9. Cemburu

2.6K 96 5
                                    

Aku sedang berada di salah satu Mall di Jakarta Selatan, aku dan Satrya akan bertemu hari ini disini sekalian makan siang. Satrya tadi ada rapat di luar kantor makanya kita tidak bareng berangkat dari kantor. Dan aku ambil cuti setengah hari untuk bisa bareng sama Satrya, huh lumayan enak juga ya punya pacar pak bos hahaha.

Aku baru mengambil jahitan bajuku dan Satrya untuk acara pernikahan Natasya, setelah Natasya memberikan bahannya, besoknya aku dan Satrya mampir ke tukang jahit langganan Mama dan mengukur badan kami dan minta dijahitkan. Dan ini sudah seminggu lagi mendekati hari pernikahan Natasya.

Dan Natasya sering sekali mengeluh stress, panik, takut dan sebagainya dan itu akhirnya menggangguku karna dia terus menggangguku saat jam kantor. Lupakan soal Natasya yang super duper resek.

Satrya bilang dia agak telat karna jalanan sangat macet, karna jam makan siang jadi semua penghuni Jakarta ini sibuk ingin makan siang diluar kayaknya, kayak aku dan Satrya. Sambil menunggu Satrya aku memasuki toko baju khusus pria. Aku ingin membelikan Satrya dasi. Entah mengapa aku ingin memberikan Satrya kado, padahal ini bukan ulang tahun Satrya tapi aku ingin saja. Kayaknya udah lama aku ga kasih kado untuk Satrya.

Aku memilih-milih dasi yang cocok untuk Satrya, dan sebelah dasi aku melihat jam tangan juga. Aku juga menghampiri meja kaca yang memajangan jam tangan tersebut. Aaah jam tangannya keren-keren, aku melihat satu persatu manatau ada yang cocok untuk Satryakan. Dan pilihanku jatuh ke sebuah jam tangan berwarna hitam berpetak, jam tangan itu sangat cocok ke kulit putih Satrya, aahh aku jadi tidak sabar melihat Satrya memakai jam tangan ini pasti sangat cocok dan keren.

Setelah memilih jam tangan, aku kembali melihat dasi untuk Satrya. Awalnya mau dasi saja tapi karna melihat jam tangan itu cocok untuk Satrya tidak apalah sesekali membelikan untuk Satrya karna selama ini Satrya yang selalu lebih banyak membelikanku sesuatu maka kali ini aku juga mau melakukannya untuk Satrya.

Aku ingin membelikan lagi Satrya dasi karna aku ingin membelikan lagi warna baru untuk Satrya, selama ini dasi yang ku belikan untuk Satrya warna sudah mulai pudar karna Satrya suka memakainya. Makanya kali ini aku membelikannya lagi agar Satrya tidak terus memakai dasi yang lama.

Aku memilih empat warna. Satu berwarna biru liris-liris putih, tiga dasi bercorak polos berwarna merah maroon, biru elektrik, dan abu-abu. Ini pasti juga sangat cocok untuk Satrya, aku ga sabar memakaikan dasi ini di leher Satrya. Setelah merasa cukup aku kekasir untuk membayar jam tangan dan dasi-dasi untuk Satrya.

"Untuk suaminya ya mbak" Kasir tersebut tersenyum padaku dan aku membalasnya.

"Calon suami mbak."

"Wahh pasti calon suaminya ganteng, orang calon istrinya cantik gini. Beruntung banget calon suami kayak mbak, udah cantik baik dan perhatian lagi mau belikan kado untuk calon suaminya."

"Aah mbak bisa aja. Di bungkusin yang rapi ya mbak. Tolong dipisah juga kantongan jam sama dasinya."

"Baik mbak." Kasir tersebut melakukan seperti yang ku bilang.

"Berapa jadinya mbak?"

"Total harganya empat juta tiga ratus empat puluh tujuh ribu mbak." Aku memberikan kartu kreditku pada kasirnya.

Setelah beres, aku mengucapkan terimakasih dan kasirnya bilang semoga langgeng sampai hari H dan aku mengamininnya. Aku melangkahkan kakiku ke tempat makan yang sudah aku dan Satrya janjikan. Aku hanya memesan minum saja dulu untukku, karna kalau aku pesan makanan sekarang takutnya dingin, jadi aku akan menunggu Satrya.

Sambil menunggu Satrya aku memainkan ponselku, aku melihat instagram. Aku ngestalk instagram Satrya. Semua foto Satrya kebanyak fotoku. Kalau ga fotoku pasti foto kami berdua. Tidak ada foto dirinya sendiri disitu, kalaupun ada itu foto kami berdua. Huhh rasanya Satrya seperti penguntit, karna kebanyak fotoku yang di upload Satrya itu candid yang aku gatau kapan Satrya foto, tau-tau udah ada aja fotonya.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang