[O2]
.
.
.
.
.
.
.
[[Pengisi Kekosongan Hati]]
.
.
.
.
.
.
."Kamu tau Seongwu jawab apa?"
"Apa?"
"Dia bilang dia takut kucing!" pekik Daniel disertai tawa bahagianya, mata lelaki itu sampai nyaris menghilang.
Jihoon hanya bisa tersenyum kecut, merasakan dadanya sakit ketika Daniel terus menerus membicarakan topik yang sama; mahasiswa kedokteran bernama Seongwu-meskipun sudah berulang kali Jihoon berusaha mengganti arah topik pembicaraan mereka.
Jihoon sudah tahu, ia hanya berpura-pura tidak peduli atas kabar bahwa kekasihnya selalu dekat dengan Seongwu akhir-akhir ini. Jihoon hanya merasa ia perlu percaya bahwa Daniel akan selalu mencintainya seorang meski hatinya berontak. Dan sekarang Jihoon sadar bahwa perasaan Daniel tidak lagi sama.
Kekasihnya itu, sudah jatuh cinta dengan Seongwu.
Jujur, Jihoon lebih suka pembicaraan membosankan seperti "hari ini gimana?" atau "ada yang buruk ga hari ini?" terus menerus yang dulu mereka tanyakan ketika kehabisan bahan obrolan daripada mendengar Daniel yang sangat bersemangat menceritakan orang lain di hadapannya.
Daniel tidak berpikir, bahwa ia menuncapkan ribuan duri ke dalam ulu hati Jihoon. Yang ada di pikirannya hanya Seongwu yang lucu, dan ia terus membicarakannya pada Jihoon, tunangannya sendiri. Daniel juga tidak merasa Jihoon keberatan karena sedari tadi kekasihnya itu terus menanggapi ceritanya yang tidak juga habis.
Daniel masih tertawa mengingat ketika Seongwu menangis karena ia mengajak Seongwu bertemu Rooney dan Peter di rumah. Ia baru tahu bahwa ada orang yang takut dengan makhlus semanis kucing. "Terus, dia nangis gara-gara Rooney samperin." lanjutnya tersenyum begitu lebar menerawang ke langit-langit kamar seolah disana ada review ulang kejadian tadi sore-yang membuatnya tidak sempat menjemput Jihoon di kedai kopi-
Jihoon hanya bisa diam, terus mendengarkan cerita Daniel sembari meremas tangannya yang bertautan, berharap rasa sesak di dadanya berpindah kesana.
Jihoon sangat ingin menangis, ia ingin berteriak bahwa ia cemburu pada Seongwu yang bisa merebut posisinya di hati Daniel. Jihoon sangat ingin berteriak bahwa hatinya sesak, mendengar kabar kedekatan mereka setiap hari di kampus. Tetapi semua amarahnya tertahan di tenggorokan, Jihoon merasa ia harus bersabar sedikit lagi.
"Jadi tadi kamu gak jemput aku karena nganter pulang Seongwu?"
Daniel mengangguk, ia meneliti wajah Jihoon. Melihat bahwa air muka Jihoon berubah sendu, rasa bersalah mulai menyergap hatinya. "Maafin aku,"
Sepertinya sudah ribuan kali ia berkata maaf dan selalu mengulanginya lagi. Jihoon sampai muak mendengar kata maaf dari Daniel yang selalu bullshit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔
Fanfiction[COMPLETED + BONCHAP + EXTRA] "Only your smile, able to fill the blank point in my heart," a Panwink fanfiction; ㅡAU; bxb; angst; mature content; harsh words; slight 180206 ㅡ 180323✔ High rank : was #34 in fanfiction ((180318)) ©Sillylife1...