Happy Reading!!!
Hujan deras sedang turun di Jakarta siang ini. Aku sedang menatap keluar jendela dan melihat betapa banyaknya air yang turun ke permukaan bumi untuk memberikan sedikit keteduhan, di tengah-tengah semua pada sibuk dengan aktivitasnya dan harus berhenti karna hujan deras.
Aku sangat menyukai hujan, saat aku tidak bisa berdiri ditengah-tengah hujan untuk menikmatinya maka aku akan melihatnya seperti yang ku lakukan pada saat ini.
Hujan membuatku nyaman, hujanlah yang mampu menemaniku saat sedih, dan hanya hujanlah suatu hal yang kutungu-kutunggu setiap saatnya. Apabila orang membenci hujan dan takut dengan hujan tetapi aku tidak, karna aku sangat menyukai hujan.
Hujan juga mempunyai banyak makna dan kenangan tersendiri bagiku. Hujan akhirnya membuatku sadar bahwa aku tidak sendiri. Hujan juga yang akhirnya mengajarkanku untuk mencintai. Dan hujan juga yang mengajarkanku juga untuk berbohong dan akhirnya membuatku kehilangan sumber bahagiaku.
Yah disaat hujan aku memang selalu seperti ini, perasaannya melow sekali. Saat hujan aku juga suka untuk berteriak, rasanya apabila ada beban seketika terangkat setelah bisa di lampiaskan.
Aku tersadar dalam lamunanku saat HP ku berbunyi, aku mengambil HP ku yang terletak di sebelah meja aku berdiri, dan aku tersenyum melihat siapa yang sedang menelvonku saat ini, tanpa pikir panjang aku langsung mengangkatnya.
"Aku bisa tebak kamu pasti lagi di kantor lagi menatap keluar jendela untuk melihat hujan."
Aku tertawa saat dia langsung to the point seperti ini. Yah disaat ada maunya dan ingin berbicara serius pasti dia akan berbasa-basi dulu, jikalau tidak dia langsung to the point. Terbalik bukan dan aneh bukan? Yup memang tapi itu yang aku suka darinya keanehan yang dia punya yang semua orang ga punya. Dan aku sangat kenal betul bagaimana dia yang sebenernya.
"Kamu sudah tau kenapa mala ganggu sih."
Dia mala tertawa, satu yang ku suka lagi darinya saat semua orang akan jengkel dan marah saat di sewotin, kalau dia mala tertawa dan menggodaku."Haha kamu tau sayang, bahwa aku akan mengganggu dan menggodamu."
"Hmmm. Lalu kenapa kamu telvon aku?"
"Cieee ngambek karna di gangguin. Btw, ehemmm yankkkkkk"
"Bapak Satrya Bagaswara yang terhormat." Yakkk aku ga suka jika dipanggil yankk alay tau kalau memang mau panggil "sayang" aja ga usah di singkat-singkat juga. Dan saat seperti itu aku langsung berbicara sangat sopan.
"Oke, oke sayang. Sayang aku kangen sama kamu."
Ini nih kalau udah bilang kangen pasti kayak anak-anak yang merajuk ga dikasih beli mainan, tapi dia hanya bersamaku saja bersikap seperti ini. Saat dikantor di depan karyawan behhhh jangan tanya bagaimana sikapnya jauh dari kata anak-anak. Sangat-sangat beribawa dan dingin makanya karyawan pada takut nih sama ini anak.
"Hmmmm"
"Udah cuma gitu aja?" Nah benerkan kayak anak-anak mulai deh merajuk.
"Kemarin kayaknya ada yang keluar kota deh selama beberapa hari udah gitu waktu mau pergi ga bilang kalau dia bakalan pergi teruskan... "
"Sayang udah dong jangan ungkit itu lagi, kan aku udah minta maaf sayang. Itu mendadak seriusan ada masalah dan kamu tau sendiri itu."
"Tapikan setidaknya... "
"Yaudah-yaudah untuk menebus rasa bersalah aku, kamu boleh minta permintaan apa aja sama aku, aku janji bakalan nepatinya." Nah ini nih, saat aku marah dan kesal dia selalu punya cara sendiri untuk menyenangkanku kembali. Satu lagi yang aku suka darinya makanya aku ga akan bisa marah lama-lama kalau udah sama dia. Aahh betapa beruntungnya aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Chick-LitMengandung konten 21+ Terdapat kata-kata kasar dan Vulgar yang ga cukup umur mohon undur diri Yang belum bisa berdamai dengan masa lalu boleh baca cerita ini dan temuakan rahasia-rahasia besar yang tak terungkap.