97. Gerhana

10 0 0
                                    

1 Februari 2018

Diatas Roof top, wajahku berhadapan

dengan matahari pukul lima lewat itu.

Entah siapa yang mengajakku dengan sendirinya

bisa menikmati bunyi ayam berkok,

kepakan sayap merpati di atap rumah tetangga,

pluit tukang parkir di sisi jalan ruko-ruko itu

dan entah hiruk pikuk jakarta

dengan tlakson kendaraan saat macet seperti ini.



Kamis ini aku libur kuliah, untuk besoknya

melanjutkan kembali

untuk menghadapi ujian akhir semester

matkul statistika.

Yang padahal aku sendiri, lebih menyukai hermeneutika

dengan kata-katanya yang tersusun rapih

hingga menjadi kalimat menggugah perasaan.

Bukan maksud membedakan cabang dan rantingnya

baik itu statistik dengan idetintas angka -angkanya.


Saat cuaca tak menentu seperti ini, dengan bisikan angin

yang menyentuh bulu kudukku hingga berdiri bahwa

semalam itu terjadi fenomena gerhana bulan total

hanya sekedar menyapakain seklumit sejarah tertulis.

Hujan baru saja reda beberapa menit yang lalu,

orang-orang yang berkerja sudah mulai pulang kerumahnya

menanti kehangatan keluarga

dengan kursi, meja, makanan masakan ibu.



Teman, hanya secarik kertas ini yang ku sampaikan

dengan media gembira bagi yang tidak menikmatinya,

baik alam, suasana hati, dan otak bawah sadar.

Terimakasih segalanya untuk "Maha Segalanya".

137 LUAPAN EMOSI SPONTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang