Chap 48. Diary Hitam

691K 45.8K 2.1K
                                    

Aku update insya Allah seminggu tiga kali ya, terus masalah panjang pendeknya tergantung komentar kalian😋

Kalo ada typo benerin ya, biar langsung dibenerin, ga enak kan kalo yang baca terus typo, kaya ada yang ngeganjel
Makasih😘

Happy reading...

"Aku udah nabung, ini buat gantiin daleman aku yang waktu itu kamu beli. Semoga ukurannya pas ya, soalnya kalo kekecilan nggak bisa dituker."

Alister hanya melongo dengan tatapan tidak percaya, harga dirinya terasa runtuh saat ada seorang cewek memberinya celana dalam. Apa tidak ada hadiah lain? Seperti pelukan agar melepas rindunya. Kenapa harus celana dalam?

"Terus lo mau lihat nggak celana dalemnya pas atau nggak?"

"Ya kali!" jawab Ana ketus sambil memutar balikkan posisi tubuhnya agar tak mengharap Alister.

"Hei..." Alister membalikkan badan Ana dengan perlahan dan memberikan bunganya.

"Semoga lo suka ya, mawar merah. Kalo nggak salah cinta pertama lo pernah kasih bunga juga."

Wajah Ana bersemu merah, mata bulatnya menatap Alister dengan spontan. Senyuman malu-malu mulai timbul di wajahnya yang cantik.

"Makasih."

"Makasih kembali."

Mereka berdua tersenyum, sesaat setelah itu Alister melajukan mobilnya menuju sebuah mall besar yang berada di pusat kota.

***

Mereka turun dari mobil dan masuk melalui sebuah lift yang ada di basement mall tersebut. Alister menekan lantai 3A agar langsung sampai ke bioskop.

Di dalam lift Alister hanya merunduk sambil sesekali mencuri pandang kepada cewek yang ada disampingnya.

Kulitnya begitu putih, sampai terlihat pucat. Meskipun Ana terlihat cantik, tetap saja ada yang berubah, mukanya tidak bersinar seperti biasanya.

"Kenapa? Ada yang mau dibicarain?" tanya Ana sambil tersenyum.

"Gue sayang sama lo."

Seketika Ana membisu seraya memalingkan wajahnya yang memerah. Untunglah tidak ada siapapun yang mendengar pembicaraan mereka. Di lift hanya ada mereka berdua dan sebuah cermin besar yang memantulkan bayangan mereka berdua.

"Ada yang lain selain itu?"

"Gue kangen sama lo."

"Sama."

Alister menghela napas sejenak, tangannya ingin menarik dan memeluknya erat untuk melepas semua rindu yang menyiksa batinnya. Tapi suasana semakin terasa canggung, rasanya Ana semakin menjauh tak tersentuh.

"Lo pasti bales kalo gue ngomong kangen, tapi lo nggak pernah bales kalo gue nyatain perasaan gue."

"Alister..." Ana menatap kesedihan yang melekat di matanya, itu semua membuat hatinya bergemuruh hebat.

"Gue tetep sayang sama lo, nggak peduli berapa kali lo menghindar dan tolak gue. Sekarang ataupun seterusnya perasaan gue tetep sama, nggak bakal berubah."

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang