Chap. 12 Jahat!

896K 63.6K 6.4K
                                    

"Aku pikir Alister itu baik, aku pikir Alister itu enggak sama kaya mereka karena memang dari awal masuk SMA dia siswa yang baik. Tapi aku salah, Alister jahat. Dia sama kaya mereka semua yang cuma manfaatin aku. Aku enggak salah kan marah sama Alister?" teriak Ana sambil memeluk batu nisan di bawah rintik hujan yang deras.

Tiba-tiba saja seperti ada yang melindungi kepalanya dari air hujan. Rintik air yang membasahi wajahnya kini berhenti.

Ana langsung memutar badannya dan membuka mulutnya lebar karena dia sangat kaget melihat Alister.

Ya, Alister ada di sini mengikutinya lalu melindungi Ana dengan jaketnya agar tidak terkena hujan.

"Lo enggak salah, lo berhak marah. Gue emang jahat, Ana."

Ana tertegun untuk beberapa saat mendengarkan ucapan Alister yang begitu penuh penyesalan.

Wajahnya merunduk sayu seperti tak bernyawa, matanya sendu seperti menahan beban yang amat sangat menyakitkan.

Dalam sekejap, Ana menghapus tiap air mata yang turun membasahi pipinya. Dia langsung berdiri dan menatap Alister dengan tajam.

"Ngapain kamu ke sini?"

"Jadi, kalo pulang sekolah kamu pergi ke hutan itu... Ke sini, ya?" tanya Alister.

Nada bicaranya begitu pelan, bahkan suara derasnya air hujan yang membasahi mereka lebih kencang dibanding suara Alister saat ini.

"Bukan urusan kamu, jadi mendingan kamu pergi!"

Alister menghiraukannya, dia malah menatap Ana lekat. Entah kenapa hatinya sedikit sakit melihat Ana memeluk makam Ayahnya dan bercerita tentang dirinya yang amat jahat.

Sejahat itulah dirinya? Yang menjadi pertanyaan besar dalam hatinya. Sejak kapan dia menjadi cowok jahat yang selalu menyakiti orang lain?

"...Ana, gue tau gue salah. Tapi dengerin gue dulu!"

"Minggir!"

Saat ini, tidak ada Ana yang diam dan tersenyum palsu didepan Alister. Tidak ada lagi Ana yang kuat menahan sakit yang meradang oleh sikapnya.

Kali ini, Ana pergi begitu saja meninggalkan Alister tanpa takut dengan air hujan. Dia berjalan entah ke mana, kakinya terus menjauh dari Alister.

Tapi tidak semudah itu, Alister langsung memegang tangannya.

"Sebelum gue anterin lo pulang, ada yang mau gue omongin dulu, jadi please dengerin gue buat kali ini!"

Apa yang Ana rasakan saat ini sangat campur aduk. Marah, kesal, dan... Entahlah, dia tidak mendeskripsikan hal ini.

Pertama, dia sangat marah karena sikap Alister yang keterlaluan. Kedua, dia kesal karena Alister mengikutinya. Ketiga, jantungnya berdegup kencang saat Alister menggenggam tangannya seperti ini.

Ana mengusap wajahnya yang basah kuyup karena air hujan dan langsung menatap Alister.

"Terus mau kamu apa?!" bentak Ana sambil berusaha melepaskan tangannya.

"Gue tau apa yang gue lakuin ini keterlaluan. Tapi, lo bisa liat kan kalo gue bener-bener nyesel? Kali ini gue tulus!"

"Buktiin!"

"Oke gue buktiin, tapi yang pertama lo jangan marah marah sama gue. Gimana bisa gue buktiin kalo lo menghindar kaya gini, Anastasia Mysha!" ucap Alister penuh penekanan saat memanggil namanya.

"Oke aku gak bakal marah, tapi kamu bisa kan lepasin tangan aku dulu?"

Ana baru sadar kalau Alister masih menggenggam tangannya, dia terlalu fokus untuk mendengar setiap ucapan Alister sampai-sampai dia lupa dengan posisi seperti ini.

Sementara Alister tidak menjawabnya, dia malah khawatir pada Ana. Bibirnya begitu pucat, seperti orang yang kedinginan. Ditambah saat ini hujan deras, jaket Alister saja sudah basah kuyup, tidak bisa digunakan lagi untuk melindunginya.

"Alister lepas!" bentak Ana.

Tentu saja Alister menghiraukannya lalu menarik Ana agar bisa berlindung di mobilnya.

Tak lama kemudian mereka sampai di tempat di mana Alister menyimpan mobilnya.

Hal yang kembali membuat Alister kesal, Ana malah diam seperti patung, tidak peduli pada hujan deras, dia malah berdiri di depan pintu mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Masuk, lo udah pucet kek gitu masih mau ngomel?"

Ana menatap Alister yang begitu... Serius? Sampai-sampai Ana tidak berani menatapnya lagi.

"Mau gue gendong atau masuk sendiri?"

Deg

Sejak kapan dia berani berkata seperti itu pada seorang cewek? Bukannya Ana yang gemetar malah Alister yang menutup mulutnya sendiri.

"Kenapa?" tanya Ana.

"Lo ga denger kan?"

"Denger ko, cuma aku bingung aja. Mana mungkin cowok kaya kamu mau gendong..."

Belum sempat Ana menyelesaikan ucapannya, Alister dengan gesit menghampirinya dengan tatapan yang menyeramkan, membuat Ana mbulatkan matanya dan langsung memasuki mobil Alister.

Jantung Ana kembali berdegup kencang, benarkah itu Alister yang ia kenal?

Sementara Alister hanya tersenyum kecil, entah kenapa suasana yang tadinya sangat dingin berubah menjadi hangat hanya karena sikap Ana yang... Lucu?

Alister masuk ke dalam mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia menjalankan mobilnya dengan perlahan.

"Ko pelan banget?" tanya Ana memecah keheningan.

"Sebenernya gue mau ajak lo ke tempat rahasia gue, tapi... baju lo basah banget."

"Jadi?"

"Jadi nanti malem gue jemput!"

Ana menghela napas kasar, tidak mungkin Alister pergi ke rumah. Mungkin Alister akan menghadapi macan betina terlebih dahulu jika ingin menjemputnya.

"Paling kamu cuma mau minta maaf kan?"

"Bukan," jawab Alister singkat padat dan jelas membuat Ana beralih menatapnya bingung.

"Dari pada liatin gue, mending Lo minum dulu nih." Alister langsung memberikan Ana satu botol air mineral yang ada di mobilnya.

Benar, Ana sangat haus. Dia tidak bisa menolak Alister kali ini. Ana langsung meminum air tersebut.

Entah berapa tegukan, yang pasti air yang mengalir ke tenggorokannya begitu menyegarkan.

Tunggu dulu. Beberapa saat setelah Ana meminum air tersebut dia tersadar.

Bukankah air di dalam botolnya tidak penuh? Tutupnya juga tidak terkunci.

"Ini bekas siapa ya?" tanya Ana sambil mengacungkan botol tersebut.

Karena mobilnya sudah di pinjam oleh Alana dan Tasya, bisa saja air ini bekas mereka, benarkan?

"Itu bekas gue," jawab Alister dengan santai sambil mengendarai mobilnya.

Ana membulatkan matanya. Tadi dia meminum air tersebut dan Alister meminum air tersebut, bibir Ana juga menyentuh botol itu.

Apakah bibir Alister juga menyentuh botol itu?

Jantung Ana berdebar-debar. Dia langsung memegang bibirnya dengan wajah yang amat sangat tegang.

"Lo kenapa?" tanya Alister.

"Kamu jahat! Kamu udah ambil ciuman pertama aku!"

Love you readers...

Oke cukup sekian dari aku hehe oh iya, sebenernya aku bingung mau pake cover yang mana.

Dari kemarin ganti-ganti cover terus.

Ada yang mau ditanyain?

Ig: ekaaryani01

Oke dadahhhh❤

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang