🍁~ Pengkhianat?

179 16 0
                                    

Amour menuntun Amoura menuju UKS sekolah, sejenak Amour memberi tatapan membunuh pada gadis gila itu, sedang yang di tatap malah memalingkan wajah sembari merasakan betapa sakitnya tamparan itu.

Setelah Amour pergi bersama Amoura, Sandra mendesis lalu mencak-mencak tak jelas, ia meliarkan pandangannya ke sekeliling semua pasang mata itu masih menatapnya. "Apa? Udah sana-sana bubar" usir Sandra, kemudian ia melenggang pergi meninggalkan kerumunan itu.

Sedang di lain tempat, para sahabat Amoura. Baru saja balik dari kantin, mereka mengernyit bingung ketika melihat kerumunan itu yang kini bubar.

"Eh, ada apa sih?" tanya Alea penasaran, pada salah satu siswa yang melintas di dekat mereka

"Kalian gak tau?" tanya siswa itu menunjukkan Alea dan lainnya

Alea berdecak kesal. "Kalo kita tau, gak perlu nanya. Bego!" ujar Alea dengan ketus, siswa laki-laki itu tertawa kikuk sembari menggaruk tengkuknya. "Iya juga_"

"Iya juga!" ulang Liska meledek

"Buruan, ada apa barusan?" tanya Alea mengintimidasi, lelaki itu sedikit gugup.

"Emh, anu_"

"Anu-anuan? Atau anunya Lo?" sentak Maura spontan Niken menempeleng kepala sahabatnya.

"Abis, Anu-anu aja" ucap Maura kesal, sementara Alea sedang menunggu jawaban dari lelaki di hadapannya ini.

"Tadi, Sandra abis_"

"Abis apa?" sambar Niken tak sabaran, lelaki itu terlalu lambat bicara dan terlalu lama di harapkan untuk menyelesaikan bicaranya, dasar kecot!

"Aah, kelamaan lo!" Alea mendorong tubuh laki-laki itu, lalu berlari menuju tempat kejadian tadi bersama yang lainnya.

"Amoura, ada di UKS" teriak lelaki itu, Alea masih mendengar.

Lain tempat, Amour sedang sibuk mengobati beberapa luka lebam yang baru bersemayam di pipi Amoura, ia masih punya hati untuk mengobati gadis ini, toh di juga sahabat Kanaya.

"Awh.. sakit" ringis Amoura spontan memegang tangan Amour yang tengah beroperasi di wajahnya.

"Owh, maaf. Ini memang sakit, lagian kenapa lo gak bales sih?" tanya Amour kembali mengobati pipi gadis itu.

Amoura hanya mengulas senyum pada Amour, tanpa berniat membalasnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Amour menatap wajah penuh lebam itu dengan serius

Amoura merubah posisi duduknya, lalu merapihkan rambutnya. Ia tak mau bercerita pada lelaki yang tengah menunggu jawabannya.

"Mora? Apa yang terjadi?" tanya Amour dengan tegas

Amoura beranjak, ia menyisir rambutnya dengan jarinya, lalu mengikatnya kembali dengan rapih.

"Mor, gue gak bisa cerita sama, Lo." jawab Amoura dengan cuek. Amour mendengus sinis. "Itu bukan jawaban" katanya dengan dingin

"Mor. Ini memang bukan jawabannya, tapi gue mohon jangan paksa gue untuk cerita" timpal Amoura mengambil tasnya lalu beranjak pergi, belum Amoura keluar dari UKS itu, Amour segera menahan lengan gadis itu.

AMOUR (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang