Bakal update kalo udah 300 komentar ya, biar tambah tambah semangat wkwk langsung update kan ga ingkar janji💕
Happy reading...
"Tujuh tahun lo sayang dia? Bener-bener nggak berguna, rasa sayang lo nggak bakal di anggap sama dia!"
"Nggak apa, yang penting-" ucapan Ana terpotong, Alister langsung menarik tubuhnya dan mencium bibirnya dengan tiba-tiba.
Ana hanya bisa melotot kaget, rasanya sangat lembut dan hangat, tapi...tubuhnya tidak hisa bergerak sama sekali.
Alister tiba-tiba tersadar dan melepaskan Ana, dia melotot kaget dan mengacak-ngacak rambutnya frustasi, wajahnya kini memerah seperti kepiting rabus.
"Apa yang gue lakuin barusan?" tanya Alister pada Ana.
Ana terlihat sedang melamun dan memegang bibirnya. Matanya memerah, atau lebih tepatnya seluruh wajahnya memerah, membuat Alister khawatir.
"Eh...jangan nangis, oke gue salah, gue minta ma-"
"Jadi ini yang dirasain cewek-cewek di drama korea kalo dicium cowok?"
Alister mengernyitkan keningnya heran, sepertinya Ana melamun dan tak sadar kalau ada dirinya.
Walaupun wajahnya merah tapi tatapannya sangat kosong, pikirannya seperti teralihkan oleh bayang-bayang kejadian barusan.
"Emang gimana rasanya?" tanya Alister sedikit memicingkan matanya.
"Rasanya...manis, lembut, deg-degan, pengen meledak, nggak bisa ngapa-ngapain."
Tiba-tiba saja Alister tertawa mendengar jawaban Ana yang polos dan jujur. Mendengar tawa Alister yang menggelegar akhirnya Ana tersadar dan kembali ke dunianya, matanya melotot melihat Alister tertawa.
"Jadi lo suka di cium sama gue?"
Ana memerah, ia mengepalkan tangannya dan menatap Alister dengan tajam. Ya, kali ini Ana sudah tidak melamun seperti tadi.
"Nggak, aku ga suka!" teriak Ana.
Alister mengabaikannya dan tetap tertawa geli, dia tidak tahu sejak kapan Ana jadi selucu ini? Dia juga tidak tahu sejak kapan mereka jadi sedekat ini, yang pasti Alister merasa nyaman jika berada di dekatnya.
"Nggak! Aku nggak suka jangan salah paham! Please...."
***
Sementara itu, Bulan tidak terima mendengar Tasya dan Alana merencanakan sesuatu pada Ana.Ya, mereka harus merasakan akibatnya.
"Buruan cium pantat gue!"
"Najis banget gue cium pantat lo!" ucap Tasya penuh amarah.
"Mereka saksinya, kalian udah deal!" Bulan tidak bisa terima, pantatnya sudah murung dan tidak tersemyum lagi karena mereka susah menepati janji.
"Lo harus tepatin janji, Tasya. Alana!" Iqbal mulai tegas kali ini.
"Ya kali mereka cium pantat, mereka bukan lesbi!" balas Andra tidak terima.
Benar saja, Andra memang berniat ingin melindungi mereka, bukan ingin membantu Bulan. Sial!
"Jadi lo mau bikin mereka ingkar janji?"
"Ya udah, gue aja yang cium pantat lo sini!" ucap Iqbal spontan agar Alana tidak mencium pantat Bulan.
Tapi tiba-tiba Bulan mendorong Andra dan menarik kerah bajunya. Tentu saja, mana mau cewek itu pantatnya di cium oleh Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
TELUK ALASKA [SELESAI] ✅
Novela Juvenil#1 in Teen Fiction [PROSES PENERBITAN] Alister Reygan, ia adalah cowok yang selalu menjadi idaman para wanita. Bukan hanya sekedar tampan, ia juga memiliki sebuah genk yang sering di sebut sebagai 'penguasa sekolah'. Nasib sial menimpa cewek teman s...