Happy Reading!!!
Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, aku sudah berada di kantor. Padahal jam kantor masuk jam delapan, tapi pagi ini aku cepat datang karna aku menghindari keluargaku. Aku berangkat ke kantor saat mereka belum keluar dari kamar. Jujur sebenernya aku tidak ingin seperti itu, tapi aku harus melakukannya. Karna aku sedang tidak ingin membahas masalah itu.
Aku masuk ke dalam ruanganku, dan tak lama OB kantor datang membawakanku air putih, seperti biasa sebelum masuk, OB kantor akan membawakan air putih ke setiap ruangan. Aku tersenyum tipis ke pada Pak Anto OB senior disini.
"Loh Mbak Clarin udah datang, pagi bener mbak tumben banget hehe."
Yah mereka memanggilku dengan Clarin. Sebelumnya perkenalkan namaku Clarinta Alexandra Wijaya. Nama kami unik, karna Ayah dan Bunda buat nama depan kami dengan berawalan BCD. Mas Angga dengan awalan Bimandra, Aku Clarinta, dan arka Danendra. Tetapi nama kedua kami dengan berawalan huruf A dan nama terakhir kami pasti nama keluarga kami Wijaya. Kami selalu memakai nama tengah kami yang menjadi panggilan, tapi itu hanya khusus orang-orang terdekat jikalau di tempat umum, kantor dan sebagainya kami memakai nama depan kami. Nama tengahku Alexandra karna kalau dipanggil itu kepanjangan hingga akhirnya disingkat menjadi Sandra, bukan Xandra ya walaupun sebenernya dari tulisan gitu tapi aneh aja, makanya akhirnya aku dipanggil dengan Sandra jikalau bersama dengan orang terdekat.
"Iya nih pak, lagi semangat hehe. Makasih ya pak." Pak Anto menganggukkan kepalanya kemudian permisi keluar dari ruanganku. Aku akan mencoba melupakan masalah itu sejenak dengan tenggelam pada pekerjaanku. Semoga berhasil, oke Fighting Sandra.
*****
Berkas demi berkas sudah siap ku kerjakan dan baru kali ini aku sangat cepat dan serius sekali dalam melakukan pekerjaan apa aku perlu bersyukur karna adanya masalah ini sehingga aku cepat menyelesaikannya atau bagaimana?
"Sayang.. "
"Loh, kamu kok bisa ada disitu?" Aku kaget Satrya sudah duduk di sofa yang ada di ruanganku. Aku bangkit berdiri, dan menghampirinya.
"Dari tadi aku udah ngetok pintu kamu, tapi kamu ga denger, terus aku juga udah panggil kamu. Kamu terlalu serius dengan pekerjaan kamu." Aku duduk disamping Satrya dan tersenyum padanya.
"Maaf, kerjaan aku banyak banget."
"Apa perlu aku kurangin kerjaan kamu supaya aku nya ga kalah penting dari kerjaan kamu?"
"Satrya.. " Saat aku sudah memanggil namanya maka aku sedang serius dan dalam mode marah.
"Kamu kenapa?" Satrya mengelus pipiku.
"Aku kenapa? Kamu tuh yang kenapa."
"Jangan bohongi aku sayang, aku tau kamu lagi ada pikiran." Yah Satryaku selalu tau mengenaiku. Dia akan selalu tau bagaimana tingkahku, sikapku, dan semuanya. Dia tau semua tentangku, aku semakin bersyukur punya dia di dalam hidupku.
"Kamu gabisa bohong sama aku, karna aku sangat mengenal kamu. Kamu terlalu asyik dan sibuk dengan pekerjaan kamu sampai kamu lupa waktu dan kamu gatau apa yang terjadi disekeliling kamu dan kamu ingin melupakan sejenak masalah kamu dan fokus pada pekerjaan kamu. Iyakan? Bukan hanya itu aja, kamu lupa ngecharger HP kamu dan HP kamu mati, kamu gabisa dihubungi, aku datang ke rumah untuk jemput kamu tapi kata Bunda kamu udah berangkat pagi-pagi buta tanpa pamit sama keluarga kamu bahkan kamu juga nyampe kantor hari ini juga pagi banget. Itu yang kamu baik-baik aja sayang?"
Yah Satrya benar, sangat benar dan dia benar mengenalku. Aku jadi merasa bersalah, aku sudah berkaca-kaca sekarang dan sebentar lagi pasti akan menangis. Satrya melihatku kemudian menarikku kedalam pelukannya. Dia menepuk-nepuk bahuku untuk menenangkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
ChickLitMengandung konten 21+ Terdapat kata-kata kasar dan Vulgar yang ga cukup umur mohon undur diri Yang belum bisa berdamai dengan masa lalu boleh baca cerita ini dan temuakan rahasia-rahasia besar yang tak terungkap.