Frode : W

9.2K 1.4K 1.2K
                                    

[23]
.
.
.
.
.
.
.
[[Happy Birthday]]
.
.
.
.
.
.
.

[[Happy Birthday]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫⚪⚪⚫

Ada apa? Aku khawatir sama kamu. Kenapa tiba-tiba Mama kamu muncul di media? Semua berjalan lancar kan? Kenapa tiba-tiba Papa kamu pecahin perusahaan ke Korea?

Guanlin mendengus geli mendengar pertanyaan borongan dari orang yang paling ia rindukan. Sudah dua minggu mereka tidak bertemu, hanya bertukar suara via telepon yang sejujurnya memakan biaya banyak itu. Belum lagi signal yang seolah tidak mengizinkan Guanlin berlama-lama di Taiwan. “Tanyanya satu-satu dong,” jawab Guanlin dengan nada protes.

Terdengar helaan napas dari sana, membuat Guanlin semakin menarik senyumnya. Kenapa Jihoon bersikap seolah-olah dia yang menghadapi masalah besar sekarang? “Kamu baik-baik aja?” ya, karena bagi Jihoon yang terpenting adalah keadaan Guanlin, sekarang.

Pemuda Lai itu menuangkan sekotak susu pada serealnya, “I'm oke if you oke.”

“Aku serius.”

“Oke, galak banget sih. Gemes.” lalu tertawa kencang mendengar Jihoon mendecak tidak sabaran. “Aku nggak papa, babe.” yang seratus persen bohong, karena wajah Guanlin penuh memar sekarang. Itulah alasan mengapa ia tidak menghubungi Jihoon dengan video call, yang jelas-jelas bisa face to face dengan si pujaan hati. Guanlin hanya tidak ingin Jihoon terlalu khawatir padanya, lalu membahayakan kandungannya sendiri. Itu saja.

Tapi nampaknya Jihoon belum puas, karena kini ia diam sebentar, Guanlin terlalu sulit ditebak karena lelaki itu selalu menyembunyikan sesuatu darinya, “Bener?”

Guanlin mengangguk, lalu membodoh-bodohi diri dalam hati mengingat bahwa Jihoon tidak bisa melihat gestur ‘iya’nya itu. “Iya,”

“Huft, lega.”

Baguslah Jihoon percaya. Baguslah kalau Jihoon bisa tenang. Tidak apa-apa Guanlin terluka, selama Jihoon tidak tahu.

Hening selama beberapa saat. Padahal seharusnya ini bukan saatnya mereka tidak membuang-buang waktu bicara.

“Aku kangen sama kamu.” tutur suara di sebrang sana, namun sedikit tidak jelas, membuat Guanlin semakin menempelkan ponselnya pada telinga. “Aku kangen sama kamu.” ulang Jihoon.

Rasa bahagia membuncah begitu saja. Rasa sakit pada wajah Guanlin sudah tidak terasa, karena senyum terus mengembang mengalahkan rasa sakit itu sendiri.

Jihoon memang penyemangat bagi Guanlin.

“Jawab kangen juga dong. Jangan diem aja, masa aku kangen sendirian.”

Frode [[Panwink / Guanhoon]] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang