HARI INI DOUBLE UP!!
Bakal update kalo udah 350 komentar ya, biar tambah tambah semangat wkwk langsung update kan ga ingkar janji💕
Happy reading...
"Gue pacar Anastasia Mysha, dan gue nggak pernah suka sama CEWEK IBLIS kaya lo!!"
Ana tertegun mendengar ucapan Alister barusan. Bagai mimpi menjadi nyata. Benarkah ini Alister?
Rasa sakit akibat tamparan Tasya barusan tidak ada tandingannya bila dibandingkan dengan hatinya yang sedang berbunga-bunga.
Hari ini rasanya Ana ingin meledak-ledak. Tapi rasanya serba salah, saat ini Ana ingin sekali tersenyum, tapi tidak mungkin di depan semua orang.
Seperti Ana yang menjadi penjahat jika dia tersenyum dibalik tangisan Tasya.
"Pergi! Lo caper banget sampe nangis histeris depan semua orang kaya gitu!" Alister pergi berlalu begitu saja.
Tidak lupa tentunya Alister menggandeng tangan Ana. Sangat erat, seperti orang yang tidak ingin kehilangan.
"Lo jahat sama gue! Gue benci sama lo!" Tasya kembali berteriak.
Semua orang memperhatikannya termasuk Ana yang melihatnya dari belakang, kepalanya terus berputar untuk melihat Tasya.
"Aku kaya orang jahat," ucap Ana pada Alister saat mereka sedang berjalan untuk pergi.
"Lo nggak jahat, dia pantes buat dapetin itu!"
Ana tetap saja merasa bersalah, saat ia melihat Tasya dari kejauhan, di sana ada Alana yang sedang memeluknya erat.
Ingin rasanya ia memeluk Tasya, sahabatnya. Tapi jika diingat kembali sikapnya seperti apa, itu sangat menyayat hati.
"Udah nggak usah dipikirin, lo baru beres sakit mending istirahat aja." Alister ternyata mengantar Ana sampai ke tendanya.
Mereka berdiri saling berhadapan di depan tenda milik anak perempuan. Alister sama sekali tidak bosan, ingin terus menerus menatap matanya yang bersinar.
Emosinya mereda jika mata ibdah itu menatapnya kembali, terutama jika ditambah bibirnya yang tersenyum.
Tapi sayang, kali ini Ana hanya menatap Alister tanpa senyuman.
"Kenapa?" tanya Alister khawatir melihat raut wajahnya.
"Kenapa kamu bilang kalo kita pacaran?"
Alister terkejut, sungguh dia belum mempersiapkan alasan untuk hal yang satu ini. Kata-kata itu refleks keluar dari mulutnya.
"Gue bisa jadi pacar pura-pura lo, gue nggak mau lo kenapa-napa lagi."
Ada sedikit rasa senang ketika Alister memberi perhatian lebih kepadanya. Tapi ada juga rasa sakit yang membuncah ketika Alister berkata pacar pura-pura.
"Kenapa harus pura-pura?"
Alister merundukan wajahnya sambil mengembuskan napas panjang, matanya kini terlihat sayup dan...sedih?
"Itu karena gue cuma pengen lindungin lo aja," Alister langsung membuang muka, dia tidak ingin membahas itu lagi.
Sebenarnya bukan itu, sebenarnya Alister sudah tahu kalau di hati Ana ada cowok lain yang ia cintai selama tujuh tahun.
Tidak mungkin dia bisa mendapatkan hatinya, membayangkan kejahatannya dulu saja sudah membuatnya meringis.
"Gue nggak pantes, gue terlalu jahat sama lo, Ana." ucap Alister dalam hati.
Ana tidak bisa berkedip, baru saja dia terbang sampai langit ke tujuh, tapi sudah dijatuhkan lagi.
Ini terlalu sakit.
"Mendingan lo tidur aja, istirahat. Kalo ada apa-apa langsung telpon gue."
Cowok itu pergi berlalu begitu saja menyisakan luka yang dalam. Ana berusaha menahan air matanya. Ya, dia harus kuat.
"Jadi kamu cuma mau jadi pacar pura-pura?" tanya Ana, dan saat itu juga Alister menghentikan langkah kakinya.
"Oke, aku nggak papa," ucap Ana menahan sesak.
Ana langsung masuk kedalam tenda, air matanya perlahan menetes, ia terus mengapus butiran-butiran yang membasahi pipinya.
Ana menarik napas dalam-dalam lalu membuka tas nya, mencari note pink yang selalu ia bawa ke mana pun, ia menuliskan semuanya, semua yang ia rasakan.
Tangannya dengan gemetar menulis rasa sakitnya dengan perlahan.
Dear, diary....
Aku sudah biasa menerima luka. Tapi kenapa, kali ini lukanya terasa lebih menyakitkan saat kamu bersikap biasa saja?
Ya, aku menyerah. Ada kalanya aku harus berhenti memperhatikan orang yang tidak pernah melihatku sama sekali.
Inilah titik akhirnya, kamu dan aku memang ditakdirkan seperti Teluk Alaska, tidak pernah bisa bersatu.
Ana menutup note nya, sepertinya Alister benar. Perasaannya yang ia pendam selama tujuh tahun memang tidak berguna.
Tidak ada artinya sama sekali di matanya.
Mungkin memang seperti ini jalannya, Ana hanya bisa melihatnya dari jauh. Ya, itu sudah cukup. Ana tidak akan berharap terlalu banyak lagi.
***
Alister terdiam, dia sangat sadar apa arti perasaan ini. Rasa di mana saat jantung berdebar kencang, rasa nyaman saat berada di sampingnya.Ini adalah rasa cinta.
Tapi kenapa Ana harus mencintai orang lain?
"Ana, gue sayang sama lo, dan gue nggak pernah sesayang ini sama cewek manapun," ucap Alister dalam hati.
***
Mentari pagi mulai menyilaukan setiap insan yang tengah tertidur. Sebelum semua orang bangun, Ana sudah membuka mata terlebih dahulu.
"Bulan..."
Ana kaget saat melihat Bulan sedang tidur di sampingnya.
"Hmmm...masih pagi, bobok lagi ya."
Ana tersenyum, mungkin Bulan kelelahan. Apa yang terjadi ya semalam? Apa Tasya dan Alana mencium pantat Bulan?
Tiba-tiba teringat ucapan Alister tadi malam. Rasa sakitnya masih membekas, tidak mau hilang.
Ana langsung bangun dan keluar dari tenda, sepertinya udara sejuk pagi hari sangat menenangkan.
Mungkin saja bisa membuat hatinya sedikit sejuk dengan kabut-kabut yang menemaninya.
Tapi mata Ana langsung melotot kaget saat Tasya dan Alana sedang memegang note pink miliknya.
Tidak. Tidak. Semua perasaannya pada Alister ia curahkan semua di note pink itu, dan itu sudah seperti buku diarynya.
Kenapa? Kenapa harus note itu yang mereka ambil? Tubuh Ana bergetar hebat, jantungnya berdetak kencang.
"Ta-tasya, Alana."
"Oh jadi cinta pertama lo itu Alister?" tanya Tasya sambil memegang note pink yang sudah terbuka.
Love you readers...
Salah paham aja terus, cape dede:(
Kalo komentar udah sampe 350 kasih tau aja, teror aja halal ko wkwk soalnya udah ada di draft.
Ada yang mau ditanyain?
Ig: ekaaryani01
Makasih💕
KAMU SEDANG MEMBACA
TELUK ALASKA [SELESAI] ✅
Teen Fiction#1 in Teen Fiction [PROSES PENERBITAN] Alister Reygan, ia adalah cowok yang selalu menjadi idaman para wanita. Bukan hanya sekedar tampan, ia juga memiliki sebuah genk yang sering di sebut sebagai 'penguasa sekolah'. Nasib sial menimpa cewek teman s...