BERTUNANGAN
28-5-2018Bibib nampak anggun dalam balutan long dress berwarna feach. Wajahnya yang sedikit di make over dengan dandanan natural semakin menambah anggun penampilannya malam ini. Ia berjalan menuruni tiap anak tangga dengan perlahan. Semua mata yang tertuju padanya berdecak kagum. Lee yang dari tadi menunggu sudah tidak sabar ingin menyaksikan Bibib dalam balutan gaun yang ia pilihkan untuknya.
Tak sabar ingin segera menggandeng perempuan yang sangat dikaguminya, Lee pun lalu berjalan menyambut Bibib. Ia lalu segera meraih tangan Bibib dan menggandengnya bergabung dengan tamu-tamu yang dari tadi menunggu.
Sejenak ia menghentikan langkahnya dan menatap wajah Bibib lekat-lekat.
"Terima kasih Bib, kamu telah memberiku kesempatan yang teramat mahal ini."
Lee berbisik di telinga Bibib. SBibib mengangguk pelan dan tersenyum simpul, senyum khas Bibib yang selalu menghiasi wajah mendungnya.
"Bib, kamu ingat Elang?"
Bibib sejenak terhenyak. Ia tidak menyangka Lee akan bertanya seperti itu."Kamu tau kan Lee, aku tidak akan pernah bisa berbohong ke kamu."
"Aku selalu percaya kamu Bib."
"Andai saja Elang ada di sini Lee. Menyaksikan momen yang hanya mungkin terjadi sekali dalam seumur hidupku."
"Kamu mau VC dia Bib?!
"Jika kamu mengizinkan Lee."Hati Bibib terenyuh.
"Betapa besar jiwa kamu Lee"
Pekik Bibib dalam hati.
Bibib mencoba mengangkat kepala dan menatap mata Lee.Dan Lee paham bahwa Bibib sekali lagi ingin meminta kejelasan dari dirinya.
Dengan mata yang berbinar dan menampakkan kasih sayang yang amat dalam, Lee pun mengangguk."Ini, aku sudah sambungkan."
"Terima kasih Lee."
Bibib tertunduk penuh haru.
"Bibib."
Suara Elang memanggil nama Bibib. Wajahnya nampak sedikit berbeda. Kini di kedua sisi pinya di tumbuhi cambang yang cukup lebat. Jenggotnya pun nampak panjang menghiasi dagunya yang kokoh."Elang."
Mata Bibib nampak berkaca-kaca saat memanggil nama Elang.
"Bib, kamu semakin cantik dengan gaun itu Bib."
"Lang, akhirnya..."
Bibib tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Lidahnya seketika menjadi kelu. Keronkongannya tercekat seakan ada sesuatu yang mengganjal di sana."Sstt, tahan air matanya Bib. Kamu tidak boleh bersedih. Ini momen yang seharusnya membuat kamu bahagia."
Elang nampak sangat tegar dengan kenyataan ini.Namun setegar apapun Elang dan sekuat apapun ia menyembunyikan rasa yang ada dalam jiwa dan sukmanya, ia tetap tak bisa bersembunyi dari ketajaman nurani Bibib.
"Elang."
Sekali lagi hanya itu yang terucap dari lisan Bibib.
Dan jauh di sana, Elang pun tak bisa menyembunyikan jika ada perih bagai sayatan pisau yang menghujam begitu tajam di jiwanya.Sementara Lee yang teramat bijak tetap berdiri di samping Bibib dan berusaha menguatkan jiwa Bibib dengan menggenggam kuat jemarinya.
Lewat VC, Bibib dan Elang hanya bisa saling menatap. Hanya batin ke duanya yang mengungkap rasa dalam aksara tanpa kata.
"Bicaralah Bib, biar Elang lega"
Lee tiba-tiba meminta Bibib untuk bicara pada Elang."Lang, tatap aku Lang. Ini kan yang kamu inginkan?! "
Tak ada ucapan yang keluar dari mulut Elang. Iya hanya mengangguk kecil dan berusaha tersenyum untuk menutupi kagalauan jiwanya.
"Bibib. Asal kamu tau bahwa kamu akan selamanya di sini, bersemayam dalam jiwa dan sukmaku hingga alam memisahkan jiwaku dari ragaku sendiri."
Batin Elang sesak. Dan bukan Bibib namanya jika ia tidak mampu meneropong jauh ke dalam jiwa Elang."Lang, aku ingin saat akad nikah nanti kamu ada di samping aku."
Bibib akhirnya bicara juga.
Namun Elang hanya mengangguk pelan dan tetap tersenyum."Lang, sesungguhnya aku tahu, kamu tidak akan pernah bisa menerima jika aku berada di samping siapa pun. Aku paham Lang." Batin Bibib menjerit.
"Dan aku pun tidak tahu Lang, apakah pertunangan aku dengan Lee hari ini bisa berakhir di pelaminan atau tidak. Aku sesungguhnya tak pernah bisa meyakinkan diriku sendiri."
Batin Bibib kian sesak."Aku akan selalu berdoa untuk kamu Bib. Untuk kebahagiaan kamu dan juga kebahagiaan Lee."
Suara Elang terdengar parau saat mengucapkan kalimat ini.
Elangpun lalu tertunduk seolah ingin menyembunyikan luka yang menganga di hati dan jiwanya."Lee, jaga Bibib ya. Aku titip Bibib ke kamu dan tolong, bahagiakan dia."
Mata Elang semakin berkaca-kaca menahan air mata yang telah siap tumpah."Bibib berhak mendapatkan kebahagiaan itu dari kamu Lee. Buatlah ia tersenyum sepanjang hidupnya. Dan jangan pernah membiarkan air matanya jatuh meski itu hanya setetes."
"Pasti Lang, aku janji."
Lee mengangguk dan menjawab permintaan Elang.Sementara Bibib tetap diam terpaku menatap wajah Elang yang nampak dipenuhi duka.
Hanya Bibib yang tahu pergolakan batin Elang. Hanya Bibib yang mampu menyelam di kedalam jiwa dan nurani Elang. Hanya Bibib. Yah, hanya Bibib yang sanggup menterjemahkan semua bahasa tubuh Elang. Namun Bibib tidak akan pernah bisa menguntainya menjadi kalimat. Lidahnya menjadi kelu seketika.Sekali lagi, Bibib kembali menatap mata Lee. Dan di sana ia tetap menemukan keihlasan yang teramat dalam. Lee, tak sedikitpun menampakkan rasa tidak nyaman atau pun cemburu ke Elang. Dengan bijaknya, ia tetap memberi pengertian ke Bibib agar Bibib tetap bicara pada Elang.
"Bicaralah Bib."
Bibib kemudian mengangguk"Lang, kita hanya menjalani takdir kita. Dan aku mohon tetaplah menjadi Elang ku. Elang yang selalu menyayangi aku. Mungkin dengan cara yang berbeda. Sebab baik aku, Lee atau pun kamu, tak ada yang tahu pasti seperti apa garis hidup akan membawa kita sedetik berikutnya."
Sejenak Bibib kembali diam dan menatap wajah Elang lekat-lekat
Ada badai yang datang menghantam menerpa jiwanya.Jarak yang jauhnya ribuan mil dan waktu yang begitu lama tak membuat kasih sayang diantara keduanya tergerus. Meski kini Bibib telah bertunangan dengan Lee, namun rasa yang ada di jiwa dan sukma keduanya tetap terpaut hingga waktu menentukan akhir dari kisah mereka.
"Bib, buatlah jiwa kamu tenang dan bahagia dalam dekapan Lee."
Ucapan Elang terdengar terbata-bata seakan menahan tangisLee yang dengan ketegaran dan kebesaran hati yang luar biasa, tetap berdiri di samping dan menggenggam jemari Bibib.
"Elang, tempat kamu di hati Bibib akan tetap aku jaga dengan baik. Aku tidak akan pernah merusaknya. Sebab itu adalah bagian dari kebahagiaan Bibib. Dan aku berjanji, di sepanjang hidup aku, aku hanya akan memberi kebahagiaan buat Bibib. Aku janji Lang."
Lee lalu mengakhiri percakan di VC."Bib, aku akan memberikan seluruh hidupku buat kamu sama seperti kamu menyimpan Elang di jiwa dan sukma kamu"
Lee berbisik di telinga Bibib sambil memggandeng tangannya menemui para tamu dan kerabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERMIN RASA
Short Story**Waktu yang akan mempererat persahabatan kita.... dan rasa yang akan menguraikannya***