Frode : Q

8K 1.3K 477
                                    

[17]
.
.
.
.
.
.
.

[[Mencari Cara]]
.
.
.
.
.
.
.

[[Mencari Cara]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫⚪⚪⚫

Pikiran Jihoon berkecamuk sekarang. Pandangannya kosong ke arah luar jendela, entah menatap apa. Hanya kosong. Awan-awan juga tampak damai, tidak mengusik pandangan Jihoon dari sana sama sekali.

Sejujurnya, Jihoon sedikitㅡah, tidak sedikit, banyak, cemas bila apa yang ia bicarakan dengan Guanlin tadi malam benar-benar terjadi. Jihoon ragu, ia tahu bahwa Papanya tidak mungkin semudah itu membiarkannya menikah dengan Guanlin. Bahkan bila lelaki paruh baya itu tahu, paling-paling Guanlin di usir dari kehidupan Jihoon.

Lalu membiarkan Jihoon melanjutkan kuliahnya, dengan anak di kandungan tanpa seorang Ayah? Ah, Jihoon takut. Benar-benar takut.

Sekarang mungkin Guanlin dengan yakin bilang ia tidak akan menyerah, atau mau membawa Jihoon ke Taiwan. Tapi Jihoon tidak bisa sepenuhnya langsung percaya. Maksudnya, Guanlin tidak tertebak. Ia berubah-ubah.

Kadang ketika dia bilang cinta, lalu selang beberapa saat ia menghilang. Kadang ketika dia bilang baik-baik saja, lalu detik berikutnya ada masalah yang ia pendam sendirian. Kadang ketika dia tersenyum, ternyata dia menyimpan luka di dalam hatinya.

Sungguh Jihoon tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran lelaki itu.

Seharusnya hidup Jihoon normal seperti mahasiswa semester akhir lainnya. Yang pusing hanya karena skripsi, tugas, dan lain-lain. Bukan persoalan semenyakitkan ini. Harusnya, belum saatnya bagi Jihoon merasakan perasaan membingungkan seperti ini.

"Aw!" lamunannya langsung buyar ketika merasakan pipinya di cubit oleh seseorang dengan senyum menyebalkan khasnya. "Sakit!" pekik Jihoon kesal, dengan tangan terulur hendak memukul kepala Guanlin.

"A! Tunggu tunggu!" Jihoon mengernyitkan dahi ketika melihat Guanlin menaruh susu yang ia pegang di meja belajar kamar Jihoon, lalu kembali berlari kecil ke arahnya. "Baru boleh pukul. Kalo tadi lagi megang susu, nanti tumpah, sayang." lanjutnya sukses membuat Jihoon tertawa geli.

Guanlin sangat aneh.

Dibilang, ia sangat sulit ditebak.

Hidupnya penuh kejutan dan Jihoon selalu jatuh cinta dengan kejutan-kejutan itu. "Bego, ya? Konyol." balas Jihoon dengan nada sarkas meski tawa kecil sesekali lolos melihat Guanlin tersenyum seperti orang idiot.

"Ayo pukul."

Jihoon menggeleng.

"Gak papa, sini pukul."

TAK!

"Astaga, beneran di pukul." keluh Guanlin akhirnya, sembari memegangi kepalanya yang kena korban aniaya oleh Jihoon. Jihoon tertawa semakin kencang. Dan rasa sakit pada kepala Guanlin terbayar sudah ketika Jihoon tertawa hingga hampir saja mengeluarkan air mata. "Sumpah. Gak ada romantis-romantisnya kamu." tambahnya, berniat membuat Jihoon semakin puas akan reaksinya.

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang