ELANG KANKER...?!
5-4-2018Tidak biasanya Bibib hanya berdiam diri di kamar sepulang dari kantor. Tapi kali ini... untuk mengajaknya saja bicara... rasanya susah. Ia bahkan terkesan tak ingin diganggu. Wajahnya selalu nampak lesu. Seperti ada beban yang begitu berat menghimpit jiwanya.
"Bib.... kamu baik-baik saja...!? " Lee memberanikan diri bertanya.
"Ia Lee... Gak ada apa-apa kok." Bibib menjawab lesu. Tapi Lee sangat tahu betul karakter Bibib.
"Pasti ada yang tidak beres dengan Bibib. Tidak biasanya ia seperti ini." Tapi hanya Lee bicara dalam hati."Bibib.... perempuan dengan sejuta misteri...Ada apalagi dengan kamu Bib. Mengapa tak kamu mau mencoba....sedikit saja... ya... sedikit saja untuk membuka mata hatimu... dan melihat bahwa masih terlalu banyak kisah persahabatan yang indah...yang selalu menanti kamu. Mengapa Bib... kamu tutup semua kran empatimu buat menerima kisah baru yang mungkin saja jauh lebih indah. Ahh... Bibib... kamu membuat aku nelangsa...! "
"Lee........ cepat..... Cepat kamu ke sini Lee..Cepaaaat.....Lee... "
Lamunan Lee tiba-tiba dibuyarkan oleh suara Bibib yang memanggil penuh histeris. Lee samgat kaget... dan secepat kilat ia berlari menuju kamar Bibib.
Didapatinya Bibib duduk tertunduk menagis sesegukan. Bibib tidak bisa menguasai dirinya."Lee.... coba kamu lihat ini. Lihat Lee... "
Lee jadi bingung...., sebab Bibib hanya menyodorkan smartphonnya sambil tetap menangis histeris. Buka email itu Lee... dan perhatikan... itu foto Elang bukan...?! Aku tahu seluruh fisik Elang... dan pasti itu Elang. Aku tidak kuat Lee... Aku tidak bisa melihat Elang terbaring lemah dengan tubuh yang penuh denagn selang dan jarum-jarum infus seperti itu Lee."Lee terhenyak kaget... Jantungnya bagai berhenti berdetak. Ia hanya bisa duduk lemas di samping Bibib. Mulutnya tak sanggup mengeluarkan kata-kata. Dan...ia tidak bisa membayangkan bagaimana terpukulnya Bibib saat ini. Ia tidak bisa memikirkan bagaimana hancurnya hati Bibib jika menyaksikan kondisi Elang dalam kondisi yang tidak dikeketahui....sendiri melawan penyakitnya.
"Kamu benar Bib... ini foto Elang. Tapi kamu tenang dulu... kita kan belum tahu apa yang terjadi dengan Elang." Lee mencoba menenangkan Elang.... meski ia sendiri sesungguhnya sangat khawatir. Email dari Elang yg datang tiba-tiba...,benar-benar membuat Lee dan Bibib terkejut luar biasa. Sebab yang terkirim hanya foto. Tak ada penjelasan memgapa Elang dirawat di rumah sakit... dan di rumah sakit mana.
"Elang.... kamu kenapa... dan di mana....Lang...?! Mengapa kisahmu misteri begini...?! Batin Bibib dipenuhi tanya..., sementara air matanya terus mengalir tak terbendung.
"Beginikah caramu menyelesaikan kisah kamu Lang.....!!! Kamu pengecut... banci... tidak berani memghadapi kenyataan..!? Kamu pengecut Lang..... Pengecut.....!! "
Bibib berteriak...., mengeluarkan semua uneg-uneg yang menghimpit dadanya.Namun tiba-tiba smartphonnya kembali berbunyi. Dan..... lagi.... ada email. Pada saat yang hampir bersamaan... Lee dan Bibib segera meloncat untuk meraih smartphon itu. Dan.... Bibib yang berhasil lebih dahulu meraihnya dan segera membaca email yang terkirim dari smartphon Elang.
"Tuhan...... Elang........ " Hanya itu ucapan yang terlontar dari mulut Bibib. Badannya kemudian lemas... lunglai. Smartphon di tangannya terjatuh. Dan Bibip pun tidak sadarkan diri. Sementara Lee semakin kaget dan kalangkabut. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Tapi Bibib di hadapannya sudah tak bergerak. Dan dengan kekuatan yang juga amat lemah Lee lalu membopong Bibib dan meletakkannya di sofa Bed. Bibib di biarkan terbaring di sofa....sementara itu... ia meraih smartphon dan mencoba mencari tahu apa isi email Elang.
Lee terkesiap sebab di situ tertulis... Elang dirawat di tumah sakit di Belanda karena kanker paruh stadium empat. Lee meletakkan ponsel di meja lalu mendekati Bibib yang masih juga belum siuman.
"Bibib...... Bib..... ayolah... buka matanya....Bib...!! "
Lee mencoba menepuk-nepuk pipi Bibib. Tapi tetap tak ada reaksi. Ia lalu mengambil air dan memercikkan berkali-kali ke wajah Bibib. Dan syukurlah. .... Bibib siuman.... Lee kemudian mendudukkan Bibib... sambil bersandar di sofa.Hati Lee miris menyaksikan Bibib bagai kehilangan semangat hidup. Jiwanya seakan keluar jauh meninggalkan tubuhnya. Yang tersisa hanya air mata....yang terus mengalir tanpa bisa dihentikan. Ia tidak lagi bisa memgurai kata. Ia membisu dalam sukmanya yang tak ternalar.
"Bib.... minumlah dulu.... biar agak lega."
Lee menyodorkan segelas air... namun Bibib tetap tanpa reaksi."Bib.... Elang pasti kuat. Ia pasti tidak akan menyerah hanya dengan sebuah penyakit yang namanya kanker. Elang adalah lelaki tangguh yang tidak kenal menyerah. Kamu harus yakin itu."
"Diam kamu Lee... Diaaammm"
Suara Bibib terdengar sangat lemah.
"Inikah sebabnya Elang pergi tanpa pamit ke aku Lee....Mengapa ia menyembunyikan semua ini dari aku. Mengapa Lee...!?! Apa ia sudah tidak percaya ke aku...!? Apa ia....
Bibib tak lagi bisa melanjutkan kalimatnya. Tubuhnya kian terguncang dalam tangis yang berkepanjangan. Jiwanya kembali terluka. Memori kebersamaannya dengan Elang....sahabatnya, kembali bermain di pelupuk matanya.Baru tiga bulan.... yach... baru tiga bulan setelah email pertama Elang datang... kini... email itu datang lagi. Tapi bukan memberinya bahagia.... namun justru menggoreska luka menganga yang kian lebar.
"Elang...... mengapa semua ini kamu lakukan...Mengapa Lang. Mengapa.... penyakit sebesar ini kamu sembunyikan dari aku...." Aku marah padamu Lang... Kamu sangat tega Lang.... sanagat tega...! "Bibib terus meratap dengan tubuh yang kian lemah tak berdaya. Sementara Lee hanya bisa duduk membisu. Tak satupun kalimat yang sanggup ia ucapkan. Hatinya kian teriris menyaksikan kepedihan Bibib.
Sejenak ia beranjak dari tempat duduknya. Ia mendekati Bibib...., membawanya ke dalam pelukan. Namun tangis Bibib kian tak terbendung. Ia sesegukan dalam pelikan Lee.
"Sudahlah Bib. Kuatkan hati kamu. Kita akan mengunjungi Elang segera. Tapi kamu harus kuat... sebab jika Elamg memyaksikan kamu dengan kondisi tak berdaya seperti ini... Elang pasti semakin terpuruk. Jafi kuatkan hatimu." Lee mengusap wajah Bibib sambil berbisik... "bukan hanya Elang yang sayang kamu Bib". Sebuah bisikan yang sangat manis... manis sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERMIN RASA
Cerita Pendek**Waktu yang akan mempererat persahabatan kita.... dan rasa yang akan menguraikannya***