🍁~ Berubah!

154 16 0
                                    

Diam dan tak bersuara...

Hening...

Amour beranjak dari basecamp ijo tomat. "Mor? Kemana?" tanya Ifan sedikit kencang, karena Amour sudah menaiki motor ninjanya.

"Club" jawab Amour dingin...

"Ais, gak ngajak. Seru tuh, ikut aah" sahut Ifan dengan semangat 45, lalu segera beranjak bersama sejumlah geng Mapel menuju club malam, yang biasa mereka datangi.

Sesampainya di sana, mereka memarkirkan motornya di beberapa deretan kendaraan lainnya...

Hingar-bingar suasana di dalam, membuat Amour sedikit tergoda untuk menikmati segalanya di sini, ini kali pertama Amour kembali mengunjungi tempat ini, setelah tiga tahun silam.

Terakhir ia kesini, ketika semua masalah datang sekaligus, tanpa bisa di selesaikan. Ia memilih duduk di kursi paling ujung...

"Dua botol Vodka, tiga wine, satu beer" mereka tercengo, entah apa yang membuat Amour memesan semua itu.

"Mor? Lo gak mabokkan?" tanya Ifan dengan wajah yang tak percaya

Amour tersenyum miring. "Persetan!" ucap Amour lalu melenggang pergi.

Gerombolan wanita-wanita itu menghampiri Amour, sembari menggodanya, membuat Amour bergidik ngeri.

"Minggir" pintah Amour, tubuh Amour terhimpit beberapa wanita di sana, ia hanya ingin menikmati minuman, tidak wanita... Ayolah dia tidak ingin mengkhianati janjinya pada Kanaya.

Ada yang melendot, ada juga yang merangkul, mencubit pipinya dan banyak lagi, Amour risih dengan semua ini...

"Oh, baby... Jangan ganggu bos gue, mending ama gue" Ifan menerobos ke gerombolan itu, Amour sedikit bernafas lega, untung saja Ifan mengerti, jika tidak emosinya akan membeludak.

Tanpa babibu, segerombolan wanita tadi langsung menurut pada Ifan.

Sandi menelan salivanya susah payah, ia masih belum percaya jika Amour memesan semua ini, ia yakin sekali Amour tidak akan bisa mengontrol dirinya ketika mabuk...

Sandi meliarkan pandangannya, matanya membulat sempurna, melihat Ifan sudah di kelilingi banyak wanita, lalu bergeser pada Reyhan dan juga Arya mereka berdua sibuk dengan game onlinenya, dan Vito dan Kaisar hanya melipat kedua tangan dengan senyum sinis terukir...

Mereka tahu jika Amour sedang ada masalah, mereka memilih tuk menjaga Amour.

"Mor? Lo gak lagi tidurkan?" tanya Sandi, geleng kepala.

Amour hanya tertawa, ia sudah meneguk habis satu botol beer...

"Kanaya? Dia pasti milik gue, gue udah terlanjur sayang sama dia" koar Amour ia sedikit tak sadar...

Sandi tidak ingin menyentuh sedikitpun minuman itu, ia tidak ingin melanggar perjanjian dengan ibunya.

Jam menunjukkan 11.30 malam dan suasana semakin rusuh dan tak terkendali...

Amour membiarkan seluruh tubuhnya tersentuh oleh wanita-wanita yang menyapanya, sampai ingin mengecupnya namun itu tidak berhasil, karena Sandi, Kaisar, dan juga Vito segera menarik Amour agar tidak melakukan yang tidak-tidak.

AMOUR (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang