15. Trip to Bali part 1

656 158 22
                                    

Jovita dan Daniel sudah berada di dalam pesawat menuju Bali dan duduk di bagian first class.

Jam masih menunjukkan angka lima lebih dua puluh menit, mereka memang mengambil jam penerbangan pagi karena rapat yang akan Daniel hadiri dijadwalkan sekitar jam delapan. Dan saat ini, Jovita sedang mengintip Daniel yang tidak membutuhkan waktu lama untuk pindah ke alam mimpi.

Jovita paham betul bahwa semalam Daniel kekurangan tidur karena harus merampungkan materi meeting hari ini.

Jovita memakaikan selimut di atas tubuh Daniel agar ia bisa tidur lebih nyenyak.

...

"Mas." Jovita membangunkan Daniel yang masih tidur untuk sarapan.

Hanya butuh sekali guncangan, Daniel sudah mulai membuka kedua matanya.

"Sarapan dulu." Jovita membuka tempat makanan yang sudah disajikan diatas meja oleh seorang pramugari.

Daniel memijat pelipisnya dan menegakkan posisi duduknya, "Rasanya ngantuk banget." Keluhnya kepada Jovita.

Jovita tersenyum tipis, "Wajarlah, mas kan semalaman sibuk kerja. Tadinya aku nggak tega mau bangunin, tapi kan mas juga harus sarapan." Jovita menyodorkan sendok kepada Daniel.

"Makasih ya, Jo." Daniel pun mulai melahap makanannya.

Jovita juga menyantap makanannya dengan lahap. "Mas, nanti kamar kita sebelahan nggak ya?" Jovita yang baru saja menelan makanan yang berada di dalam mulutnya, kembali berkicau karena rasa penasarannya. Bukannya apa-apa, Jovita sebenarnya cukup takut berada di kamar hotel sendirian. Paling tidak, jika kamarnya sebelahan dengan Daniel, ia merasa ada teman didekatnya.

"Emangnya aku booking dua kamar?"

Ucapan Daniel barusan sukses membuat Jovita yang baru saja menyedot minumannya, tersedak. Ia langsung memandang Daniel untuk melihat apakah Daniel serius atau hanya bercanda. Masalahnya, Jovita tidak bisa menemukan jawabannya dari ekspresi Daniel yang tersenyum jahil padanya.

.

.

.

Untungnya, Daniel hanya bercanda saja. Daniel tetap memesan dua kamar hotel, namun terdapat connecting door.

Jovita menuju ke hotel sendirian tanpa Daniel karena Daniel harus langsung pergi ke tempat meeting. Tentu saja ia tetap diantar oleh supir untuk menuju ke hotel.

Ia hanya menaruh koper dan touch-up, setelah itu ia turun kembali dan siap untuk berjalan-jalan.

"Pak, kita ke Tanah Lot ya." Ujar Jovita kepada supir.

"Siap bu." Jawab supir tersebut yang memang memanggil Jovita dan Daniel dengan sebutan 'ibu' dan 'bapak'.

...

"Wan, Sel! Ah sayang banget lo berdua nggak ikut!" Setibanya di Tanah Lot, Jovita langsung video call dengan Wanda dan Gisel.

"Kita mah nggak mau ganggu pasangan yang lagi bulan madu, Jo."

"Sial!" Umpat Jovita yang diakhiri dengan tawa renyah.

"Btw, satu kamar nggak nih?" Bukan Wanda namanya kalau tidak diselipkan dengan kekepoannya.

"Lo tuh ya, otaknya mesum terus sih!?"

"Dih, gue kan cuman nanya satu kamar atau nggak? Emang kalau sekamar, udah pasti bakal ngelakuin hal 'itu'?" Tanya Wanda memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri.

"Jovita?"

Jovita mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang memanggil namanya. "Juna!" Jovita tentu langsung mengenali orang yang kini berdiri dihadapannya, siapa lagi kalau bukan Arjuna Mahawira, temannya saat kuliah di Singapura.

When Worst Become BestWhere stories live. Discover now