[13]
.
.
.
.
.
.
.
[[Mimpi]]
.
.
.
.
.
.
.
⚪⚫⚫⚪Guanlin tersentak dalam tidurnya, mata indah itu terpaksa terbuka dengan segera, sadar dari kekagetan luar biasa dari alam bawah sadarnya sendiri. Napasnya memburu, keringat mulai mengucuri dahi dan seluruh syarafnya mengarahkan tubuh untuk segera terduduk begitu saja.
"Hahh... Hah..."
Ia berusaha bernapas dengan normal, meskipun percuma. Paru-parunya serasa terganjal oleh sesuatu sehingga terasa sesak didalam sana. Pendingin ruangan selalu nyala pada derajat terendah, tetapi seolah rasa panaslah yang justru melingkupi atmosfer kamarnya.
Tanpa sadar, setitik air mata mulai berjatuhan dari kedua matanya.
Aneh.
Teriakan putus asa itu terus menghantuinya setiap malam. Begitu pilu dan menyiksa.
Setelah berhasil menenangkan deru napasnya sendiri, ia memegangi kepalanya yang pusing akibat terbangun tiba-tiba. Menyakitkan. Dunia terasa berputar-putar dan suara-suara dari dalam mimpinya itu masih terngiang-ngiang di telinga.
"Sial," desisnya.
Ia menoleh pada jam dinding di kamar yang menunjukkan pukul dua pagi. Guanlin mengumpat dalam hati. Guanlin tahu bahwa ia pasti tidak bisa melanjutkan tidur lagi padahal pagi ini ia akan mengikuti rapat direksi di perusahaan milik Papanya.
Dan lagi-lagi, Guanlin menyibak asal selimut yang ia pakai lalu berlari menuju kamar mandi.
Perutnya terasa mual dan-
"Hoooeekkkk!!!"
-ia memuntahkan seluruh makan malamnya di wastafel. Rasa mualnya bukan main-main. Ia seperti baru saja menembus ruang dimensi. Rasa sakit dikepalanya semakin menjadi-jadi.
Sepertinya Guanlin harus terbiasa tidur tanpa pendingin ruangan sekarang, masuk anginnya semakin parah. Yah, masuk angin memang penyakit yang paling ia musuhi sejak dulu karena meskipun suka dingin, daya tahan tubuhnya sangat lemah dengan hal itu.
Ia berusaha memijat-mijat tengkuknya sendiri, meski kakinya terasa lemas sekarang.
Ia membasuh mulutnya sebelum keluar dengan tangan yang kini beralih memijat-mijat pelipis. Pusing. Jangan sampai ia sakit disaat-saat penting seperti ini. Akan gawat jika ia muntah lagi seperti tadi di kantor, apalagi di ruang rapat nanti, mungkin semua pasang mata disana akan memandangnya remeh. Ugh, memikirkannya membuat Guanlin emosi sendiri.
Mendadak rasa haus menyerang. Maka, ia keluar dari kamar.
Pemandangan pertama yang memenuhi netra Guanlin adalah gulap gulita ruang tengah mansion keluarga Lai. Hanya ada satu sumber cahaya yang berasal dari kamar utama rumah ini. Ia mengernyitkan dahi, melihat pintu kamar Mamanya sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔
Fanfiction[COMPLETED + BONCHAP + EXTRA] "Only your smile, able to fill the blank point in my heart," a Panwink fanfiction; ㅡAU; bxb; angst; mature content; harsh words; slight 180206 ㅡ 180323✔ High rank : was #34 in fanfiction ((180318)) ©Sillylife1...