Frode : Y •Bonchap 1•

11.5K 1.3K 928
                                    

Baca sampe bawah yaaa! Ada pengumuman.



FRODE; BONCHAP 1
START








Sreeeetㅡ

Good morning, sweet heart.”

Untaian senyum tercipta pada wajah Guanlin, ketika cahaya mentari mulai mengusik tidur nyenyaknya dan memaksa Guanlin untuk segera membuka mata. Ia menatap pelaku pembuka hordeng itu dengan senyum kian lebar ketika orang itu; Jihoon, terkekeh kecil lalu mendekat ke arahnya. “Bangun, Papa! Ini udah mau siang. Nanti kamu telat ke kantor!”

Entahlah, omelan Jihoon setiap paginya terdengar seperti alunan lagu klasik merdu di telinga Guanlin. Ia sudah gila sejak menikahi orang ini dua bulan yang lalu.

“Aku males bangun,” Guanlin berdehem, ketika suara kodoklah yang keluar pagi ini. “Kecuali kalo kamu cium.” lanjutnya, lalu tertawa ketika Jihoon bersedekap dada di atas perutnya yang besar dengan bibir mengerucut lucu.

“Nda mau! Jolok. Papa beyom gosok gigi, bawhu.” jawab Jihoon, mengimitasi suara anak-anak. Meski begitu, ia mendekat dengan langkah kecil-kecil.

Jihoon sangat lucu pagi ini, setiap hari. Guanlin menaikkan badannya untuk bersandar pada headboard kasur sembari memeluk guling, menatap istrinya itu. Sedikitpun senyuman tidak luput dari wajah Guanlin. Ia meneliti ‘keseluruhan’ Jihoon. Mulai dari rambutnya yang acak-acakan, piyama tidur bergambar spongebob nya yang membesar di bagian perut, hingga kakinya yang tidak menggunakan alas.

“Ayo, Lin. Bangun ih! Kaya orang apa tau, di omelin malah senyum-senyum!” omel Jihoon, lagi, sembari menarik-narik guling yang semakin erat Guanlin peluk. Kegiatan pagi adalah hal yang paling Jihoon hindari. Guanlin selalu mengulur waktu sampai emosinya benar-benar tersulut, barulah suaminya itu akan berlari ngacir ke kamar mandi. “Nyebelin, mandiiii!”

Guanlin malah tertawa, membiarkan Jihoon menarik gulingnya daripada Jihoon jatuh akibat tarik menarik benda panjang itu.

Sengaja, Guanlin malah memejamkan mata sembari bersedekap dada. Helaan napas yang terdengar seperti dengusan kesal dari Jihoon membuat Guanlin semakin bersemangat menggoda si submisif, “LAI GUANLIN!” teriaknya, amat sangat kencang.

Yeah, Lai Jihoon?”

“Nggak usah konyol, cepet mandi terus ke kantor!” ucap Jihoon, dengan nada segalak mungkin meskipun ia tahu bahwa sampai kapanpun seorang Guanlin tidak akan pernah takut oleh suara kencangnya.

“Nggak mau, nanti kalo aku ke kantor terus kamu pengen lahiran nggak ada aku, gimana?” jawab Guanlin, memasang wajah sesendu mungkin. “Kata dokter minggu ini, ‘kan? Aku mau cuti kerja aja.” lanjutnya, menepuk-nepuk pinggiran kasur sebagai gestur agar Jihoon duduk disana.

Kali ini, Jihoon menurut. Ia sangat mudah lelah pada kehamilannya yang memasuki bulan ke sembilan ini. Ia memunggungi Guanlin, dan seolah mengerti, pemuda Lai itu mulai memukul-mukul pelan pinggang sang istri. “Kram lagi?” Guanlin berusara, tanpa menyembunyikan nada khawatir disana.

“Aku pengen bilang nggak, biar kamu nggak khawatir. Tapi aku tau kalo kamu bisa nebak saat aku bohong. Kamu kan bisa jadi best forecaster bisa juga jadi worst forecaster.

Guanlin tertawa pelan mendengar jawaban Jihoon, ia mulai memijat-mijat punggung Jihoon dengan ibu jarinya. Hal itu cukup mengobati rasa nyeri yang akhir-akhir ini sering menggerogoti punggung Jihoon.

“Aku bakal cuti mulai besok.” Jihoon hanya berdengung, “Aku nggak mau kamu kesakitan sendirian.” lanjutnya.

Jihoon diam saja. Tidak mungkin ia bisa melarang Guanlin, karena Jihoon tahu betul bahwa suaminya itu akan jadi orang gila tidak terkendali. Semakin dilarang, semakin berniat untuk melanggar.

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang