Frode : N

7.5K 1.4K 719
                                    

Warn! Little bit sadism. kalo kamu nggak cocok atau nggak kuat sama tipe bacaan kayak gini, please skip. aku nggak mau kalian kenapa-napa🙏


[[14]]
.
.
.
.
.
.
.
[[Alasan Jinyoung Bungkam]]
.
.
.
.
.
.
.

[[Alasan Jinyoung Bungkam]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚪⚫⚫⚪

Tubuh Guanlin lemas, kantung matanya membesar belum lagi warnanya hitam yang sangat mengganggu. Seingat Guanlin, ia tidak pernah lagi mengalami insomnia sejak lulus kuliah. Itupun dulu lelaki berparas tampan itu bukan insomnia, melainkan terpaksa terjaga untuk menyelesaikan skripsi yang Naudzubillah revisi sana-sini.

Akhir-akhir ini Guanlin susah tidur, lebih tepatnya susah melanjutkan tidur jika sudah terbangun tengah malam karena bermimpi aneh.

Well, mimpi itu hanya gelap. Seperti dirinya terkunci di sebuah ruangan tanpa cahaya.

Tapi bagi Guanlin bukan disitu titik paling menyiksanya-

-Ialah disaat Guanlin mendengar suara lirihan, lalu berubah menjadi teriakan seseorang yang tidak ia ketahui. Seperti suara anak kecil, dan Guanlin selalu lupa apa itu perempuan, atau lelaki, padahal jika terbangun, suara itu terus terngiang-ngiang namun setelahnya ia tidak diizinkan mengingat detail suara tersebut.


“Gimana kabar kamu, Lin? Udah lama gak ketemu,”

Guanlin tersenyum kecil, lalu melonggarkan dasinya sebelum duduk pada sofa panjang yang berada di ruang praktik paman dari keluarga Ibunya ini, “Alin oke, makasih juga udah jaga Mama selama ini. Alin lega beliau baik-baik aja.” jawabnya lalu menggulung lengan kemeja yang ia kenakan. Berusaha serileks mungkin, menidurkan diri pada sofa ini.

Dokter Yixing mengulas senyum, “Tentu om wajib jaga dia. Dan ketika kamu pulang, om kaget ternyata keponakan yang dulu kalau jalan sering kesandung udah sebesar ini,” lalu ia tertawa begitu melihat Guanlin mendecih kesal. “Jadi, udah berapa lama kamu ngalamin mimpi kaya begini?”

Tuk.

Dokter Yixing memencet timer di meja menandakan waktu konsultasi sudah dimulai. Dan Guanlin benci sekali berbicara dengan psikolog. Dengan ini, artinya sudah dua kali ia berbicara sebagai hubungan antara pasien dengan psikolog, bersama pamannya. “Alin gak tahu kenapa Mama benar-benar meminta Alin konsultasi seperti ini. Menurut Alin, anak yang ada di dalam mimpi Alin itu adalah diri Alin sendiri. Yeah, Om tahu lah waktu kecil Alin bagaimana.”

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang