Siapa yang kangen?
Well, ini cheesy banget, aku aja geli sendiri ngetiknya 😂😂
.
.
.
Hari ini, tanggal 6 Maret, adalah tanggal dimana Jovita dan Daniel merayakan satu tahun pernikahan mereka.
Sebenarnya, mereka berdua sedang menjalankan LDR akibat Daniel yang harus menetap di negeri Singa selama kurang lebih dua tahun lamanya semenjak dua bulan lalu. Daniel diminta untuk mengurus cabang kantornya di Singapura yang sedang mengalami penurunan profit yang cukup drastis.
Tentu saja awalnya ia keberatan harus berpisah cukup jauh dari Jovita ketika baru menjadi seorang suami selama sepuluh bulan lamanya. Tapi, ia juga tidak mungkin mengabaikan pekerjaannya begitu saja. Dengan berat hati, ia harus menjalan hubungan jarak jauh dengan Jovita.
Selama dua bulan terakhir ini, sebisa mungkin Jovita dan Daniel melakukan video call. Walaupun hal itu tidak bisa mereka lakukan setiap hari karena kesibukan masing-masing.
Tapi untuk hari ini, di hari yang amat penting untuk Jovita maupun Daniel, Jovita menyempatkan diri untuk menengok suaminya. Selain untuk merayakan wedding anniversary-nya, sekalian juga Jovita rehat dari pekerjaan yang selalu menyita waktunya.
Jovita mengambil flight paling pagi di tanggal lima tersebut. Dengan berbekal satu buah koper dan satu tas jinjing, ia siap untuk menghampiri suaminya. Penampilannya juga sederhana, hanya menggunakan pakaian casual dengan sneakers putih, dan rambut sebahu yang diurai. Wajahnya juga minim riasan, hanya liptint tipis yang ia sematkan di bibirnya agar wajahnya tidak terlihat pucat.
Pesawatnya baru saja landing di bandara Changi. Ia baru menyalakan ponselnya setelah dirinya berhasil keluar dari pesawat dan mendapatkan pesan dari Daniel bahwa dirinya sudah menunggu di arrival gate.
LINE
Jovita: Aku lagi nunggu bagasi nih
Daniel: Siap!
Daniel: Can't wait to see my beautiful wife 😘
Jovita: Nggak usah gombal! Aku nggak pake make-up 😝
Daniel: Good then! You're prettier with bare face
Jovita tersipu malu membaca chat dari Daniel. Entah kenapa, Daniel jadi lebih jago gombal semenjak menjalani LDR.
Ia meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas setelah melihat kopernya sudah terlihat di baggage carousel.
Setelah kopernya sudah berhasil diambil, Jovita langsung berjalan keluar.
Saat pintu arrival gate terbuka lebar, Jovita tertunduk malu dan berusaha menutup sebagian mukanya dengan tangan kirinya. Bagaimana tidak? Ia langsung disuguhkan pemandangan Daniel yang tersenyum lebar sambil memegang karton bertuliskan "Happy 1st wedding anniversary, Jovita Paradista".
Semua mata langsung tertuju pada Jovita karena pandangan Daniel yang tidak lepas dari Jovita.
"Kamu ngapain sih? Kan malu..." Jovita yang sudah berada tepat dihadapan Daniel, kini menutup mukanya dengan kedua wajahnya karena semua orang yang berada disekitarnya masih tidak melepaskan pandangan darinya.
"Why? It's our important day, you don't need to feel shy." Daniel melepaskan tangan Jovita yang masih menutupi wajahnya. Setelah ia berhasil wajah Jovita dengan jelas, ia mengecup kening Jovita dan langsung dipeluknya erat wanita yang sudah amat ia rindukan ini. "I miss you. Two months feel like two years already..."
Walaupun Jovita masih merasa malu, tapi tidak dapat dipungkiri kalau ia juga amat merindukan Daniel. Ia pun membalas pelukan Daniel, "Miss you, too, mas." Ucap Jovita sambil mengeratkan pelukannya, ia mulai tidak peduli dengan pandangan sekitarnya.
"Yuk jalan! Aku harus ke kantor sebentar." Ujar Daniel ketika melepaskan pelukannya.
Jovita langsung merotasikan kedua bola matanya, "Ih, nyebelin deh! Masih aja kerja, kirain kamu cuti juga." Ucapnya yang kemudian mengerucutkan bibirnya.
Daniel langsung merangkul Jovita dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya sibuk menggeret koper Jovita, "Iya aku cuti kok. Cuman harus ada yang diurus sebentar. Janji, nggak bakal lama."
Jovita melepaskan rangkulan Daniel dan menatap Daniel tajam, "Awas ya kalau lama! Aku bakal jalan-jalan sendirian!" Ancam Jovita yang langsung dibalas Daniel dengan cengiran dan menunjukkan jemari telunjuk juga jari tengahnya kemudian dirinya kembali merangkul Jovita.
Mereka berdua tiba di parkiran mobil dan mendapati seorang supir yang sudah senantiasa menanti mereka dan langsung menyapa mereka ketika sudah memasuki mobil.
"Pak Dede, ke kantor dulu ya sebentar." Ujar Daniel kepada supirnya yang juga orang Indonesia.
"Siap pak!" Jawabnya lantang.
...
"Mas, temen aku kan ada yang kerja di tempat kamu. Katanya kamu galak banget." Cerita Jovita yang sebenarnya tidak sepenuhnya tepat. Temannya memang ada yang bekerja di EVOL Singapore, tapi ia bilang kalau Daniel itu adalah pemimpin yang tegas bukan galak. Jovita hanya ingin meledek Daniel saja.
"Wah, siapa tuh temen kamu? Biar aku galakin beneran baru tau rasa." Balas Daniel sambil menggulung lengan kemejanya.
Jovita memicingkan kedua matanya, "Kamu galakin dia, jangan harap bisa ngomong sama aku lagi!" Jovita kembali mengancam Daniel. "Dia tuh teman yang berjasa banget selama aku kuliah disini. Selain Arjuna, temen terbaik aku di kampus tuh si Olive ini." Jelas Jovita tentang teman dekatnya yang bekerja di kantor Daniel.
"Hmm, kayaknya aku tau yang mana orangnya. Kok dia nggak pernah ngomong ke aku kalau dia temen kamu?" Daniel mengusap dagunya, tampak berpikir.
"Yee! Pasti seganlah. Lagian ngapain tiba-tiba menghadap kamu cuman buat bilang kalau dia temen aku."
Daniel langsung mencubit pipi Jovita, "Kayaknya kamu lebih galak dari aku deh. Iya kan pak Dede?" Tanyanya mencari pembelaan.
Tentu saja pak Dede hanya menjawab dengan senyuman.
"Tuh, pak Dede cuman senyum karena takut mau jawab kalau kamu yang lebih galak." Tuding Jovita.
Daniel menyerah, "Iya iya, aku yang lebih galak." Ia tidak bisa menahan tawa melihat wajah cemberut Jovita, "Oh iya, terus nanti kamu mau ketemu dia?" Tanyanya mengganti topik.
Jovita menoleh kepada Daniel, "Maunya sih gitu, tapi kemarin pas ngobrol di Line, dia bilang kalau dia lagi liburan ke Aussie selama seminggu ke depan."
"Sayang banget... Tapi gapapa deh, biar seluruh waktu kamu di SG buat aku."
Jovita menyipitkan matanya, "Ngomong kayak gitu tapi sendirinya mau ninggalin aku buat urusan kerjaan."
Begitulah pertengkaran kecil mereka ketika baru bertemu lagi setelah terpisah selama dua bulan.
.
.
.
.
.
BonChap 2 segera, kayaknya itu adalah akhir dari segala akhir cerita ini.
YOU ARE READING
When Worst Become Best
Fiction générale[COMPLETED] Maybe this is the worst decision that they've made, but they promise that they won't regret their decision