17. Overprotective

679 160 24
                                    

Area pipi Jovita masih terasa hangat. Ia tidak bisa berhenti memikirkan kejadian semalam bahwa Daniel tidur satu ranjang dengannya. Iya, Jovita yakin kalau dia melihat Daniel tidur disebelahnya saat dirinya tidak sengaja terbangun tengah malam. Jovita bahkan sempat menusuk pelan pipi Daniel untuk memastikan bahwa yang dilihatnya memang nyata. Untung saja Daniel tidak terbangun dengan sentuhan jarinya.

Awalnya yang Jovita lakukan hanya memejamkan mata kemudian kembali membuka mata untuk melihat sosok Daniel lagi, tapi lama-kelamaan akhirnya ia bisa tidur lagi.
Saat bangun tidur ia sudah tidak melihat sosok Daniel yang tidur disebelahnya, sepertinya Daniel sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali.

Sekarang Jovita baru saja selesai berdandan dan menunggu panggilan Arjuna yang akan menjemputnya di hotel.

Bukannya panggilan Arjuna yang muncul di ponsel Jovita, melainkan panggilan dari Gisel. Jovita buru-buru mengangkat panggilan tersebut, "Gi, sumpah ya, gara-gara lo gue jadi nggak berani sendirian di kamar." Dumelnya kepada Gisel.

"Terus terus, jadinya gimana? Minta ditemenin bobo sama mas Daniel dong?" Ledeknya dengan kekehan yang terdengar menyebalkan di kuping Jovita.

Jovita tidak memberi jawaban kepada Gisel, ia justru kembali mereka ulang kejadian semalam dan senyum-senyum sendiri sampai akhirnya ia menyadari sesuatu, "Tunggu! Jangan bilang..."

"Sukses nggak kita bikin lo bobo satu kamar sama mas Daniel tercinta?" Kali ini suara Wanda yang terdengar yang sepertinya sudah mengambil alih ponsel Gisel.

"Anj*r! Jadi semalem lo beneran ngerjain gue!?" Jovita membelalakkan matanya karena ia tidak percaya kalau dirinya berhasil dikerjai oleh kedua sahabatnya ini.

Lagi-lagi Jovita dapat mendengar kekehan Gisel dan Wanda, "Kita udah ngerancang scenario sedemikian rupa biar lo percaya. Jitu juga ternyata ide gue." Ucap Gisel dengan bangganya.

"Jadi... Terjadi sesuatu nggak antara lo dan Daniel?" Suara Wanda kembali terdengar.

"Eh, lo berdua tuh ngaco banget ya! Gue belum nikah sama dia!"

"Emangnya kita nyuruh lo bikin anak?" Kilah Wanda, "Maksudnya kan, biar lo pendekatan lebih sama Daniel. Gimana reaksi dia ketika lo ketakutan gitu. Wlekk!"

"Lo mah, pikirannya kemana-mana sih!" Tambah Gisel yang membuat Jovita malu.

"Ih! Tau ah! Gue mau nunggu telepon dari Juna, bye!" Jovita memutus sambungan secara sepihak karena malas jika harus mendengar ledekan temannya.

Setelah memutus sambungan telepon, Jovita mengecek notifikasi yang ternyata merupakan line dari Arjuna. Ternyata ia sudah mencoba menghubungi Jovita tapi tidak tersambung.

LINE
Juna: Gue telepon kok sibuk terus sih?
Juna: Gue udah di parkiran nih
Jovita: Sori, tadi temen gue nelpon.
Jovita: Gue ke parkiran

Jovita menaruh ponselnya ke dalam sling bag-nya dan berlari kecil menuju parkiran hotel.

"Juna... Kok...?" Jovita mengerutkan keningnya ketika melihat sosok Arjuna yang sudah menunggu di parkiran hotel. Bukan kehadiran Arjuna yang membuat Jovita mengerutkan keningnya, tapi karena kendaraan yang berada disampingnya bukanlah mobil, seperti yang ia bilang kemarin.

"Lama Jo kalau pakai mobil." Arjuna mengeluarkan cengiran tanpa dosa ketika ia menyodorkan helm kepada Jovita.

"Tapi kan, gue ngomong ke Daniel-" Arjuna tidak memberi celah untuk Jovita menyelesaikan kalimatnya. Karena Jovita belum juga menerima helm yang disodorkan Arjuna, jadi dirinya berinisiatif untuk memasangkan helm ke kepala Jovita.

When Worst Become BestWhere stories live. Discover now