Frode : U

8.5K 1.5K 1K
                                    

[21]
.
.
.
.
.
.
.
[[Kalah]]
.
.
.
.
.
.
.

[[Kalah]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫⚪⚪⚫

Daniel melangkah masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontai. Semrawut, nampak jelas bahwa hari ini dan hari-hari kedepannya hidup seorang Daniel hancur sudah.

Ia tidak tahu kalau kehilangan seseorang yang sangat berharga sesakit ini rasanya.

Berusaha menarik sudut bibirnya, meskipun rasa sakit di dada membuat Daniel sulit bernapas. Yang pertama ditangkap oleh netra pemuda Kang itu adalah sebuah foto yang terpajang apik di nakas.

Disitu ada fotonya bersama pria dengan tahi lalat rasi di pipi kiri.

Ia mengambil foto tersebut, menatapnya lama. “Seongwu, maaf. Sebenernya aku minta ketemu hari ini untuk meminta maaf. Karena aku udah menyia-nyiakan kamu. Hanya untuk rasa dendam aku. Aku pengen kita sama-sama lagi. Aku sadar bahwa kamu benar-benar mencintai aku. Cuma kamu yang ada disisi aku ketika semua orang membanding-bandingkan aku dengan dia.” Tidak terasa, air mata Daniel mulai menggenang.

Dahulu, ketika semua orang lebih mengungguli Guanlin dibanding dirinya, hanya Seongwu yang datang lalu mengatakan Daniel lebih keren dari lelaki manapun.

Ketika semua orang bertepuk tangan dengan meriah untuk Guanlin, hanya Seongwu yang datang ke rumah dengan kue kecil mengatakan bahwa Daniel sudah menjadi kapten basket yang hebat.

“Daniel, kamu nggak perlu minder dengan siapapun. Karena menurut aku, cuma kamu orang yang paling keren di dunia ini! Ayo tiup lilinnya! Kamu udah bekerja keras!”

Tawa kecil keluar dari belah bibir Daniel mengingat ekspresi lucu Seongwu waktu mengatakan hal itu dulu.

Jika Daniel mencapai suatu hal, Seongwulah yang berbahagia untuknya. Seongwulah yang merayakan hal itu untuknya. Seongwulah yang paling heboh mengatakan bahwa mereka perlu merayakannya.

“Tapi sekarang udah nggak bisa, ya, Ong bodoh?” lirih Daniel disertai air mata yang jatuh ke kaca bingkai foto tersebut.

Setelah membuang Seongwu waktu itu, Daniel merasa ia tidak lagi punya pendukung yang sesungguhnya. Tidak lagi ada orang yang merayakan pencapaiannya.

“Seongwu,”

“Aku nggak bisa, Niel.” Jemari Seongwu saling meremas di bawah meja. Melihat Daniel kacau membuat ia ikut sakit, tetapi Seongwu sadar ini saatnya Daniel mengerti bahwa tidak semua hal yang ia inginkan bisa terjadi. “Kamu harus belajar untuk nggak egois. Kamu harus belajar untuk bersyukur atas apa yang kamu miliki saat ini. Kamu harus mulai sadar bahwa kamu hidup dengan segala yang berlimpah-limpah. Baik harta, cinta, tapi aku heran kenapa kamu masih iri bahkan kamu dengan jahat memisahkan kedua orang yang saling cinta, Niel. Aku nggak habis pikir sama sikap kekanak-kanakkan kamu. Kamu... bukan Daniel yang aku kenal.” tutur Seongwu dengan nada lembut.

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang