Chap 38. Menghargai

773K 50.8K 5.4K
                                    

Udah lama banget ya ga update? Wkwk

Mending ga di target kan😋

Hehe maaf, aku buka online shop sih, jadi pulang kuliah langsung ngurusin OS sampe malem, jadi males nulis✌

Harap maklum

Oke, jangan lupa komentar yang baanyaaakkkkkkkk

Happy reading....

Tasya tengah memeluk Revalina dengan mata sembab, dia menangis tersedu-sedu karena Alister sudah mempermalukannya di sekolah.

Ya, Tasya tahu Revalina sudah lama berpisah dengan Hutomo, Ayah kandung Alister yang selalu menjemputnya jika sedang berada di club bersamanya, juga memarahi Alister di depan umum, menyebalkan.

Tapi saat ini, Tasya benar-benar membutuhkan dukungan, apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan simpati dari Revalina.

"Tante... Alister jahat, Alister udah berubah!" rengek Tasya sambil memeluk Revalina dengan air mata yang terus berjatuhan membasahi pipi.

"Berubah kenapa?" tanya Revalina kaget.

Sebenarnya, Revalina sama sekali tidak mengerti kenapa Alister berubah, bahkan untuk mengobrol saja dia tidak pernah. Alister sangat enggan untuk tersenyum padanya, dan itu sangat menyakitkan.

"Dia, masa deket-deket sama cewek penggoda di sekolah. Ya aku larang lah, tapi dia malah marah-marah sama aku, tante hiks hiks."

Benarkah?

Batin Revalina sejenak tersentak dan tidak percaya terhadap ucapan Tasya barusan.

"Maaf, nama kamu siapa ya?" tanya Revalina dan itu membuat Tasya sangat kesal.

"Tasya, Tante. Aku pacarnya A-"

Sebelum Tasya melanjutkan ucapannya, pintu apartemen tiba-tiba saja terbuka. Menampakan Alister yang tengah berdiri tegak sambil membawa koper yang penuh dengan pakaiannya.

Alister menatap Tasya dengan tajam, sorotan matanya menyala seperti burung elang yang ingin mengamuk.

Bagaimana tidak, saat ini Tasya sedang memeluk Ibunya yang tidak tahu apa-apa. Cuma manusia paling bodoh di dunia yang dapat mempercayai segala ucapannya.

Kecuali jika Ibunya memang bodoh.

Langsung saja Alister masuk ke dalam apartemen dengan menggeret kopernya, dia menghela napas, berusaha mengatur emosinya agar tidak meledak.

"Tasya? Ngapain lo di sini?" tanya Alister heran dengan tatapan tajamnya.

"Ngapain lo bilang? Lo nggak ngehargain gue sama sekali, Alister!"

Alister masuk lalu mengambil segelas air, dan meminumnya dengan tenang.

"Gue hargain lo, tenang aja. Berapa harga lo? Gue beli sekarang juga, biar gue bisa sumpel mulut lo yang nggak sopan!"

Revalina yang mendengar kata-kata tersebut langsung melotot kesal, kenapa anak satu-satunya yang dia sayangi bisa berkata sekasar itu?

"Alister! Mama nggak pernah ngajarin kamu buat bicara-" ucap Revalina terpotong.

Alister langsung meninggalkan mereka berdua dengan wajah tidak pedulinya. Tapi sebelum dia pergi, Alister berkata pada Revalina dengan tatapan sendu.

"Emang Mama pernah ngajarin apa sama Alister?"

Setelah itu, dia masuk ke sebuah kamar. Entah kamar siapa, yang pasti ini bukan kamar utama. Setidaknya di apartemen ini Alister bisa melihat pemandangan yang indah.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang