Vote dulu sebelum baca yaa
Happy Reading!!!
-L-
Hari ini Sandra akan pergi jalan-jalan bersama dengan Devano. Tetapi sebelum itu Sandra senang luar biasa kemarin, karena Devano membawa Sandra ke tempat yang Sandra suka. Apalagi kalau bukan rooftop dengan ditambah banyaknya bintang pada malam itu.
Mereka mempunyai kenangan bersama di rooftop tersebut dimana Devano menyatakan cintanya saat itu dan suasana sangat romantic, maka malam itu Devano mengubah rooftop itu dengan sangat manis yang disukai oleh Sandra.
Tidak hanya itu mereka juga barbeque disana sehingga membuat Sandra senang luar biasa karena Devano masih ingat kesukaannya. Mereka juga flashback tentang masa lalu bagaimana mereka dulu saat kecil bahkan sampai pacaran. Sandra masih ingat betul kenangan itu ia tidak bisa lupakan kenangan indah yang mereka lalui bersama dulu.
Maka hari ini Sandra kembali bersama dengan Devano. Pria itu membawa Sandra ke timezone, Devano ingat bahwa Sandra dulu sangat menyukai timezone ia akan kembali seperti anak-anak katanya dan ia sangat menyukai itu.
Begitu juga dengan Sandra kali terakhir dia kesini juga dengan Devano setelah ia putus dengan Devano ia tidak pernah datang kesini dan Satrya juga tidak pernah membawanya ke tempat itu. Maka kali ini ia senang saat Devano ajak kesini, ia bisa merasakan kembali seperti anak-anak menurutnya.
"Aku senang Kakak ajak kesini, aku udah lama banget ga kesini Kak."
"Everything for you." Sandra tersenyum karena perkataan Devano.
Mereka memainkan semua permainan yang ada sampai Sandra tertawa terbahak-bahak ketika melihat raut kesal Devano yang terus gagal mendapatkan boneka.
"Udah deh Kak gapapa, berarti ga rejeki Kakak Hahaha." Ia terus tertawa dan membuat Devano senang luar biasa melihat Sandra tertawa seperti itu. Satu langkah lebih maju pikrinya.
Setelah puas dengan timezone Devano mengajak Sandra untuk makan dulu dan ia memesan makanan kesukaan Sandra. Membuat Sandra kagum karena Devano masih mengingat makanan kesukaannya. Ia tahu bahwa ternyata Devano tidak pernah melupakannya membuat hatinya kembali nyaman dengan Devano.
"Kakak masih ingat makanan kesukaan aku."
"Kakak ga pernah lupapa apapun tentang kamu." Lagi dan lagi hati Sandra berdesir ia merasakan aneh pada dirinya.
Makan selesai mereka melanjutkan untuk menonton film lagi dan lagi mereka menonton genre film yang disukai oleh Sandra. Semakin membuat Sandra yakin bahwa memang Devano tidak pernah melupakannya.
Seharusnya perasaan aneh itu ga boleh ada saat ini, tapi ia tidak bisa pungkiri bahwa kini hatinya sedang goyah dengan kehadiran Devano masa lalunya yang sangat mengetahui dirinya terlebih dirinya.
Ia bingung dengan perasaannya sendiri, kalau memang saat ini Devano mampu mengisi kembali isi hatinya lalu bagaimana dengan perasaannya pada Satrya. Perasaannya juga dengan Satrya nyaman dan ia mencintai pria yang kini sudah menjadi pilihannya.
Lalu dengan kehadiran Devano apakah pilihannya bisa berubah? Ia tidak mau menyakiti hati siapapun tetapi dia juga bingung dengan perasaannya sendiri. Ia tahu bahwa dirinya sudah menyakiti Satrya dan memberi harapan pada Devano. Tapi ia tidak bisa munafik pada dirinya sendiri bahwa ia merasakan perasaan yang aneh pada Devano.
Tidak terasa mereka sudah menghabiskan waktu bersama satu harian sampai malam. Devano akhirnya mengantar Sandra pulang. Ia berterimakasih sudah mau menemaninya jalan begitu juga dengan Sandra berterimakasih karena sudah mengajaknya ketempat yang diinginkannya.
Sesudah itu Sandra turun dari mobil Devano ia masuk ke dalam rumahnya dengan tersenyum senang setibanya di ruang tamu ia kaget dengan adanya Satrya. Sakin senangnya Sandra bahkan tidak sadar bahwa ada mobil Satrya di depan.
"Kamu kok kaget gitu aku ada di sini." Sandra kaget saat Satrya tahu apa yang sedang dirasakannya saat ini.
"Iya soalnya tadi aku ga perhatiin mobil kamu dan kamu ga ada bilang kalau mau datang."
"Aku mau kasih surprise tadinya sekalian mau ngajak makan, ga nyangka kamu bakalan pulang malam banget." Sandra entah mengapa tidak ingin duduk di samping Satrya ia lebih memilih duduk di sebrang Satrya.
"Tapi kok aku ga lihat mobil Natasya ya tadi tumben juga Natasya ga mampir biasanya mampir." Sandra bingung mau jawab apa ia sempat terdiam dan berpikir keras dengan jawabannya.
"Iya soalnya suaminya udah nungguin."
"Kamu udah makan, aku belum makan nih nungguin kamu."
"Aku udah Sat kenyang banget mala ini."
Sandra memang kali ini ga bohong sebelum pulang ia makan dulu dengan Devano dan itu membuatnya sangat kenyang karena ia makan nasi uduk kesukaannya. Dirinya saja bahkan sampai tambah karena makan itu.
"Mau aku temani aja ga? Atau aku lihat di belakang manatau ada makanan tadi malam."
"Gausah deh, aku pulang aja kalau gitu." Satrya bangkit berdiri dan berjalan ke depan disusul oleh Sandra.
"Maaf ya Sat." Sandra merasa menyesal sudah membiarkan Satrya menunggunya sampai ga makan.
Bukan hanya itu saja ia juga menyesal sudah membohongi Satrya, ia tahu sudah terlalu jauh dan terlalu banyak ia berbohong pada Satrya smenjak kedatangan Devano. Ia tahu ia akan terus berbohong untuk kedepannya demi menutupi kebohongan-kebohongan yang sudah dilakukannya.
Ia tahu disaat hubungan ada kebohongan di dalamnya sudah tidak sehat tetapi ia tidak mau mengakui itu. Bahkan ia juga ga bisa jujur pada Satrya karena ia tidak ingin menyakiti pria sebaik Satrya. Ia tahu sudah melakukan kesalahan yang terbesar kali ini dalam hubungannya dengan Satrya.
"Besok aku mau ngajak kamu ke suatu tempat aku harap kamu bisa."
Sebenernya Sandra ingin beristirahat besok tapi ia gabisa menolak ajakan Satrya setidaknya ia menebus rasa bersalahanya pada Satrya dengan itu maka dengan terpaksa ia harus pergi dengan Satrya besok.
"Oke tapi agak siangan gapapa ya biar agak siangan bangunnya hehe. Kita udah lama ga ibadah bareng besok sore kita ibadah bareng aja gimana Sat?"
"Oke aku setuju. Besok aku jemput selesai makan siang." Sandra tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Aku pulang ya."
"Sat kamu ga mau peluk aku?" Sandra heran kenapa Satrya tidak ada memeluknya atau menciumnya ketika ingin pulang biasanya juga ia tidak pernah absen melakukan hal itu.
"Enggak deh kamu belum mandi. Aku pergi dulu." Sandra menatap kepergian Satrya dengan speechless ia ga menyangka Satrya mengatakan itu dan ia melihat wajah Satrya serius ketika mengatakan itu. Selama ini saat dirinya belum mandi juga Satrya bodoh amat ia tetap memeluknya tetapi kali ini Satrya benar-benar menolaknya.
Apa dirinya sebau itu sampe Satrya tidak ingin memeluknya maka Sandra mencium dirinya sendiri dan menatap tak percaya bahwa ia merasa dirinya masih wangi dengan parfumnya kenapa Satrya menolak dirinya? Entahlah ia merasa aneh dengan Satrya tetapi ia tidak mau ambil pusing. Mungkin mood Satrya sedang buruk karena menunggu dirinya tadi pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
ChickLitMengandung konten 21+ Terdapat kata-kata kasar dan Vulgar yang ga cukup umur mohon undur diri Yang belum bisa berdamai dengan masa lalu boleh baca cerita ini dan temuakan rahasia-rahasia besar yang tak terungkap.