TITIP RINDU BUAT ELANG
Sore 13-2-2018"Hai Bib.... Sendiri? Kok kamu gak sama Elang?! Atau......hm...?! "
Bibib tiba-tiba dikejutkan oleh suara Lee yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Entah dari mana datangnya manusia planet merkurius ini. Tau-tau sudah ada di hadapan Bibib berkicau tanpa henti, bak burung beo."Dari mana sih Lee...?! Tidak biasanya kamu kayak begini.?! Bibib balik bertanya ke Lee.
"Gak dari mana-mana Bib... Aku sengaja saja datang ke sini, buat temui kamu."
"Huuh... modus.... " Bibib bergumam sendiri.
"Manusia yang satu ini, persis seperti Elang. Gayanya..., eksotiknya..., slonongnya..., kutu loncatnya..., konyolnya..., dan gilanya apalagi. Identik benar. Kayak kembaran. Dan satu lagi.... rokoknya... dan kopi hitamnya. Memang mereka punya tagline yang sama... ada Elang... ada rokok... atau.. Lee ada, rokok pun ikut. Dan... ada yang lebih ekstrim... dua-duanya paling jago berselancar di dunia maya.... dua puluh empat jam lebih setiap hari. Dan soal korbannya...., huh... jangan di tanya. Ceweknya ada di setiap
kota....dikali lima pula. Slonongboy...." Bibib bergumam dalam hati."Hee... kamu kok menghayal sih Bib... "
Lee menepuk bahu Bibib, dan membuyarkan lamunannya tentang Elang.
"Aku cuma ingat Elang...., Lee."
Suara Bibib terdengar serak. Seperti ada yang disembunyikan.
"Kok suaranya serak Bib. Kamu sakit?! " Lee penasaran.
"Gak kok Lee..." Bibib menyembunyikan perasaannya.
"Masih sering gak..., Elang kirim kabar ke kamu Bib?! " Tiba-tiba Lee menanyakan kabar Elang.Hati Bibib tiba-tiba bagai di sayat pisau yang teramat tajam. Ada luka menganga yang membawa perih. Perih sekali. File-file kisah kebersamaannya bersama Elang sahabatnya, kembali bermain di pelupuk matanya. File-file itu pun kembali membawa sesak yang kian menumpuk di dada Bibib.
"Ahh.... Elang.... sedang apa kamu di sana sekarang Lang...?! " Ada sedih yang mengacak-acak perasaan Bibib. Terlalu lama Elang pergi tanpa kabar."Kamu kok diam sih Bib. Jalan yuk."
Suara Lee lagi-lagi membuyarkan lamunan Bibib.
"Iya.... tapi kemana sih Lee?! Aku malas ke mall... bosan."
"O, ya, bagaimana kalau kita keliling-keliling... ke tempat biasa yang pernah kamu kunjungi bersama Elang."
Dasar Lee... ia malah sengaja mengaktifkan memory Bibib untuk kembali mengingat Elang.
"Baiklah Lee... tapi kamu yang menyetir ya... Aku ingin sedikit santai... Lagi pula... kamu kan ... belum pernah menyetir buat aku Lee. Jadi.. hari ini kamu harus jadi sopir sehari aku, lumayan... "
"Siap tuan putri." Lee menjawab singkat dengan nada sedikit bercanda.
Dan sejenak ia menatap wajah Bibib yang sedikit nampak bagai tertutup mendung.Lee sesungguhnya tahu..., mengapa Elang pergi dan tidak mengirim kabar ke Bibib. Lee juga tahu... betapa hati Elang tercabik-cabik...karena pergi tanpa pamit ke Bibib.
"Bib... jalan sekarang?!
"Ia Lee."
Lee lalu menggandeng tangan Bibib menuju ke mobil yang terparkir tidak jauh dari cafe.Dengan manisnya..., Bibib duduk di samping Lee. Lee sengaja menyetel lagu kesukaan Elang. Lagu cinta buat starla. Ia ingin melihat reaksi Bibib. Lee sesekali menatap wajah Bibib yang tanpa poles. Masih sama seperti beberap waktu yang lalu. Hanya ada sedikit lipstik warna salem yang amat natural, yang menutupi bibirnya. Wajah putih pucatnya nampak terbalut kesedihan dan duka yang disembunyikan. Gaya berpakaiannya pun masih sama. Santai dan tetap dengan sepatu kets yang tidak pernah lepas.
Sengaja Lee pelankan laju mobilnya, dengan harapan, Bibib benar-benar bisa menikmati perjalanan kali ini.
"Lee... apa ada kabar Elang ke kamu."
Suara Bibib terdengar halus memecah kesunyian.
Suara Bibib tetap menyiratkan kesedihan yang mendalam di telinga Lee. Setiap kali ia menyebut nama Elang..., tubuh Bibib bagai kehilangan tenaga. Mendung seakan enggan beranjak dari wajah pucatnya. Tatapan nanar.... yang menyiratkan kepedihan, selalu mengundang titik-titik bening untuk mengalir di kedua matanya."Tanpa terasa..., air mata Bibib mengalir kian deras.
"Bib... Elang kan tidak di sini.
Lee mencoba menenangkan Bibib.
"Tapi kenangan Elang akan selalu ada di sini Lee...., ia akan terus bersamaku sampai kapan pun. Ia akan selamanya menjadi bagian dari kehidupannku. Dan tidak ada yang boleh menghilangkan atau menghapusnya."Diam-diam... Lee bangga pada Bibib. Bibib yang begitu sederhana... namun sangat menghargai yang namanya arti persahabatan. Padahal Lee sangat tahu betul dengan gaya dan karakter Elang. Ia sudah khatam dengan lekuk-lekuk jiwa Elang.
"Lee....,*** titip rindu***ya... buat Elang"
Mendengar permintaan Bibib... Lee tak kuasa menahan haru. Lee kemudian membelai kepala Bibib, sama seperti yang biasa Elang lakukan.
"Ahh... andai saja Elang itu aku Bib..." Namun itu hanya dalam hati Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERMIN RASA
Short Story**Waktu yang akan mempererat persahabatan kita.... dan rasa yang akan menguraikannya***