Amour melirik ke arah jam dinding, kini menunjukkan pukul 10.15.
Sudah dua hari ini, ia masih setia menunggu Kanaya, gadis itu kini sudah tidur tiga jam yang lalu.
Kedua orang tua Kanaya belum juga tiba, membuat Amour geram akan semua ini.
Mata Amour kini menatap wajah Kanaya dengan intens, rasanya nyaman sekali melihat wajahnya yang sedang tertidur pulas, Amour menyunggingkan senyumnya, menit berikutnya terdengar suara ketukan pintu.
Amour menoleh, pintu itu terbuka memunculkan kedua orang tua Kanaya, Amour beranjak dari duduknya.
Terlihat Dinda segera berhambur memeluk anak bungsunya, sembari terisak.
Amour melangkah menuju luar, setelah ia berpamitan pada Kedua orang tua Kanaya.
Kakinya terus melangkah dengan cepat.
Bruk...
Amour menabrak seorang gadis dengan seragam sekolah yang sama dengannya, dia terduduk sembari meringis semua obat-obatan yang ia bawa berhamburan ke lantai.
Amour diam, ia hanya berdiri dengan santainya.
Kepala gadis itu terangkat menatap Amour dengan kesal, bagaimana mungkin dia tidak membantunya? Dasar lelaki sombong.
Gadis itu berdiri lalu mengeram kesal ke lelaki itu, Amour hanya mengerutkan keningnya, kini ia tahu siapa gadis itu, Amoura.
"Amour?" Amoura terbelalak
"Ngapain lo di sini?" tanya Amour dingin
"Emh, anu itu gue mau_"
"Jenguk Kanaya?" tanya Amour memotong pembicaraan Amoura
"Nah. iya!" Amoura mengangguk. "Jenguk Kanaya? Emang dia sakit apa?" batin Amoura.
"Hey, kok diem? Gue balik ya" pamit Amour melenggang pergi
Amoura menatap punggung Amour yang kini sudah menghilang di balik tembok, lalu ia beralih pada obat-obat yang berserakan di lantai. "Kanaya sakit apa? Kalo gue jenguk dia. Ngapain gue bawa obat? Harusnya bawa buah-buahan dasar Amour aneh!" batin Amoura tersenyum geli.
"Hai, boleh gue bantuin?" tanya Haikal melihat Amoura sedang memunguti satu persatu pil-pil itu.
Amoura mengangkat kepalanya, ia mendapatkan Haikal, Abang Kanaya.
Sebenarnya mereka beda tiga tahun saja.
"Abangnya Kanaya bukan?" tanya Amoura memastikan
Haikal mengangguk sembari tersenyum, pertama kali Haikal bertemu dengan Amoura di suatu cafe bersama Kanaya, ia sangat unik menurutnya.
"Boleh!"
Haikal segera memunguti obat-obatan itu dengan cepat, matanya tak lepas pada wajah Amoura.
"Ini obat siapa?" tanya Haikal pada Amoura
Amoura diam tatapannya kosong, ia tidak sama sekali mendengar omongan Haikal.
"Hey? Kok bengong?" tanya Haikal menyentuh bahu kanan Amoura
"Hah? Apa?" Amoura tersentak seketika lamunannya buyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR (Sedang Direvisi)
Подростковая литератураSEDANG DI REVISI!! Tambahkan ke perpustakaan dan reading list anda. Jangan lupa baca, voment dan share... Salam Fictionwriter.