Sekarang author pake sudut pandang author aja ya gausah sudut pandangnya Sandra hehe
Vote dulu ya sebelum baca hehe
Happy Reading!
Alarm yang terus berbunyi akhirnya membuat Sandra bangun dalam tidurnya. Sandra mematikan alarmnya dan duduk bersila di tempat tidurnya. Sandra tidur masih menggunakan baju yang dipakainya semalam. Ia tidak sempat untuk membersihkan dirinya bahkan mengganti bajunya karena sibuk berperang dengan hatinya.
Sandra mengambil Hpnya dan melihat banyak panggilan tak terjawab sangat banyak apalagi kalau bukan Satrya yang menjadi pelakunya bahkan pesan masuk juga sama banyaknya untuk menyanyakan dimana dirinya berada.
Sandra merasa bersalah pada Satrya karena semalam ia sempat melupakan sedikit kehadiran Satrya dalam hidupnya. Ia sempat lupa bahwa ada sosok Satrya yang sangat mencintainya. Sandra mendial nomer Satrya untuk memberinya kabar.
"Sayang, are you okay?" Satrya bahkan tidak sempat mengatakan hallo ketika ia melihat bahwa Sandra menghubunginya ia sangat khawatir pada Sandra karena tidak diberi kabar walaupun pada akhirnya Satrya tahu bahwa ia sudah sampai di rumah melalui Bundanya Sandra.
"I'm sorry udah buat kamu khawatir. Aku minta maaf aku lupa untuk ngabarin kamu. Aku lupa Hpku di silent jadi aku ga denger kalau kamu neghubungi aku,"
"It's okay sayang yang penting kamu baik-baik aja. Kalau gitu kamu siap-siap ya aku akan jemput kamu untuk ke kantor."
"Oke Sat, kamu hati-hati ya."
Sandra menghela nafas seharusnya ia berjanji pada dirinya bahwa ia harus tegas supaya tidak menyakiti hati siapapun. Sandra bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Ia sangat memerlukan air dingin untuk mendinginkan kepalanya.
Setelah Sandra selesai ia turun ke bawah untuk bergabung dengan keluarganya menikmati sarapan yang selalu mereka lakukan bersama dan tidak ada yang boleh melewatinya. Sandra juga melihat Arka yang masih mendiamkannya. Sampai sekarang Sandra masih bingung kenapa Arka berubah padanya, Karena Sandra merasa ia tidak berbuat salah padanya.
"Kak kamu kenapa tadi malam pulangnya lama? Kamu kenapa ga ngehubungin Satrya? Satrya sampai tadi malam datang kesini Cuma untuk mastiin kamu aman."
Sandra dan Arka melihat Mamanya karena tidak menyangka bahwa ternyata Satrya sampai datang kerumahnya untuk memastikan dirinya.
"Iya ma, Hp Sandra di silent jadi ga denger Satrya nelvon."
"Lain kali jangan gitu Kak, kasihan Satrya terus khawatir sama kamu. Lagian dipercepat aja pernikahan kalian, biar kalian bisa sama-sama jadinya Satrya ga bolak-balik."
Arka yang mendengar itu langsung pergi dari meja makan tanpa mengucapkan apapun dan itu membuat kami tercengang, terutama Ayah.
"Kalian lagi ada masalah Kak?"
"Enggak Yah, hanya Arka belum bisa terima kalau Sandra akan menikah."
Ibu tersenyum mendengar hal itu, karena ia tahu bahwa Arka sangat menyayangi Kakaknya ini, ia belum siap untuk melepas Kakaknya karena ia tidak ingin Kakaknya ini disakiti atau bahkan ia masih belum rela melepaskan Kakaknya pada orang lain sebelum dia yakin bahwa pria itu emang tepat untuk menjaga Kakaknya karena selama ini dia sangat menjaga sekali Sandra.
"Nanti Bunda yang ngomong sama Arka, buruan kamu itu Satrya udah datang."
Bunda mendengar ada suara mobil dan ia yakin bahwa itu suara mobil Satrya.
"Bunda, Ayah, Sandra pergi dulu ya." Sandra mencium pipi kedua orangtuanya dan pergi menghampiri Satrya yang hendak turun kemudian Sandra bilang langsung berangkat saja.
Setibanya di kantor Sandra melamun beban pikirannya saat ini sedang menumpuk Sandra bingung apa yang harus dilakukannya. Arka yang saat ini berubah padanya yang dia tidak tahu apa yang menjadi alasan Arka tidak mengizinkannya menikah.
Lalu dengan kehadiran Devano yang menjadi masa lalunya pria yang memberinya sejuta cinta dan sakit sekaligus yang membuatnya hampir kehilangan hidupnya. Lagi dan lagi hidup Sandra terusik karena hadirnya Devano kembali kehidupanya bahkan tadi Devano memberinya pesan yang dulu sering dilakukannya apalagi kalau bukan perhatian-perhatian kecil yang dilakukannya dulu saat mereka berpacaran.
Entah apa maksud Devano melakukan itu padanya tetapi itu sangat mengusik bagi Sandra, dia sudah kembali menyusun puzzle hidupnya yang berantakan karena pria itu tetapi sekarang pria itu kembali ingin mengganggu puzzle yang saat ini sudah ditatanya dengan baik.
Mungkin kalau dulu dia sangat menunggu dan menanti Devano yang dicintainya dan akan berharap bahwa semuanya mimpi dia pasti akan sangat senang dan menerima Devano kembali dikehidupannya. Tetapi kini kehidupannya sudah berbeda dan hal itu membuatnya sulit untuk menerima Devano di sisinya.
Sampai waktu jam pulang pun Sandra tidak bisa konsen mengerjakan pekerjaannya. Sampai tidak ada satupun pekerjaannya yang selesai dikerjakannya. Baru kali ini Sandra tidak memiliki sikap yang tidak profesional dalam bekerja. Baru kali ini ia mencampur adukkan permasalahan dengan pekerjaannya. Maka ia mengutuk dirinya sendiri kali ini.
Saat makan malam bersama dengan Satrya ditempat favorit mereka, Sandra juga melamun dan banyak diam sehingga membuat Satrya heran dengan sikap Sandra kali ini. Karena tidak biasanya Sandra bersikap seperti itu bahkan Satrya melihat bahwa Sandra tidak menikmati makan malamnya padahal makanan itu makanan kesukaan dirinya.
"Kamu lagi ada masalah ya?" Sandra sedikit kaget karena Satrya tiba-tiba mengajaknya berbicara.
"Enggak kok."
"Kamu yakin? Kamu bisa kok berbagi sama aku. Kamu masih punya aku untuk cerita kalau kamu lupa." Sandra lagi-lagi menggelengkan kepalanya dan berkata bahwa ia tidak apa-apa.
"Apa ada suatu hal yang terjadi semalam yang aku gatau?"
"Kamu apasih curigaan banget."
Tanpa Sandra sadari bahwa ia sudah membentak Satrya dan memarahi Satrya dan itu semakin membuat Satrya merasa ada yang ga beres. Karena Sandra tidak akan pernah marah secara tiba-tiba seperti ini apabila memang tidak ada yang terjadi.
"Kalau itu mengenai Arka, nanti aku bisa bantu untuk ngomong sama Arka sayang."
"Udah deh Sat gausah ikut campur. Aku bisa ngurus masalah aku sendiri tanpa bantuan kamu. Emang aku anak kecil apa yang harus terus dibantuin, aku udah gede dan bisa menyelesaikan masalah aku sendiri."
Lagi dan lagi Sandra memarahi Satrya, padahal konteksnya Satrya tidak salah disini, ia hanya ingin membantu Sandra, bahkan baru kali ini Sandra tidak ingin dirinya terlalu ikut dalam masalahnya.
"Yaudah aku minta maaf ya sayang."
"Aku mau pulang, aku udah ga mood lagi untuk makan."
Sandra meletakkan sendok makannya dengan kasar dan membawa tasnya pergi, Satrya yang sadar langsung mengeluarkan beberapa uang dari dompetnya dan melatakkannya di atas meja. Ia langsung mengejar Sandra yang sudah lari keluar dari restoran tersebut.
Akhirnya Satrya mampu mengejar Sandra dan memaksa Sandra untuk pulang bersamanya, di dalam perjalanan juga mereka hanya diam saja dengan Sandra yang menatap keluar jendela sampingnya. Sedangkan Satrya yang bergantian menatap jalan raya dan Sandra, ia tidak tahu kenapa sikap Sandra hari ini berubah.
Sudah sampai di rumah Sandra pun mereka tetap diam, bahkan Sandra sampai turun dari mobil Satrya tanpa mengatakan apapun, sehingga Satrya juga ikut turun untuk berbicara pada Sandra.
"Sandra tunggu."
Sandra berhenti dan membalikkan padanya pada Satrya dan menatap Satrya tidak suka. Tetapi Satrya tetap memberikan senyumannya pada Sandra dan mendekat pada perempuan itu. Satrya hendak memeluk Sandra, tetapi Sandra menolaknya dengan memundurkan langkahnya hingga membuat Satrya terdiam dan tersenyum kaku karena penolakan Sandra.
"Kamu istirahat yang cukup ya. Selamat malam."
Setelah mengatakan itu Sandra tidak merespon sama sekali ucapan Satrya, hingga membuat Satrya jadi salah tingkah dengan keadaan yang ada. Maka Satrya kembali masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan perkarangan rumah Sania dengan gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
ChickLitMengandung konten 21+ Terdapat kata-kata kasar dan Vulgar yang ga cukup umur mohon undur diri Yang belum bisa berdamai dengan masa lalu boleh baca cerita ini dan temuakan rahasia-rahasia besar yang tak terungkap.