[16]
.
.
.
.
.
.
[[Musim Semi]]
.
.
.
.
.
.
.⚫⚪⚪⚫
"Sebenernya apa yang sedang kamu lakuin sekarang, huh?! Balik ke kantor! Alin! Kamu dengar Gege, nggak?!" Minghao naik pitam. Ia mencengkram kuat lengan Guanlin yang sedari tadi tidak memperdulikan omelannya sama sekali.
Namun Guanlin kekeuh, ia menepis tangan Minghao dari lengannya dan kembali memasukkan baju-baju miliknya ke dalam koper.
Hati Guanlin berkecamuk. Pikirannya bercabang-cabang, ia benar-benar sudah tidak lagi bisa memikirkan hal lain selain; Jihoon. Dan calon anaknya, tentu.
"Alin!!!"
Akhirnya Guanlin berbalik, dengan raut kecewa dan kacau. Rambut yang sudah ia tata rapi berantakan. "Jangan larang Alin, please."
"You may go, but not now, Lai Guanlin."
Guanlin mendengus lelah, ia mengusap kasar wajahnya. Guanlin tahu apa yang sedang terjadi di kantor. Pasti orang-orang yang memang sudah menunggu hari dimana Guanlin runtuh sedang tertawa disana. Lalu mereka akan mulai mencemooh seorang 'Song Qian' yang bahkan namanya tidak tercatat sebagai Ibu dari Guanlin, anak yang benar-benar lahir dari rahimnya.
Mendadak, seluruh kata-kata jahat mereka berkelibat dalam memori Guanlin. Ia ingat tawa remeh itu. Ia ingat hari dimana Mamanya tidak boleh keluar kamar, ketika ada pesta petinggi perusahaan dirumah.
"Ge..."
Minghao berdengung. Ia menatap pandangan Guanlin yang kosong, tangan Minghao terulur lalu memegang kedua lengan Guanlin, memberi kekuatan.
"Bahkan ketika Mama meninggalkan hobi nya dalam musik untuk menikah dengan Papa, ia tetap tidak dianggap. Karir cemerlang Mama hilang. Hanya untuk melahirkan anak seperti Alin. Mama sendirian, 'kan?"
Lelaki yang lebih pendek itu mengangguk. Ia tahu betul bahwa Bibinya itu melalui banyak kesulitan dahulu. Ia keluar dari dunia musik, hanya untuk melanjutkan proses kehamilannya yang ia kira akan menjadi kabar gembira bagi semua orang. Meski kenyataannya berbeda 180°.
"Benar, Guanlin. Maka, kembalilah ke kantor, ayo kitaㅡ"
"Ge, kalau Alin melakukan itu, maka akan ada orang yang sama menderita dengan Mama. Mengandung sendirian, melewati hari-hari buruk sendiri. Suaminya yang brengsek tidak tahu apa maunya, apa yang ia butuhkan. Maka, Alin akan sama jahat dengan Papa. Alin gak mau." Guanlin mengulas senyum, sedangkan Minghao sedang bergelut dengan pikirannya sekarang. "Alin gak akan membiarkan orang yang Alin cinta melalui masa-masa sulit sendirian."
"Alin, jangan bilang kamuㅡ"
"Benar, Ge. Alin akan menikahi orang yang sedang mengandung anak Alin. Orang yang Alin cintai itu. Apapun yang terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔
Fanfiction[COMPLETED + BONCHAP + EXTRA] "Only your smile, able to fill the blank point in my heart," a Panwink fanfiction; ㅡAU; bxb; angst; mature content; harsh words; slight 180206 ㅡ 180323✔ High rank : was #34 in fanfiction ((180318)) ©Sillylife1...