Pagi yang cerah, dan sejuk. Terlihat Kanaya sedang berjalan santai menyusuri koridor dengan senyum yang mengembang.
Ia rindu dengan suasana sekolah, sudah tiga hari ini ia tidak masuk.
Dan ia sangat rindu dengan suasana kelas dan juga teman-temannya, Kanaya terus berjalan. Sesekali ia menyapa dan melempar senyum pada semua orang yang berpapasan dengannya.
"Naya?"
Kanaya menoleh ke belakang, ia mendapati Niken sedang berlari dengan wajah yang panik, ke arahnya.
Kanaya mengerutkan keningnya.
Niken kini sudah berada di hadapan Kanaya, dengan nafas yang terengah-engah. "Nay, Amour! Amour"
"Amour kenapa?" tanya Kanaya mulai panik
Niken sangat panik, sampai ia sulit berbicara dengan baik. "Amour!" ucap Niken lengan kanannya menunjuk ke arah gerbang sekolah.
Tanpa babibu Kanaya berlari ke arah gerbang sekolah, terlihat siswa TRIHASTA berlarian mengerumuni Amour.
Kanaya kembali berlari, ia kini berada di belakang kerumunan, ia sangat kesulitan untuk melihat siapa yang tengah menjadi tontonan mereka.
Kanaya menyeludup masuk ke kerumunan itu. "Amour?" bibirnya bergetar.
Tidak ada satupun orang yang bisa menghentikan kemurkaan Amour.
"Amour!! Stop" teriak Kanaya, namun Amour tidak menghiraukan itu"Amour, berhenti!" Kanaya kembali berteriak.
Kanaya berlari lalu memeluk tubuh Amour dari belakang, hingga Amour menghentikan itu, setelah Rendra sudah di tangani oleh beberapa sahabat Amour.
Amour terdiam, ia mengusap pelan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.
Kepala Amour menoleh sembilan puluh derajat, lalu melepas lengan Kanaya yang melingkar di perutnya.
Amour berbalik, melihat gadis manis itu terisak, ia segera menarik Kanaya ke pelukannya, sembari mengusap rambut legam Kanaya.
"Kenapa rasanya sakit?" batin gadis itu, dari kejauhan.
"Mora? Romantis ya Kanaya sama Amour!" Niken menepuk bahu Amoura pelan, Amoura terperanjat ketika Niken muncul dengan tiba-tiba.
"Hm" Amoura hanya berdeham lalu melenggang pergi
"Hm, aja?" tanya Niken menyusul Amoura yang berjalan mendahuluinya
"Terus?"
"Ya gak tau juga" Niken menggeleng.
Disini Amour dkk, dan Kanaya dkk berada, Rooftofh.
"Awh, pelan-pelan!" Amour meringis kesakitan
"Oh, maaf. Sakit ya?" tanya Kanaya
Amour tersenyum. "Sakitan di tinggal kamu" ujar Amour.
Kanaya mengembangkan senyumnya, pipinya memerah. "Masa sih?" tanya Kanaya tak percaya
"Gak percaya? Belah aja dada ayam!" kekeh Amour
Mata Kanaya membulat sempurna. "Kok dada Ayam? Bukan dada kamu?" tanya Kanaya bingung
Amour tertawa. "Kalo dada gue di belah berarti gue akan ninggalin lo, dong!" jawab Amour menarik hidung Kanaya gemas.
"Aah, sakit!" Kanaya memajukan bibirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Sedang Direvisi)
Fiksi RemajaSEDANG DI REVISI!! Tambahkan ke perpustakaan dan reading list anda. Jangan lupa baca, voment dan share... Salam Fictionwriter.