Menuliskan Pesan...
Seperti biasanya kesungguhan ku belajar mengulangkan kata demi kata
Dari lantunan irama berbisikan nada tanpa noda
Dari segelas air ku cicipi tipis - tipis menorehkan prasa sama
Langit mengeluh, awan gelap menggrogoti biasnya cahaya
Pohon yang layu terkurung dalam ruang sungguh pilu
Burung yang diam menikmati sunyinya panorama
Air meluap melukiskan suasana kebijakan emosi
Baik mencerminkan nafas kehidupan...
Benar derunya ombak ucapkan salam pada pasir dan karang
Indah bumi ku cium menangis terbata - terbata
Entah buah pasrah manisnya melehkan jiwa nan raga
Rumahku bukan sekedar rumah
Kisah rumah berpodasikan cinta rohani illahiyyah
Berdidingkan dengan kasih sayang, beratap pula pada titik kerinduan
Sewaktu pintu terbuka oleh bayang - bayang misteri
Meratap hamba memadu kasih...
Mensiasati dari tumpukan akal budi juga naluri
Peristiwa, sebagian peran dari benih - benih ketenangan
Khawatir hilang seiring dimensi berterbangan
Bola mata tak mampu lagi melihat apa itu
Kini telinga tak bisa mendengar seruan semesta yang keruh
Langkahnya memang luluh lantah menjemu - jemu
Haqul Yakin, kembalilah kita dalam Ridho jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
"2018 Siang hari Ramadhan"
KAMU SEDANG MEMBACA
137 LUAPAN EMOSI SPONTAN
De TodoTerhimpun dari kertas yang berisikan kata-kata yang terurai hingga pada akhirnya menjadi kalimat tersusun baik itu sajak, puisi, dan cerita pendek.