CADARKU IDOLAKU
Bagai kena sihir...
Mendadak kuinjak sekencang kencangnya rem mobilku. Tepat di belakang mobil pajero sport warna putih keluaran terbaru.
Seorang wanita dgn postur tinggi semampai tiba2 saja nampak berdiri di samping mobil pajero itu . Dari matanya... kelihatan wanita itu sangat cantik. Ya... cantik. Rupanya dia yg membawa mobil tersebut. Wanita bercadar dengan kesan eksklusif mewah. Aku sangat hafal merek busana yg dikenakannya. Brend yang berskala intetnasional. Di tambah lagi dgn sepatu boot warna hitam yg juga sangat brended (harganya hampir setara dengan sebulan gaji karyawan rendahan kayak aku ini) . Wow... sangat keren. Dan harus kuakui... aku sangat terkesan. Hal yg jg aku sangat impikan. Mewah... bercadar...dan tetap eksis."Elang...., kamu liat gak... perempuan bercadar tadi." Tanyaku ke Elang...sahabatku yang dari tadi sibuk cheting di sampingku.
"Emang kenapa dengan dia..." Elang balik bertanya.
"Nggak.... cuma suka saja ngeliatnya. Anggun....seru... dan sporty. Aku suka Lang."
Kulihat Elang tersenyum mendengar ucapanku."Lang... kadang-kadang muncul dalam hati keinginan untuk memakai cadar. Gimana menurut kamu." Elang hanya tertawa ngakak mendengar ucapanku.
"Kamu kok ketawa sih Lang...?!"
"Hm... jadi lucu saja kalau kamu yang pake cadar." Elang meledekku.
"Mana ada perempuan bercadar kayak kamu. Nempel terus ke aku... padahal bukan muhrim. Kamu memang sahabatku... , tapi orang bercadar tidak boleh kayak begitu. Haram.... , itu yang pernah ustad bilang."
"Ow.. .. jadi... perempuan bercadar tidak boleh punya sahabat laki-laki ya...Lang." Aku balik bertanya ke Elang."Hm.... apalagi kalau kayak kamu".
"Memang kenapa dengan aku" Aku balik bertanya ke Elang.
"Lihat tuh... gaya kamu sendiri... kacau... "
Lagi-lagi Elang meledekku.
"Aku akan berada pada titik nol Lang. Seperti yang pernah kamu bilang ke aku."Elang sedikit kaget dengan ucapanku. Mungkin ia tak percaya, bahwa orang kayak aku juga bisa tertarik pada dunia cadar.
Dan aku sangat memaklumi itu. Sebab hanya Elang sahabatku..., satu-satunya orang yang tahu persis keadaanku selama ini.Tiba-tiba Elang memegang jidatku.
"Kamu sehat kan Bib?!"
"Jjih... kamu kenapa pegang-pegang jidatku." Aku sedikit kesal pada Elang.
"Gak... kamu baik-baik saja kan he... he.. " Elang malah semakin meledekku."Duh... Lang... kamu mungkin tidak tahu....dan tidak akan mungkin tahu... bahwa jauh di lubuk hati, aku juga ingin seperti perempuan lainnya. Perempuan dengan segala kelebihan dan keistimewaan. Seorang perempuan yang cerdas memaknai kehidupannya. Dan seorang perempuan...yang tahu menjaga... serta menjunjung tinnggi kehormatan dan harga dirinya." Batinku kian merintih. Seakan ada yang lepas dari jiwaku.
Tanpa terasa... air mataku mulai menetes. Aku menangisi diriku sendiri. Dan aku buru-buru membelakangi Elang..., sebab aku tidak ingin Elang menyaksikan aku menangis.
"Bib... kamu tersinggung ya... " Kudengar Elang bertanya padaku.
"Gak kok Lang... ".
Aku menyembunyika tangisku.
Dan tiba-tiba Elang membalikkan badanku.
"Kamu kok nangis Bib..."
"Gak... " Cepat-cepat aku menjawab tidak. Aku tidak ingin Elang tahu kalau aku menangis.
"Tapi mata kamu kok basah..?!" Merasa bersalah..., Elang lalu membawaku ke dadanya, memeluk dengan penuh penyesalan."Bib...., dengar ya... Aku juga ingin yang terbaik buat kamu. Aku juga bangga, jika suatu saat nanti...aku bisa menyaksikan kamu menjadi seorang perempuan seutuhnya. Perempuan yang bisa memaknai kehidupannya sendiri.
"Terima kasih ya Lang..." hanya itu yang bisa kuucapkan kepada Elang.
"Bib... aku juga sangat mengidolakan seorang perempuan bercadar.... dan... aku akan menunggu hijrahnya kamu ya... ". Elang berbisik manis di telingaku. Aku bahagia. Sangat bahagia. Dan... sebuah cubitan kecil aku persembahkan di lengannya... Dan.... aku pun akan tetap sayang pada kamu Lang... sahabat terbaikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERMIN RASA
Kurzgeschichten**Waktu yang akan mempererat persahabatan kita.... dan rasa yang akan menguraikannya***