarta
dengan tlakson kendaraan saat macet seperti ini.
Kamis ini aku libur kuliah, untuk besoknya
melanjutkan kembali
untuk menghadapi ujian akhir semester
matkul statistika.
Yang padahal aku sendiri, lebih menyukai hermeneutika
dengan kata-katanya yang tersusun rapih
hingga menjadi kalimat menggugah perasaan.
Bukan maksud membedakan cabang dan rantingnya
baik itu statistik dengan idetintas angka -angkanya.
Saat cuaca tak menentu seperti ini, dengan bisikan angin
yang menyentuh bulu kudukku hingga berdiri bahwa
semalam itu terjadi fenomena gerhana bulan total
hanya sekedar menyapakain seklumit sejarah tertulis.
Hujan baru saja reda beberapa menit yang lalu,
orang-orang yang berkerja sudah mulai pulang kerumahnya
menanti kehangatan keluarga
dengan kursi, meja, makanan masakan ibu.
Teman, hanya secarik kertas ini yang ku sampaikan
dengan media gembira bagi yang tidak menikmatinya,
baik alam, suasana hati, dan otak bawah sadar.
Terimakasih segalanya untuk "Maha Segalanya".
KAMU SEDANG MEMBACA
137 LUAPAN EMOSI SPONTAN
RandomTerhimpun dari kertas yang berisikan kata-kata yang terurai hingga pada akhirnya menjadi kalimat tersusun baik itu sajak, puisi, dan cerita pendek.