9. Meet Her Bestfriends

676 165 5
                                    

"Mas, tante Renata kok belum pulang?" Jovita ingat kalau mamanya Daniel bilang kalau urusannya di Batam tidak memakan waktu yang lama, makanya ia bingung karena ternyata sampai hari sudah kembali Sabtu, Renata belum kembali.

"Iya urusan di Batam dua hari, tapi abis itu urusan di tempat lain juga. Orang tua aku ada di rumah tuh bisa diitung pake jari." Jelas Daniel sambil mengunyah cemilannya di depan TV.

Jovita tidak heran sih dengan jawaban yang Daniel berikan, kenyataannya orang tuanya juga seperti itu, jarang berada di rumah.

"Kalau S2 aku udah selesai, mungkin aku juga akan sering dikirim kesana-sini." Tambahnya lagi.

Jovita menundukkan wajahnya, "As times goes by, will we be like them too?"

Daniel menatap Jovita yang masih menundukkan wajahnya. Omongan Jovita barusan amat pelan namun masih bisa didengar oleh Daniel.

"Too busy with our works..." Lanjutnya yang kini kembali mengangkat wajahnya. Dapat terlihat wajah sendu dalam tatapannya.

Tidak hanya Daniel, Jovita juga yakin kalau kelak dirinya juga akan makin disibukkan dengan pekerjaannya.

"That's how life goes, Jo." Ucapnya yang membenarkan perkataan Jovita kalau mereka nantinya akan disibukkan oleh pekerjaan masing-masing.

"But why do we work too hard when it can just give us wealth and not happiness?"

Daniel terdiam. Bukan karena ia tidak bisa menjawab pertanyaan Jovita, tapi karena ia pernah mendengar ucapan yang mirip seperti yang Jovita lontarkan.

Jovita menatap Daniel karena Daniel hanya diam, tidak menjawab pertanyaannya. "Mas?"

Panggilan Jovita membangunkan lamunan Daniel. Daniel menggelengkan kepalanya, berusaha kembali ke alam sadarnya. Ia pun beranjak dari duduknya, "Kita makan siang diluar yuk!"

Jovita menengadah, melihat Daniel yang tiba-tiba berdiri dan mengajaknya makan siang diluar, "Hah? Kok tiba-tiba ngajak makan diluar sih?" Tanya Jovita kebingungan.

"Lima belas menit lagi harus udah siap ya." Ucap Daniel yang tidak memberi jawaban sama sekali atas pertanyaan Jovita barusan.

Jovita dengan otomatis langsung berdiri, "Ih, mana sempet dandan kalau cuman dikasih waktu secepet itu!?" Dumelnya namun tetap buru-buru ke atas untuk memulai dandan ala kadarnya.

...

Akhirnya Jovita keluar dari kamarnya sedikit terlambat dari waktu yang Daniel berikan. Daniel sih tidak marah karena ia juga hanya asal melontarkan waktu lima belas menit agar Jovita langsung bergerak dari tempat duduknya.

"Mau makan dimana?" Tanya Daniel sambil berjalan menuju mobil.

"Loh kan kamu yang ngajak makan?" Jovita pikir, Daniel sudah tahu dimana tempat makan yang akan mereka tuju.

"Ke GI aja deh ya?" Tanya Daniel lagi.

"Eh jangan!" Jovita dengan secepat kilat mengibaskan tangannya, menentang keras usul Daniel.

Daniel tertawa melihat penolakan Jovita yang berlebihan, "Emang kenapa kalau kita ke GI?"

Melihat Daniel menertawakannya, Jovita baru menyadari kalau penolakannya tadi memang berlebihan. Bukannya apa-apa, tapi tadi pagi Wanda dan Gisel sudah ribut di Line untuk meet up di Grand Indonesia. Jovita tidak enak kalau Daniel harus makan bersama dengan dua temannya yang cerewet itu.

Walaupun Wanda dan Gisel hanya mengajak Jovita untuk meet up seperti biasa, tidak bisa dipungkiri kalau kedua temannya ini dari kemarin-kemarin memang ribut ingin berkenalan dengan Daniel. Kata mereka, "Untuk mengenal lebih dalam tentang calon suaminya sahabat kita.". Tidak bisa dipungkiri, waktu Gisel mulai berpacaran dengan Angga pun, Jovita dan Wanda juga ribut ingin berkenalan dengan Angga.

When Worst Become BestWhere stories live. Discover now