[19]
.
.
.
.
.
.
.
[[Kencan]]
.
.
.
.
.
.
.⚫⚪⚪⚫
Guanlin yang Jihoon lihat, bukan Guanlin yang kasar seperti apa yang Papanya bilang.
Guanlin yang Jihoon tahu, lembut bukan semena-mena seperti apa yang Papanya bilang.
Dan Guanlin yang Jihoon dengar memang selalu bertolak belakang daripada apa yang ia rasakan.
Jihoon baru mengerti mengapa semuanya nampak berbeda, itu karena Guanlin hanya memperlakukan sebagaimana ia cinta untuk Jihoon. Sedangkan pada orang lain? Jangan harap. Mereka hanya akan menemui Guanlin yang nakal, kasar, seenaknya, ya meskipun Jihoon akui cara Guanlin menunjukkan rasa sayang itu sedikit menyebalkan.
Padahal, jika dariawal Guanlin bilang bahwa dia punya problem dengan keluarga, mungkin mereka akan mengerti bahwa sifat Guanlin itu hanya kedok agar tidak terlihat lemah di mata orang-orang. Guanlin itu sama. Dia bisa sakit hati, dia bisa menyerah, dia bisa menangis, dia bisa terpuruk. Hanya saja dia jauh lebih kuat daripada anak-anak lainnya.
“Mama?”
“Sstt! Kenapa kamu kesini?”
Guanlin memasuki kamar dengan perlahan, juga menutup pintu dengan amat pelan. Seolah tidak ingin ada satu orangpun yang tahu bahwa ia melangkahkan kaki ke dalam kamar dimana Mamanya terkurung sendiri;
Dengan mata sembab, kasur berantakan, gelap, jendela tertutup dan tidak ada akses untuk dunia bisa mengintip apa yang ada di dalam kamar ini.
Si kecil menghampiri Victoria, dengan senyum khasnya, “Alin mau sama Mama.”
“Nggak boleh, Alin. Alin harus ikut sama Mama Jia.” ucap Victoria berusaha memberi penjelasan pada sang putra, bahwa di luar sana dia tidak boleh mengenal yang namanya Song Qian. “Alin, Mama bilang apa sama kamu semalam?”
Tapi si kecil yang memang sejak dulu hidup bersamanya, menggeleng dengan wajah cemberut, “Mama Alin itu Song Qian. Bukan Jia. Alin gak mau keluar, Alin mau sama Mama.”
“Alin, Alin harus keluar sekarang juga sebelum yang lain cari Alin.”
“Alin gak mau.”
“Guanlin...”
“Gak mau, Mama!”
“LAI GUANLIN!”
Cklek.
Baik Victoria maupun Guanlin kecil langsung menatap ke arah pintu, dimana seorang wanita paruh baya menghampiri mereka. Matanya melotot, dengan tangan bersedekap dada. “Wanita murahan ini. Suaramu terdengar sampai luar!!!” bentaknya. Dan Guanlin tidak suka melihat bagaimana Mamanya hanya bisa menunduk dan mengeluarkan suara lirihan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔
Fanfiction[COMPLETED + BONCHAP + EXTRA] "Only your smile, able to fill the blank point in my heart," a Panwink fanfiction; ㅡAU; bxb; angst; mature content; harsh words; slight 180206 ㅡ 180323✔ High rank : was #34 in fanfiction ((180318)) ©Sillylife1...