16. Rasa

978 42 4
                                    

Vote dulu yaa hehe

Happy Reading!!!


Ketika aksi mendiamkan Satrya semalam yang tidak punya salah apa-apa, Sandra meminta Satrya untuk tidak dijemput olehnya, dengan beralasan ia ingin membawa mobil sendiri karena mau mampir ke suatu tempat. Akhirnya Satrya menyetujui hal itu dan disnilah Sandra sekarang sedang mengendarai mobilnya di padatnya jalan raya kota Jakarta.

Sambil mendengarkan radio yang terputar di mobilnya, Sandra menatap jalan raya dengan tenang walaupun pikiran dan hatinya masih saja gelisah seperti kemarin. Tak lama entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan mobilnya sampai akhirnya mobilnya mati dengan tiba-tiba. Sandra memukul setir mobilnya dan turun dari mobilnya membuka kap depan mobil.

Tetapi ia bingung harus bagaimana karena ia tidak tahu menau soal mobil, karena selama ini ia jarang untuk mengurus mobilnya bahkan tidak pernah, bahkan semenjak pacaran dengan Satrya ia jarang menggunakan mobilnya sendiri karena ia selalu di antar-jemput oleh Satrya.

Maka entah mengapa kali ini ia mengharapkan Satrya untuk datang menolongnya, mungkin mobilnya sedang bermasalah karena mobilnya sudah lama tidak dipakai. Maka kini Sandra gelisah karena pagi ini dia akan ada rapat bulanan.

"Alexa mobil kamu kenapa?"

Seketika Sandra menatap orang yang memanggilnya dengan Alexa karena hanya satu orang yang memanggilnya seperti itu maka ia tidak lain dan tidak bukan adalah Devano.

"Sandra bukan Alexa" Sandra mengoreksi namanya dengan tegas.

"Oke Sandra mobil kamu kenapa?"

"Menurut Kak Devano aja kenapa?" Devano melihat mobil Sandra.

"Mau ikut sama aku aja? Nanti kamu telat ke kantor."

"Gausah aku bisa naik taxi dari sini." Devano melihat sekelilingnya.

"Disini susah untuk dapat taxi apalagi pagi kayak gini, mending sama aku aja. Aku janji ga akan bawa kamu kemana-mana dan ga akan macem-macem sama kamu."

Sandra melihat sekitar benar yang dikatakan Devano disini susah untuk mendapatkan taxi karena ada juga beberapa orang sebelum dirinya sedang menunggu taxi dan belum dapat, sedangkan dia harus segera ke kantor kalau tidak mau tertinggal rapat.

Sandra langsung mengambil tas dalam mobilnya dan berjalan ke kursi penumpang milik Devano, pria itu langsung sadar dan membukakan pintu mobilnya untuk Sandra dan ia tersenyum menang karena berhasil membawa Sandra masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam perjalanan Sandra hanya menatap ke samping jendela, sedangkan Devano senyum tidak hilang dari bibirnya karena ia bahagia melihat perempuan yang dicintainya sedang duduk di sampingnya.

"Kamu udah sarapan?" pertanyaan Devano diabaikan oleh Sandra.

"San, Kakak hanya ingin seperti dulu untuk menjadi Kakak untuk kamu. Kakak janji ga akan berharap lebih hanya sebatas Kakak." Sandra menghela nafasnya kasar.

"Sudah Kak."

Sandra berpikir apakah dia terlalu berlebihan untuk bersikap seperti itu atau memang seharusnya ia seperti itu? Di satu sisi ia sadar bahwa semuanya salah karena semua sudah berakhir, tetapi di satu sisi ia tidak bisa pungkiri bahwa dulu juga mereka pernah bersama sebagai seorang Kakak dan Adik dan kini pria itu hanya meminta itu padanya tidak lebih.

Apakah pilihannya kali ini salah untuk menerima Devano kembali dengan status Kakak seperti dulu? Walaupun hati kecilnya menolak untuk hal itu tetapi hati kecilnya yang lain menerima hal itu karena bagaimanapun Devano pernah menjadi bagian hidupnya.

"Setelah pulang kerja kamu Kakak jemput ya? Ada hal yang mau Kakak tunjukkan padamu."

"Apa?"

"Adadeh rahasia, pokoknya kamu suka. Hal ini pasti tidak akan mengecewakan."

"Oke."

Entah mengapa dengan mudah dirinya mengiyakan dengan mudah ajakan pria yang sudah pernah menyakitinya ini. Hal itu membuat senyuman pada bibir Devano semakin mengembang, akhirnya ia bisa menghabiskan waktu bersama perempuan yang masih dicintainya.

Setelah Devano mengantar Sandra ke kantor dengan selamat dan tidak kurang suatu apapun, Sandra bisa tepat waktu untuk menghadiri rapat, bahkan Satrya saja belum masuk ke dalam ruangan tersebut untuk memimpin rapat. Butuh dua jam bagi mereka untuk menyelesaikan rapat dan Sandra kembali keruangannya dan Satrya mengikutinya.

"Kamu ga jadi naik mobil ya, aku ga ada lihat mobil kamu diparkiran."

"Ohhh itu mobil aku mogok di tengah jalan, jadinya aku naik taxi online tadi."

"Kamu kenapa ga hubungi aku sayang, kan aku bisa jemput."

"Sekarang aku udah di sini Sat." Satrya menghela nafas Sandra masih badmood pikirnya.

"Yaudah mana kunci mobil kamu, biar aku suruh orang untuk perbaiki mobil kamu."

Sandra mengambil kunci mobilnya di dalam tasnya dan memberikannya pada Satrya di atas meja, maka Satrya mengambilnya.

"Nanti kamu pulang sama aku aja." Sandra jadi salah tingkah dan grogi.

"Hmmm itu aku udah ada janji sama temen buat pergi bareng dia."

"Teman kamu? Siapa?" Satrya bertanya karena ia tahu semua teman Sandra.

"Natasha."

"Ohhh Natasha yaudah deh kalau gitu, kita makan siang ba.."

"Sat aku lagi banyak kerjaan, kamu bisa ga buat ga ganggu aku dulu hari ini?"

Lagi Sandra bersikap aneh dan mengusirnya, semua sikap Sandra sangat aneh dan tidak sesuai menurut Satrya. Tetapi Satrya tetap mengerti mungkin Sandra butuh waktu menurutnya, maka Satrya langsung keluar dari ruangan Sandra dan membuat perempuan itu menghela nafasnya dengan kasar.

Ia tahu ini bukan pertama kalinya ia berbohong pada Satrya, pertama dia sudah berbohong soal Aska, maka kali ini ia terus berbohong pada Satrya. Akan ada kebohongan-kebohongan yang lainnya yang akan ia ciptakan kalau ia tidak jujur pada Satrya.

Sebenernya ia juga bingung dengan dirinya sendiri kenapa ia sampai bersikap sampai seperti itu pada Satrya, ia tahu bahwa Satrya tidak salah apa-apa bahkan dirinyalah yang salah seharusnya ia tidak bersikap seperti itu. Tetapi entah mengapa ia tega melakukan itu pada Satrya dan mala memberikan sambutan yang berbeda pada Devano yang sudah menyakitinya.

Ia bahkan bisa menolak ajakan Satrya tetapi menerima ajakan Devano begitu saja tanpa berpikir panjang, ia memang pergi bersama dengan temannya. Teman rasa Kakak yaitu Devano entahlah saat ini bingung itulah yang dirasakan oleh Sandra pada saat ini.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang