3. Our First Date

888 182 26
                                    

Untuk kemarin yang mengharapkan Jovita-Daniel momen di part 2 tapi ternyata nggak ada sama sekali. Here we go!

.

.

.

Turun dari lift, Jovita menutup mukanya karena malu melihat Daniel yang sudah berdiri manis di lobi dengan membawa sebuket mawar.

Masalahnya, berita pertunangan Jovita dengan Daniel sudah menyebarluas di kantornya. Bagaimana tidak? Anak dari direktur GOOLD tunangan merupakan berita yang perlu diperbincangkan, terlebih lagi tunangan dengan anak dari dirut EVOL, dua perusahaan besar di Indonesia.

Daniel memberikan buket tersebut kepada Jovita yang sudah berada dihadapannya.

Semua mata langsung tertuju pada mereka berdua.

"Kamu ngapain sok romantis gini sih?" Jovita bisa merasakan suhu di pipinya menghangat, ia bisa menebak kalau saat ini warna di pipinya berubah menjadi merah merona.

Walaupun Jovita belum memiliki rasa pada Daniel namun ia tetaplah wanita yang lemah kalau diberikan bunga oleh seorang pria, terlebih lagi pria tersebut sekarang menyandang gelar 'tunangan' Jovita.

"Kalau nggak mau biar aku kasih ke orang lain nih." Daniel sudah berencana untuk mengambil kembali buket bunga yang dipegang Jovita tapi tentu saja Jovita melarangnya.

"Ih bukan gitu!" Ucapnya panik, "Tapi maksudnya dalam rangka apa gitu ngasih ginian segala?"

"Because it's our first date." Jawab Daniel lempeng, sedangkan Jovita yang mendengarnya tambah blushing.

Jovita baru tahu kalau Daniel pintar menggombal. Atau Jovita saja yang gampang kegeeran?

"Yuk! Nanti keburu selesai jam makannya." Ya bagaimanapun juga mereka tetaplah karyawan di perusahaannya masing-masing, mereka tidak boleh memberikan contoh yang buruk kepada karyawan lain. Jangan karena status mereka yang merupakan anak direktur dan dirut membuat mereka jadi bertindak seenaknya.

Sebelum keluar gedung, Jovita menitipkan buket bunga dari Daniel kepada resepsionis, malu juga kalau harus dibawa-bawa ke mall.

Jovita mengikuti Daniel di belakang karena langkah kaki Daniel terlalu besar, membuat Jovita sulit untuk mensejajarkan langkahnya.

"Niel!" Demi apapun jarak Jovita dengan Daniel makin lama makin jauh sehingga Jovita harus memanggil Daniel supaya dirinya sadar.

"Ya ampun, sori-sori, gue kecepetan ya jalannya?" Daniel kembali menghampiri Jovita yang terlihat ngos-ngosan.

Jarak kantor Jovita dengan mall yang akan mereka kunjungi terbilang dekat jika menggunakan mobil tapi lumayan jauh juga jika harus berjalan kaki, sekitar 700m.

Dalam hati Jovita sudah berpikir yang negatif, "Itu tadi buket bunga pasti bukan idenya dia, romantisnya cuman semenit."

Pada akhirnya Daniel jalan di belakang Jovita, biar dia nggak ninggalin Jovita lagi.

Setibanya di mall, mereka langsung menuju tempat makan karena memang itulah tujuan utama mereka kesana.

Keduanya memesan menu yang sama, yaitu wagyu dengan tingkat kematangan medium well. Untuk minuman, Jovita memesan lemon tea sedangkan Daniel memesan soft drink.

"Seneng banget sama soft drink ya?" Jovita ingat, saat acara tunangan kemarin, Daniel juga terus-menerus minum soda.

Daniel mengangguk antusias dengan senyum seperti anak kecil, sepertinya level kesukaannya dengan minuman bersoda memang setinggi itu.

When Worst Become BestWhere stories live. Discover now