Kanaya tertawa kikuk, keringat dingin. "Duh jawab apa nih?" batin Kanaya bingung
"Nay. Cerita dong, gak papa!" paksa Amoura
Kanaya bingung, ia berniat untuk tidak bercerita.
"Naya. Ayolah, Kanaya cantik?" Niken dan Alea terus merayu.
"KANAYA... CERITA DONG! AAAH GAK SERU!" koar Liska, mereka kini sudah duduk melingkar di depan Kanaya siap mendengarkan cerita Kanaya.
Kanaya mengerutkan keningnya. "Kalian mau apa?" tanya Kanaya membuat mereka merajuk.
"Naya? Kalo lo mau cerita, nanti gue juga cerita!" Liska angkat bicara, demi apapun Kanaya sangat sulit bercerita.
Tak lama terdengar ketukan pintu, Kanaya segera beranjak dan membuka pintu itu.
Setelah pintu itu terbuka, lalu memunculkan lelaki yang kerap sekali di panggil dengan sebutan 'Abang' Haikal.
Kanaya menutup indra penciumannya, karena baru saja bau amis darah menusuk masuk kedalam hidung Kanaya. "Bang? Lo dari mana bau amat!" tanya Kanaya dengan suara dengung.
Terlihat Haikal dengan jacket kulit berwarna hitam dan juga celana hitam. Dan wajahnya penuh di hiasi oleh luka lebam, di lengan atasnya terdapat darah yang mengalir deras disana.
Haikal masuk kedalam kamar Kanaya, ia tidak menyadari bahwa kawan-kawan Kanaya sedang memperhatikannya.
Ketika Haikal masuk bau amis itu semakin menyengat.Kanaya baru menyadari bahwa wajah Haikal penuh dengan luka lebam.
"Bang! Lo abis apa? Ooh gue tau lo abis maling anak orang ya?" tanya Kanaya seraya terkekeh, Haikal mendelik perkataan Kanaya benar adanya, namun menurutnya itu adalah suatu candaan ringan saja.
"Biasa aja, mata lo jatoh nanti!" seru Kanaya mengusap wajah Haikal, Haikal meringis kesakitan.
"Mau apa ke sini?" tanya Kanaya setelah melihat kawan-kawannya mengintip dari luar.
"Obatin! Kalo Papa sama Mama tau, bisa ngamuk mereka!" pintah Haikal membuka jacket itu, ia belum juga menyadari bahwa kawan-kawan Kanaya berada di sana.
Setelah Haikal membuka jacketnya, kemudian membuka bajunya. Kawan-kawan Kanaya melotot sempurna melihat tubuh Atletis Haikal. Sungguh pacar idaman.
"Eh buset! Tuh perut. Aah jefri Nichol? Lewat" bisik Liska selaku penggemar Jefri Nichol
"Iyah, Adipati Dolken nomor dua deh!" Alea tak mengerjap sama sekali
"Subhanallah! Tampan sekali ciptaanmu ini ya Allah" Niken bersyukur ia dapat menemukan lelaki seperti Haikal. Mereka baru pertama kali melihat Haikal dan juga tubuh Haikal yang sangat mengguncang hati.
Lama Kanaya mengambil kotak P3K, akhirnya dia kembali kemudian ia terkejut melihat Haikal sudah tidak memakai bajunya. Lalu Kanaya menatap kelima Kawannya yang kini sedang menatap kagum ke arah Haikal.
Kanaya melempar Kotak P3K itu di atas kasur, lalu berlari ke dekat balkon kamarnya, kemudian menutup tirai itu tanpa menutup pintunya.
Haikal mengerutkan keningnya, kenapa Kanaya begitu aneh? Sudahlah tidak penting.
"Bang. Lo apaan sih, buka baju segala?" tanya Kanaya kesal
"Panas, dan sakit juga!" jawab Haikal
Kanaya mulai mengobati luka-luka itu, Haikal selalu meminta Kanaya untuk mengobatinya ketika ia terluka karena tawuran namun sang Adik tidak tahu jika dirinya adalah ketua geng motor yang berandal dan jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Sedang Direvisi)
Novela JuvenilSEDANG DI REVISI!! Tambahkan ke perpustakaan dan reading list anda. Jangan lupa baca, voment dan share... Salam Fictionwriter.