Chapter 28. Perpisahan

834K 58.7K 5.9K
                                    

Bakal update kalo udah 500 komentar ya, biar tambah tambah semangat wkwk langsung update kan ga ingkar janji💕

Kalo ada typo benerin ya🙏

Happy reading...

Ana mengerjapkan matanya beberapa kali, sepertinya dia terlalu lemas karena naik turun gunung sekaligus dan belum terbiasa.

Dia membuka matanya dengan perlahan, ternyata ada Alister yang sedang menatapnya lalu perlahan tersenyum.

"Jam berapa ini?" Ana terperanjat kaget.

Sambil memasang wajah kagetnya saat melihat ponselnya, Ana langsung meminta Alister untuk turun. Ya, banyak sekali panggilan tak terjawab dari Ibunya, dia pasti sngat khawatir karena hari sudah larut.

"Aku pulang ya, mobil kamu di sini aja."

Ana pikir Alister akan menurunkannya di tempat biasa, tapi Alister malah memajukan mobilnya.

"Gue anterin sampe depan rumah."

Ana melotot, bagaimana mungkin dia di antarkan sampai larut seperti ini oleh seorang cowok?

"Nanti dimarahin."

"Nggak papa, udah biasa dimarahin kok," ucap Alister sambil menyetop mobilnya di depan rumah Ana.

"Ayo, gue anterin sampe pintu."

Ana terpaksa mengikuti permintaannya, entah kenapa Alister lebih diam kali ini.

Mereka berjalan sampai ke pintu rumah. Ana langsung membuka pintu, ia sangat berharap ibunya tidak muncul untuk saat ini saja...hanya sebentar, tidak lama.

"Makasih ya," ucap Ana sambil tersenyum menatap Alister.

Kali ini wajah Alister yang tersipu malu melihat senyum Ana yang indah.

"Emm, sama-sama."

Saat Ana membalikkan badannya dan mau menutup pintunya, Alister menahan pintunya.

"Ana." saat itu juga Ana kembali membuka pintunya.

"Iya?"

"Jadi gini, emm...kayanya gue kemarin salah ngomong deh."

Ana mengernyitkan keningnya bingung. Memangnya Alister salah apa?

"Enggak semua cowok bajingan, gue salah. Ada sebagian dari mereka yang bisa bener-bener jagain lo."

Ana semakin dibuat bingung, padahal  pada awalnya Alister sangat yakin jika semua cowok itu bajingan.

"Oh oke," ucap Ana sambil kebingungan.

Alister tersenyum lalu pergi memasuki mobilnya, Ana hanya bisa menatap punggungnya dan kepergian mobilnya yang berlalu secepat kilat.

Saat Ana berbalik dia mendapatkan Ibunya yang sedang berkacak pinggang.

"Jadi sekarang Alister udah punya nyali ya nganterin kamu sampe depan rumah."

***

Tidak bisa dipungkiri Alister sangat kesepian jika berada di rumah. Tidak ada orang tua yang begitu perhatian seperti Ana.

Untuk melupakan pertengkaran mereka yang tiada henti, Alister selalu pergi setiap malam agar terhindar dari mereka.

Ya, dia tidak salah. Dia hanya ingin menjaga hatinya agar tidak terluka.

Sejak kecil dia selalu pergi ke rumah neneknya, di sanalah rumah pohon itu berada, danau jernih dengan udara seperti dipegunungan membuat hatinya lebih sejuk, meskipun hanya sesaat.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang