19. Kebenaran

1.2K 57 8
                                    

Beberapa Part menuju Part terakhir tungguin terus karena bakalan ada kebenaran yang mengejutkan dibail ini semua.

Vote dulu sebelum baca

Jangan lupa comment juga

Happy Reading!!!

-L-

Akhirnya Sandra menepati janjinya pada Satrya ia setuju untuk menemani Satrya, maka saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat yang ingin dituju oleh Satrya tanpa Sandra bertanya akan kemanakah mereka ia tetap mengikuti Satrya.

"Kayaknya kamu udah ga pernah sibuk lagi ngurusin pernikahan kita, kenapa?"

"Eh" Ia benar-benar kaget dengan pertanyaan Satrya karena benar ia sudah tidak lagi ikut terlibat untuk mengurus pernikahan mereka. Pernikahan? Hal itu membuat Sandra sadar bahwa hubungannya dengan Satrya sudah tahap serius dan ia mala bermain-main dengan hubungan mereka.

Main-main bukan namanya apalagi dengan perasaannya ia semakin sadar seharusnya ia tidak lagi memberi kesempatan pada Devano yang masa lalunya seharusnya ia fokus dengan pernikahannya dengan Satrya tetapi kali ini ia mala menyepelekannya.

"Oh itu Bunda sama Mama kamukan udah banyak bantuin jadi aku tinggal okein aja." Ini memang ada benernya bahwa kedua orangtua mereka banyak membantu untuk mempersiapkan pernikahan mereka tetapi Sandra tidak ada okein gimana mau okein bertanya saja tidak.

Seakan-akan ia lupa bahwa kini ia tengah mempersiapkan pernikahan mereka. Bahkan pernikahan itu akan sebentar lagi hanya tinggal hitungan satu bulan. Waktu itu sangat singkat tetapi Sandra melupakan hal itu dan mala bermain-main.

Satrya melihat cincin pertunangan mereka di jari manis miliknya ia terus menatap cincin itu dengan aneh. Begitu juga dengan Sandra ia memutar dan memainkan cincin yang berada di jari manisnya itu. Gamang itu yang sedang dirasakan oleh Sandra ia bingung dengan perasaannya saat ini.

Tak berapa lama mereka sampai ke tempat yang dituju. Sandra berdecak kagum dengan apa yang dilihatnya saat ini. Rumah impian yang selama ini diinginkannya ada di depan mata.

"Ini rumah impian kamukan? Aku wujudin buat kamu." Satrya menggandeng tangan Sandra untuk menuntunnya masuk karena saat ini Sandra masih speechless dengan yang dilihatnya.

Ketika masuk ke dalam ia semakin bener-benar speechless karena rumah ini benar-benar rumah impiannya. Ia ga menyangka bahwa Satrya mewujudkannya ia sungguh senang luar biasa.

"Sat ini rumah impian aku banget, makasih Sat." Sandra memeluk Satrya sakin senangnya.

"Kamu suka?"

"Suka banget Sat. Ini rumah untuk kitakan? Setelah kita nikah kita tinggal disini kan?"

"Nikah? Kita?" Beo Satrya membuat Sandra bingung dan melepaskan pelukannya. Kini ia melihat wajah Satrya.

Satu hal yang tidak disadari oleh Sandra bahwa semenjak mereka pergi tidak ada senyum dan wajah biasa yang ditunjukkan oleh Satrya. Karena Sandra terlalu sibuk dengan perasaannya tanpa ia lihat ada perubahan. Termasuk perubahan yang terjadi pada Satrya ia tidak tahu.

"Kamu kenapa kok aneh gitu?" Baru kini ia sadar bahwa ada yang berbeda dari Satrya.

"Kamu masih mau nikah sama aku? Kalau kamu berubah pikiran kita masih bisa membatalkan semuanya."Sandra semakin bingung dengan perkataan Satrya.

"Kamu ngomong apa sih Sat? Kamu aneh tau gak."

"Ini rumah buat kamu aku buat ini karena aku tahu kamu sangat ingin punya rumah ini dan aku mewujudkannya untuk kamu. Tapi rumah ini bukan buat kita tapi untuk kamu."

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang