[O4]
.
.
.
.
.
.
.
[[Kencan Dengan Si Barista]]
.
.
.
.
.
.
.Langkah kaki Jihoon yang membawanya kesini setelah pulang kuliah. Bukan ke halte bus menunggu Daniel. Bukan juga pulang ke rumah untuk belajar seperti biasanya.
Tapi kesini, ke sebuah coffee shop tempat orang yang ia rindukan bekerja.
Celingak-celinguk seperti orang bodoh dari kaca luar ke arah meja barista, namun nihil. Matanya tidak menangkap orang yang ia maksud. Sekali lagi, mata Jihoon menerawang keisi coffee shop dan hasilnya masih sama.
Sudah satu minggu mereka tidak bertemu setelah kejadian itu.
Sudah satu minggu juga ia bertengkar hebat dengan Daniel.
Tetapi orang pertama yang muncul di dalam benaknya setiap bangun tidur bukanlah Daniel, melainkan si barista yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Sial, Jihoon tidak bisa menahan rindunya hari ini. Ia rela naik bus dan berjalan lebih jauh hanya untuk melihat wajahnya.
Namun yang Jihoon dapatkan adalah kekecewaan, sepertinya Guanlin sudah pulang. Karena memang jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Ia tahu dari Daehwi, bahwa shift barista akan bertukar setiap minggu yang berarti Guanlin kebagian shift pagi minggu ini.
Jihoon memanyunkan bibirnya. Sia-sia ia datang kemari jika Guanlin tidak ada. Ia memilin-milin ujung rompi rajutnya sedih, dan hendak pergi, sebelum seseorang mencubit kedua pipinya dari belakang.
"Aw! Sakit!" ringis Jihoon lalu memegangi tangan orang tersebut. Orang itu tertawa, dan akhirnya ia melepaskan cubitannya, seiring dengan degub jantung Jihoon yang berdetak tidak karuan karena mengenal suara orang tersebut.
Jihoon ketahuan.
"Ngapain, sih? Curi-curi pandang ke meja barista, hm?"
"Pede banget lo! Orang gue pengen minum kopi!" pipi Jihoon memerah ketika Guanlin menatapnya tidak percaya. Ah, Jihoon benar-benar benci dengan wajah meledek yang ia rindukan itu. "Serius!"
Guanlin berdecak, lalu mengangguk mengalah karena Jihoon tidak mau mengaku. "Yaudah." ujarnya lalu mereka sama-sama diam.
Canggung.
Guanlin bingung harus melontarkan candaan seperti apa, begitu juga Jihoon yang bingung harus mengatakan apa. Keduanya canggung, setelah perpisahan mereka malam itu.
"Udah ya gue pergi?"
"Jangan, mau kemana?" jawab Jihoon reflek dan ia langsung menutup rapat-rapat mulutnya.
"Mau main, lo mau kemana?"
"Mau ikut lo."
Sepertinya usaha Guanlin untuk menghindar dan melupakan Jihoon sia-sia. Hanya dengan mendengar itu, ia kembali merasa jantungnya berdetak lebih cepat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔
Fiksi Penggemar[COMPLETED + BONCHAP + EXTRA] "Only your smile, able to fill the blank point in my heart," a Panwink fanfiction; ㅡAU; bxb; angst; mature content; harsh words; slight 180206 ㅡ 180323✔ High rank : was #34 in fanfiction ((180318)) ©Sillylife1...