🍁~ Nemu teman curhat

132 14 0
                                    

Amour, lelaki tujuh belas tahun ini jarang sekali ada di rumah, dan selama Kanaya terbaring koma, dirinya juga jarang sekali berkumpul dengan para sahabatnya yang dulu sering dilakukan.

Bak di telan bumi, Amour menghilang dari daerah kekuasaannya dan seakan memberi peluang untuk kawanan musuh merebut kekuasaan yang sudah lama di gaetnya.

Ia terus berkutat bagaimana cara untuk menjelaskan semuanya kepada Haikal, permusuhan ini akan terus berjalan seiring berjalannya waktu, jika salah satu dari mereka tidak ada yang berusaha membenahi.

Aaahhh...

Amour mengerang, mengacak kepalanya frustasi. Kemudian ia memejamkan mata sejenak untuk menjernihkan pikirannya.

***

Di sini Amour berada, rumah sakit mutiara jakarta.

Ia tak memikirkan apa yang akan terjadi nanti, jika ia datang ke kamar inap Kanaya secara terang-terangan, yang pasti pagi ini ia harus bertemu dengan gadis manis itu, seorang gadis yang sudah sukses membuat ruang kecil di hatinya.

"Amour?" panggil seseorang, Amour membalikkan badannya ke arah sumber suara, ia mendapati Amoura sedang berlari kecil ke arahnya.

Amour diam menatap datar seorang yang sudah ada di hadapannya, yang sedari ia datang selalu meyungging senyum, Amour menganggapnya aneh.

"Lo, mau jenguk Kanaya?" tanya Amoura dengan wajah yang sangat berseri tak ada selip rasa sedih di wajahnya.

Amour mengangguk satu kali, gadis di hadapannya membulatkan mulutnya seraya mengangguk paham.

Kedua lengannya ia masukkan kedalam saku sweaternya, senyumnya masih mengembang lebar. "Ayo, bareng" ajak Amoura matanya tak lepas dari bola mata Amour.

Namun Amour tak mau membalas tatapan itu, ia tidak ingin berkhianat dari Kanaya.

"Lo, ngapain di sini?" tanya Amour dingin, matanya menatap tajam Amoura.

Tak mau ambil pusing untuk menjawab, Amoura segera menarik lengan Amour dan membawanya ke suatu kamar, yang di percayai adalah ruang mayat.

"Kenapa_"

"Syuut, ada Haikal"sambar Amoura menaruh terlunjuknya di antara bibirnya.

Amour menepis cekalan Amoura, sedang yang mencekal tertawa kikuk. "Ow, maaf" ucap Amoura kembali menaruh lengannya di saku sweaternya.

"Gue kesini, mau jenguk Kanaya. Bukan ke kamar mayat" ujar Amour datar, matanya selalu saja menatap semua orang tajam termasuk Amoura.

"Oh, oke gue ngerti. Di ruang inap Kanaya gak ada siapa-siapa, Haikal juga udah pergi" sahut Amoura, seakan wajah berseri itu hilang dan kini hanya ada wajah yang sedih.

Tak mau berlama-lama bersama gadis aneh itu, Amour segera beranjak dari kamar mayat itu menuju ruang inap Kanaya.

Menit berikutnya, Amour sudah berada di depan pintu kamar inap Kanaya, ia menatap pintu itu ragu. Biasanya ia akan datang ke sini ketika tengah malam dan itu tampak biasa saja tidak segugup ini.

"Kamu Amour?" suara berat itu menginterupsi Amour, ia menoleh ke arah si pemilik suara.

Ia mendapati Ilham dan di sampingnya ada Dinda ibunda Kanaya, mata Ilham menatap wajah Amour serius.

AMOUR (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang