121. Bontot Sableng Sakapeung

8 0 0
                                    



Terjaga untuk kami yang terbungkam dari segala macam kata dan kalimat, namun tidak demikian pada ibu jari dan telunjuk serta jari lainnya semakin berkeluh hati, ada curiga, prasangka tak kasat mata harapan pun menoreh pada secuil cinta kesaksian



kenapa kau berkliaran dengan menggendong rahasia-rahasia kecil , dasar nyeleneh kau bocah. apakah kau merindukan pemikiran kunjung tampil berkembang bagai ilmu dan pengetahuan makin kerdil makhluk terdidik. Lalu entah, melintas pasrah terbangnya itu kapas



Mungin tubuhmu molek pun sebelahnya ikut damai , kira bartranformasikan pesan bertajuk peran. siapa sebenarnya dalam sandiwara ruang waktu. melulu merasakan aktor tepi mata jalan lembutnya kasur empuk rerumputan malela



Hahh.. kapankah kau memega-megakan penghujung langit indah merekah, dari senja dan lembayung, fajar lugu merayukan lagu tentang  jauh dari bumi dan bintangnya tak bersajak kepiluan-mu tak membelenggukan palung hasrat pelukan tuan pun puan, semestinya



Kekasih-Nya lah yang memelukmu kemudian melapangkan sebelah ketiak kiri-mu itu, demikian air mata sebagai bukti mendung sedikit gerimis dan sepasang pelangi sebelum beduk memanggil sebagai tanda. Bulan lebih cepat memutari bumi, tak halnya matahari pun bintang kemintang melulur bersetungging tidak dapat bertangguh lagi;



Apa perlu, secarik pesan omelan ibu jari saking sayangnya benderangnya biasnya pantulan cahaya kuning  sesekali bulan menghitam, lalu merah berdarah sebagai penomena alam,  kembali pada illahiah. 



Gunung juga gedung tidaklah terlihat tinggi dan kuat, manakala itu sama dalam ketetapan sabar bersaling tindih pada luang zaman sebenih tulus nan keikhlasan bocah bodoh amatnya melepaskan lagi-lagi lupa itu perlu



Bertingkah sederhana serupa awan berbagi, melepaskan semua abjadiah hasrat melebur satu. duhai semut berjalan, mencari tak sadar ada keyakinan nan pasti ini tentang sanubari berdiri mujur , makmur, bertabur petikan bunga-bunga meamafkan. pergi memadu kasih dengan ucap empat salam trimakasih pada murni illahi

137 LUAPAN EMOSI SPONTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang