🍁~ Mapel beraksi

342 32 0
                                    

Amour, masih santai dengan secangkir susu coklatnya. Dibalkon kamarnya sembari menikmati keindahan langit malam bertabur bintang.

"Abang?" panggil Ranya, dari balik pintu.

Amour masih saja diam.

"ABANG!" jerit Ranya, membuat Amour tersadar, lalu segera membukakan pintu untuknya.

"Apa?" tanya Amour datar

"Anterin, Aku" pinta Ranya memohon.

Amour segera bersiap, lalu mengambil kunci motornya di atas meja nakas.

"Ayo" ajak Amour kini sudah di ambang pintu.

Ranya tercengo. "Hah? Ayo." Ranya segera mengekori sang Abang.

Di sini mereka berada, toko buku.
Ranya segera memasuki toko itu, meninggalkan Amour sendiri di atas motornya. Amour memeluk tubuhnya sendiri, angin malam ini sangat dingin.

Tak lama Amour menerima notif WA dari, Haikal. Ketua geng motor DIGEN.

Haikal Gantara
Ranya ada sama gue!

Amour mengernyit bingung, apakah Haikal ingin berbohong? Baru saja ia bersama Ranya.

"Anjir!" Amour segera memasukkan kembali benda pipih itu, kedalam sakunya. Lalu berlari masuk kedalam toko itu.

Amour meliarkan pandangannya, ke setiap tempat, namun Ranya tidak ada. Ia terus berlari ke sana kemari dengan panik, terus mencari hingga akhirnya ponselnya kembali bergetar.

Haikal Gantara
Bodoh, udah gue bilang!

Amour baru sadar, jika Haikal sangatlah licik.

Amour Yolandamara
Dimana Ranya?

Haikal Gantara
Gedung tua, deket kafe Lolipop.

Amour segera bergegas kesana, tanpa harus memberitahu semua anggota geng MAPEL.

Sesampainya di gedung tua, Amour segera masuk dan menerobos kegelapan gedung itu, hingga ada satu cahaya lilin di sana, bersama Ranya yang sedang di sekap.

"Luar biasa" puji Haikal menepuk tangannya kagum.

Amour membalikkan tubuhnya, kearah Haikal dengan sejumlah anggota DIGEN.

"Licik" ujar Amour dengan senyum miringnya.

"Ooh, ternyata bodoh juga pemimpin Mapel!" seru Haikal.

"Mau apa, lo sekap Adek gue?" tanya Amour to the point.

"Lo, masih nanya gue, mau apa sekap adek. Lo?" tanya Haikal dengan senyum evilnya.

"Satu menit, untuk pamit sama Adek lo yang cantik. Ini!" pintah Azka sudah siap dengan pisau lipat yang bertengger di leher Ranya.

Amour, membalikkan tubuhnya ke arah sumber suara, rahangnya mengeras. Ia sangat murka kala ini, kenapa harus mengaitkan Adiknya dalam dunianya?

AMOUR (Sedang Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang