Frode : T

8.6K 1.4K 815
                                    

[2O]
.
.
.
.
.
.
.
[[Rindu]]
.
.
.
.
.
.
.

[[Rindu]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫⚪⚪⚫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫⚪⚪⚫

tuk tuk tuk.

Minghao bersedekap dada, menatap Guanlin yang akhirnya kembali dengan koper besar yang ia seret tanpa tenaga. Kacau. Wajahnya tidak terlihat baik-baik saja dan Minghao sudah cukup bisa mencerna apa yang terjadi pada sepupu yang lebih muda darinya ini.

“Jadi semua udah benar-benar berakhir?” lelaki berambut blonde umur 26 tahun itu memulai pembicaraan dengan mata yang semakin memicing curiga, ketika Guanlin hanya mengulas senyum lalu mengangguk. “Jadi beneran mau nyerah sekarang?”

Kembali pemuda Lai itu mengangguk, menghentikan langkah dengan jarak beberapa meter dihadapannya. “Udah selesai, Ge. Kali ini Alin rasa benar-benar berakhir.”

Umumnya, sebuah perpisahan akan membuat seseorang mengeluarkan air mata. Tapi tidak dengan seorang Guanlin. Dan Minghao mengerti bahwa sepupunya hanya berpura-pura tegar saja.

Minghao bukan anak-anak.

Diapun pernah merasakan yang namanya putus cinta. Dan ia cukup takjub bahwa Guanlin tidak benar-benar menunjukkan bahwa ia patah hati sekarang. Minghao juga mengerti betapa menyiksa ketika kita sibuk menutupi kesedihan yang melanda hati dengan senyuman seperti yang Guanlin lakukan, selalu.

Maka, ia mendekat, “Nggak usah sok keren kalau sama Gege. Menangislah.”

Dibalas oleh tawa memaksakan Guanlin, “Buat apa Alin nangis? Kalo Alin nangis, akan semakin memperjelas bahwa semuanya menyedihkan.” balas Guanlin sembari mengacak-acak rambutnya sendiri.

Tidak mungkin Minghao membiarkan sepupu yang malangnya ini terpuruk sendirian.

Ia semakin mendekat lalu memeluk erat tubuh jangkung itu.

“Dulu Alin masih sedagu Gege. Kenapa sekarang setinggi ini.” ujar Minghao disertai kekehan dan tepukkan ringan pada punggung Guanlin. “Alin, nggak papa sekali-sekali kita protes pada dunia dengan tangisan. Nggak papa sekali-kali kita mengungkapkan disaat kita merasa ada yang nggak adil dengan dunia kita dengan jeritan. Nggak papa sekali-kali kita kelihatan lemah. Nggak papa. Itu manusiawi. Jangan memendam semuanya sendirian lagi, jangan menahan semua kesakitan kamu sendirian lagi.”

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang