🍁~ [01] FB=3TH Silam

154 17 0
                                    

"Hidung pesek!!" ucap Amour menarik gemas hidung Sanaya, si pemilik hidung itu berteriak kesal, pasalnya Amour selalu saja menjahili dirinya dengan menarik hidung dan pipi gadisnya.

"Mata kamu tuh, katarak!" sembur Sanaya ketus, ia memajukan bibirnya lalu meninggalkan Amour yang baru saja menyelesaikan permainan bola basketnya.

Amour tersenyum lebar, gadis dengan pipi tembam itu telah menghilang di balik tembok...

Setelah meneguk tandas air mineral itu, ia segera berlari menyusul langkah Sanaya.

Ia melihat gadis itu, tinggi dengan rambut legam sepundak, kulit putih bersih dan hidung mancung...

Ia sedang bergabung bersama kawan sekelasnya, ekor matanya melirik ke arah Amour yang tengah berdiri di sampingnya, namun ia malah memilih mengobrol bersama kawan-kawannya...

Patung hidup, itu yang pantas di sandang oleh Amour siang ini, sebab ia tetap berdiri tepat di samping Sanaya.

"Kalo Aku cari cewek lain gimana?" tanya Amour iseng, sedang yang di ajak bicara hanya diam tak menghiraukan, itu kata-kata yang selalu Amour katakan ketika Sanaya sedang merajuk.

"Ooh, beneran? Di bolehin nih?" lanjut Amour, Sanaya tak bergeming, di dalam hatinya ia sudah sangat-sangat marah.

"San? Amour tuh godain Adek kelas" ucap Lisma, dengan senyum yang di kulum.

Sanaya menoleh, benar Amour sudah tidak ada di sampingnya, melainkan sedang mengoda Adik kelas di bawah rindangnya pohon beringin.

Plak...

Tamparan itu mendarat di pipi Amour, sakit berdenyut-denyut mendera Amour...

"Jahat!" ucap Sanaya matanya berair siap terjun bebas membasahi pipinya.

Amour menoleh, lengannya melayang di udara, sedang Sanaya memejamkan matanya takut jika telapak Amour mendarat di pipinya.

Lengan Amour melayang lalu menarik Sanaya ke dekapannya, mereka kini menjadi pusat perhatian...

"Gue sayang, lo" ucap Amour, lalu mengecup puncak kepala Sanaya.

Sanaya melepas dekapan itu, ia memajukan bibirnya matanya menatap tajam Amour, Pria ini bisa saja membuat jantungnya berdebar kencang. "Maaf!" ucap Sanaya sewot

"Senyum" pintah Amour datar, wajah tampannya sangat meluluhkan kobaran api di hati Sanaya, tanpa terasa Sanaya menyungging senyum lebarnya.

"Gitu dong" Amour mengacak puncak kepala Sanaya.

***

"Rendra? Lo bener gak mau ikut?" tanya Sanaya sedikit berteriak, karena pemilik nama itu sudah terpaut jarak jauh dengannya.

Tanpa membalikkan tubuhnya, ia hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda ia tidak akan ikut.

"Yakin? Tapikan ini seru, ikut yaa" mohon Sanaya masih berdiri diambang pintu, sedang lawan bicara terus melangkah tanpa berhenti, atau sedikit memberi penjelasan sama sekali.

AMOUR (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang