Chap 9. Takut

920K 68.3K 3.8K
                                    

"Alister"

Tok...tok..tok...

Ketukannya semakin kencang seolah pertanda kalau ia ingin Ana membuka jendelanya.

Dengan gemetar tangannya membuka jendela tersebut, dan... Benar saja, Ana mendapatkan Alister di sana.

"Alister, kamu ngapain ke sini malem-malem?"

Alister terlihat tersengal-sengal, napasnya begitu berat. Terlihat peluh keluar membasahi pipinya.

"Boleh masuk?" tanya Alister.

"Ma-masuk apanya?" tanya Ana ketakutan.

"Masuk guenya lah, masa gue diem di jendela kek maling!"

Ana terdiam sejenak, seorang cowok mau masuk ke kamarnya? Jantungnya berdebar-debar tak karuan.

Ana lalu mundur beberapa langkah membuat Alister menghembuskan napas kesal seolah mengerti apa yang ditakutkan oleh Ana.

Tiba-tiba Alister mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Ana lalu berkata.

"Gue janji nggak bakal ngapa-ngapain."

Mata Alister berubah menjadi sayu, jari kelingkingnya terus terulur dengan wajah yang terkesan serius. Ana menelan ludahnya, berusaha memberanikan diri lalu berjalan maju mendekati Alister.

Tangannya terangkat lalu menautkan jari kelingkingnya di kelingking Alister, tanda kalau Ana menerima janjinya.

"Oke," balas Ana dengan ragu.

Alister tersenyum lalu naik ke jendela tersebut lalu melompat melewati meja tempat Ana menulis.

Brakkk...

Suara kaki Alister begitu nyaring di dalam kamar tersebut, membuat Ana takut lalu memeriksa pintu kamarnya.

Aman, ternyata sudah di kunci.

"Kamu ngapain ke sini?" tanya Ana takut.

Kali ini bukan takut oleh Alister, Ana lebih takut ketahuan Diana kalau dia mengizinkan Alister untuk masuk ke kamarnya.

"Ajarin gue matematika buruan!"

"Kenapa enggak lewat pintu? Kenapa harus manjat pohon sampe masuk lewat jendela kamar?" ucap Ana panjang lebar, benar, ia sangat takut jika Diana datang kemari.

Maka dari itu, Ana sangat harus menginterogasi Alister agar mendapatkan jawaban yang meyakinkan.

"Kalo gue lewat pintu yang ada gue diusir sama nyokap lo!"

Alister menarik kursi yang selalu di pakai Ana untuk menulis, dia langsung duduk dengan rapi dan membuka buku matematikanya.

"Jangan banyak tanya, buruan. Ajarin gue matematika!"

Ana menyilangkan kedua tangannya, sepertinya sudah cukup Ana memperlakukan Alister dengan baik, sekali lagi ia selalu tekankan dalam hatinya. Jangan terlalu berharap.

"Kamu bisa enggak sopan sedikit kalo minta tolong!"

"Eh, ini gue barusan udah minta tolong!"

Ana masih menyilangkan kedua tangannya dan tidak berkata sepatah katapun.

Melihat reaksi Ana seperti itu, Alister mengembuskan napas pasrah.

"Oke. Oke. Ana... Gue mau minta tolong, AJARIN GUE MATEMATIKA!" ucap Alister tiba-tiba berubah dengan nada tinggi membuat Ana kesal.

"Keluar!"

What?

Alister kaget saat Ana mengusirnya dengan lantang seperti itu, persis Diana yang sangat sadis ketika mengusirnya.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang