107. Sajadah Air Mata

36 2 0
                                    

Menuliskan Pesan...

Seperti biasanya kesungguhan ku belajar mengulangkan kata demi kata

Dari lantunan irama berbisikan nada tanpa noda

Dari segelas air ku cicipi tipis - tipis menorehkan prasa sama


Langit mengeluh, awan gelap menggrogoti biasnya cahaya

Pohon yang layu terkurung dalam ruang sungguh pilu

Burung yang diam menikmati sunyinya panorama

Air meluap melukiskan suasana kebijakan emosi



Baik mencerminkan nafas kehidupan...

Benar derunya ombak ucapkan salam pada pasir dan karang

Indah bumi ku cium menangis terbata - terbata

Entah buah pasrah manisnya melehkan jiwa nan raga


Rumahku bukan sekedar rumah

Kisah rumah berpodasikan cinta rohani illahiyyah

Berdidingkan dengan kasih sayang, beratap pula pada titik kerinduan

Sewaktu pintu terbuka oleh bayang - bayang misteri



Meratap hamba memadu kasih...

Mensiasati dari tumpukan akal budi juga naluri

Peristiwa, sebagian peran dari benih - benih ketenangan

Khawatir hilang seiring dimensi berterbangan


Bola mata tak mampu lagi melihat apa itu

Kini telinga tak bisa mendengar seruan semesta yang keruh

Langkahnya memang luluh lantah menjemu - jemu

Haqul Yakin, kembalilah kita dalam Ridho jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


"2018 Siang hari Ramadhan"

137 LUAPAN EMOSI SPONTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang