Terlihat gadis manis, dengan perawakan hampir mendekati kata sempurna. Itu sedang berjalan menuju perpustakaan, pandangannya lurus kedepan. Acuh pada sekitar, walau riuh sorak-sorai murid yang sedang menonton permainan bola basket.
Ia tak lepas dari tatapan mata para kaum Adam. Tak lama gadis itu keluar, dengan banyak tumpukkan buku tebal di tangannya, ia kesulitan untuk berjalan. Karena buku yang ia bawa itu, sangat amatlah berat.
"Neng. Mau abang bantuin, gak?" tanya Rendra kawan sekelas.
Gadis manis itu mengangkat pandangannya, dari tumpukkan buku-buku tebal itu. "Ini tugas lo, bege!" sambar gadis manis itu dengan ketus.
"Lo, Main tinggal-tinggal gue yang ganteng. Ini!" puji Rendra percaya diri.
Gadis manis itu segera menoyor kepala Rendra, setelah buku-buku itu pindah alih ditangan Rendra.
Rendra dan gadis ini berjalan menuju kelasnya XII IPA¹.
"Den. Gue ke toilet dulu" pamit gadis itu sedikit menahan.
"Oke-oke. Udah kebelet ya!" celetuk Rendra, untung saja ia tidak mendapat toyoran dari gadis manis itu, Karena kini ia sudah berlari kearah kamar kecil.
Dengan tergesa-gesa gadis manis itu menuju kamar kecil, ia meliarkan pandangannya kesejumlah pintu, tak ada satupun pintu yang terbuka saat ini membuat gadis manis ini harus menunggu.
"Duuh, lama amat. Sih!" desih gadis ini.
KANAYA SYAQUWILLA ZAHRA. gadis manis, berhidung mancung dengan mata berbentuk almond dengan bola mata berwarna hitam, bulu mata yang lentik, rambut hitam legam dengan panjang menjuntai di atas bokongnya, bibir yang tipis berwarna merah alami, dan dagu yang tirus, dengan perawakan hampir mendekati kata sempurna, dengan kulit putih bersih.
Klek...
Pintu yang tepat berada di hadapan Kanaya pun terbuka, memunculkan lelaki dengan tubuh atletisnya, sedang sibuk dengan rambutnya yang sedikit basah.
Mata Kanaya membulat sempurna, kemudian mengernyit bingung. "Kok_" Kanaya terheran, kenapa lelaki ini berani masuk ke dalam toilet Wanita?
"Lo, ngapain di sini?" tanya Kanaya dengan bingung
"Eh, jangan seenak jidat ya. Masuk-masuk ke toilet Cewek!" ocehnya.
Terdapat jelas guratan di kening lelaki itu, apa gadis ini tidak mengetahui, bahwa ini toilet Pria? Lelaki itu, lalu mencekal lengan kiri Kanaya. Dan menariknya ke samping toilet Pria. Yaitu toilet, Wanita.
"Berarti. Gue salah toilet!" batin Kanaya, pipinya memerah seketika
Dengan santainya, lelaki itu. Berjalan meninggalkan Kanaya, tanpa berbicara.
"Duuh. Untung aja!" Kanaya, menghembuskan nafasnya lega.
***
Setelah pelajaran Olahraga, Kanaya dan kawan-kawannya. kini menuju kantin, yang kini sudah di padati oleh banyak siswa.
Kanaya dan kawan-kawannya memilih duduk diujung, karena tempatnya yang agak luas, dan juga sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Sedang Direvisi)
Teen FictionSEDANG DI REVISI!! Tambahkan ke perpustakaan dan reading list anda. Jangan lupa baca, voment dan share... Salam Fictionwriter.