Frode : R

8K 1.4K 1.6K
                                    

[18]
.
.
.
.
.
.
.
[[Kejutan dan Kenyataan]]
.
.
.
.
.
.
.

[[Kejutan dan Kenyataan]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫⚪⚪⚫

Ack! Sakit tolol pelan-pelan kenapa, mentang-mentang gue belom bayar utang ngobatinnya pake dendam gitu,”

Seonho cuek saja, sembari terus menekan-nekan bekas luka di wajah lelaki yang duduk di bangku depannya ini. Kesal, mau marah juga. Guanlin selalu mati-matian seperti ini jika sudah menyangkut sesuatu yang ia cinta.

Pikiran Seonho jadi terus melayang pada hari dimana ia memutuskan untuk memasuki dunia kedokteran akhirnya.

Saat itu, Guanlin 17 tahun keluar dari penjara dengan luka lebam di wajahnya. Luka-luka lebam itu silih berganti datang. Terakhir kali Seonho lihat lukanya sudah sembuh lalu basah lagi.

Seonho sampai curiga bahwa temannya itu diperlakukan dengan buruk di dalam rutan.

Tubuhnya kurus. Ia baru boleh pulang sore hari, ketika Bibi dari Jinyoung datang bersama pengacara ke rutan, menyatakan bahwa Guanlin tidak bersalah disini. Meskipun terhitung telat.

“Coba, jujur sama Seonho, Sebenernya apa yang Alin alamin di sel?!” pekik Seonho kesal, dengan tangan yang sibuk menaikkan kaca matanya sendiri. Namun Guanlin bergeming, ia hanya menunduk dan menggeleng. “Gak mungkin Alin gak kenapa-napa, jujur sama Seonho, Lin!”

Guanlin menghela napasnya lelah. Ia baru tahu bahwa dunia sekejam ini. Tinggal selama dua minggu di sel sudah cukup membuatnya mengerti bahwa rasa sakit pukulan preman tahanan tidak seberapa dibanding dikhianati teman.

Air mata Guanlin menggenang, ia masih teringat malam dimana Daniel menuduhnya. Menunjuk tanpa ragu, mengatakan pada semua orang bahwa Guanlin bersalah. “Sialan.” desisnya emosi. Guanlin tidak menyangka bahwa pertemanan mereka bisa hancur seperti ini.

Karena setahu Guanlin, Daniel adalah orang terdekatnya selama di Korea.

Bukan Jinyoung, bukan Seonho, bukan Samuel. Tetapi Daniel. Benar kata orang, bahwa teman baik bisa menjadi musuh terbaik pula.

Hati Guanlin sakit, meski begitu ia menarik sudut bibirnya membentuk senyuman.

“Lin,”

“Gue sakit, Ho.” lirihnya, dengan mata berair. Pantang bagi Guanlin menangis di depan orang. Tapi jika ini Seonho, ia kira tidak masalah. Ia pun butuh tempat untuk menampung cerita ketika dirinya sendiri lelah dengan semuanya, “Fisik gue,”

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang