Yyeayy akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan kembali cerita ini. Aku harap kalian suka sama ceritanya dan aku berharap dukungan kalian terus mengalir agar aku bisa melanjutkan semua cerita aku yang ada.
Bantu votenyaa yaa teman-teman
Happy Reading!!!
Aku sedang menatap keluar jendela, langit terlihat gelap, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Aku udah ga sabar menunggu saat-saat itu, menunggu dimana air hujan akan turun beramai-ramai membasahi bumi dan membuat orang-orang ga berani berada ditengah-tengah hujan dan saat itu hanya aku yang akan berada di tengah-tengah hujan merasakan dingin dan air yang akan menemaniku di kesendirianku.
Di setiap masa nampaknya selalu ada saat yang tak mudah untuk berbicara, tapi tidak gampang untuk diam. Kita tidak tahu pasti bagaimana persisnya kata-kata akan diberi harga, dan apakah sebuah isyarat akan sampai. Di luar pintu, pada saat seperti ini, hanya ada mendung, atau hujan, atau kebisuan, mungkin ketidakacuhan. Semuanya teka-teki.
Aku tau, mungkin aku memang berbeda dengan yang lainnya, tapi aku mempunyai makna sendiri kenapa aku bisa sangat menyukai hujan. Hujan membuatku flashback ke masa-masa itu, masa dimana aku merasakan cinta yang begitu dalam dan sekaligus merasakan pedih yang begitu menyayat.
Ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu.
Bagiku, hujan menyimpan senandung liar yang membisikan 1001 kisah.Tiap tetesnya yang merdu berbisik lembut, menyuarakan nyanyian alam yang membuatku rindu mengendus bau tanah basah.
Bulir-bulir yang jatuh menapak diatas daun, mengalir lurus menyisakan sebaris air di dedaunan. Sejuk, mirip embun.
Hidup seperti ini. Aku bisa merasakan senja yang bercampur bau tanah basah sepeninggal hujan.
Seperti kanvas putih yang tersapu warna-warna homogen indah.Dentingan sisa-sisa titik hujan di atas atap terasa seperti seruling alam yang bisa membuatku memejamkan mata. Melodi hidup, aku menyebutnya seperti itu. Saat semua ketenangan bisa kudapatkan tanpa harus memikirkan apa pun.
Mungkin aku seperti orang yang labil, atau orang yang lebay jikalau mengekspresikan bagimana betapa bahagianya aku dulu dan betapa pedihnya aku dulu. Aku tau itu hanyalah masa lalu, tapi masa lalu itu yang membuatku tau apa artinya cinta, lantas apakah aku salah apabila sampai pada saat ini aku sangat mengingat setiap detik bagimana masa-masa itu?
Aku tau seharusnya aku ga boleh lagi mengingat maupun mengenang masa-masa itu karna udah ada seseorang yang membuatku bahagia, tapi aku tidak ingin menjadi orang yang munafik. Menjadi sosok orang yang berbohong dan menyembunyikan banyak hal di dalam dirinya, karna apabila sama diri sendiri saja sudah melakukan hal itu bagaimana sama orang lain?
Jujur, di satu sisi aku sangat bingung. Aku bingung aku harus bagaimana sekarang, terlepas apa yang akan di sampaikan Dia nanti saat kami bertemu. Kalau aku boleh jujur aku merindukannya, aku merindukan saat-saat bersamanya, aku merindukan kehangatan bahagia yang hanya dia punya, aku merindukan semua yang dia lakukan padaku.
Betapa gilanya aku, perasaan itu. Perasaan yang dulu membuatku bahagia dan tau arti cinta kembali menyerangku saat dia kembali dihadapanku. Perasaan itu masih ada, masih terasa dan sangat jelas. Lalu aku harus bagaimana sekarang? Apa harus aku perbuat apabila hal ini terjadi karna hal ini sangat membuatku menjadi orang yang sangat jahat.
Lalu bagaimana perasaanku dengan Satrya? Apakah itu suatu kesalahan? Apakah itu hanya perasaan sesaat, atau apakah itu hanya pelampiasan saat aku kehilangan cintaku? Tapi jikalau memang benar seperti itu, kenapa aku juga merasakan kenyamanan dan kebahagian, bahkan aku juga mempunyai keyakinan untuk hidup bersamanya? Sebenernya perasaan apa yang ku punya untuk Satrya? Perasaan apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
ChickLitMengandung konten 21+ Terdapat kata-kata kasar dan Vulgar yang ga cukup umur mohon undur diri Yang belum bisa berdamai dengan masa lalu boleh baca cerita ini dan temuakan rahasia-rahasia besar yang tak terungkap.