Follow aku di Dreame ya karena cerita aku pada ada disana, bantu aku love buat cerita aku semua yang ada di dreame ya teman-teman supaya masuk dalam library kalian, mohon bantuannya Terimakasih
kalian bisa cari di kolom pencarian dengan "lucyofheart"
Mohon bantuannya ya teman-teman
Jangan lupa tinggalkan Vo+ment kalian ya biar aku semangat karena 3 part kedepan cerita ini akan selesai hihi
Terimakasih
-L-
Sepuluh hari bagi Satrya untuk dirinya benar-benar diam setelah itu ia akhirnya sadar. Tetapi ketika sadar pun ia tidak benar-benar sadar dan membuat Semakin menangis dan menyesal. Karena Satrya masih mengigau dan masih gatau apa-apa. Ia juga masih bingung kenapa dirinya berada di rumah sakit.
Bahkan ketika ditanyai ia akan menjawab berbeda. Ia bingung dan masih belum tau dengan apa yang terjadi. Bahkan Satrya juga masih tidak nyambung ketika diajak berbicara, dokter mengatakan itu adalah hal biasa karena ia sudah lama kritis dan ia operasi otak. Maka dokter mengatakan hal itu biasa dan akan dilihat perkembangannya seminggu kedepan.
Tetapi tidak sampai seminggu kedepan tiga hari berikutnya ia sudah sadar dan mengingat dengan apa yang terjadi. Walaupun sakit kepala yang terus dialaminya karena pascaoperasi tetapi ia merasa lega bahwa dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup dan itu membuat Satrya bersykur luar biasa.
Begitu juga dengan Sandra yang merasakan sungguh luar biasa. Mama Satrya terus menangis memeluk anaknya yang sudah sadar sepenuhnya. Keluarga inti Sandra juga saat itu hadir dan menyaksikan momen haru itu. Bahkan Arka yang sangat mengetahui apa yang terjadi ikut menangis memeluk sang Kakak Sandra.
Satrya melihat ke arah Sandra yang sedang menangis dipelukan Arka tersenyum. Ia senang masih bisa melihat Sandra kembali. Arka menuntun Sandra untuk mendekat pada bangkar milik Satrya dan mendudukkannya di kursi yang tersedia disampingnya.
"Gue bersyukur banget lihat Lo kayak gini Kak. Gue harap Lo bahagia ya." Arka menepuk lengan Satrya dengan menangis juga tersenyum.
"Makasih Ka udah jagain Sandra." Arka menganggukkan kepalanya dan mencium kepala sang Kakak Sandra setelah itu keluar dari ruangan. Semua orang yang ada disana seperti mengerti dengan apa yang terjadi. Akhirnya mereka juga keluar meninggalkan kedua orang yang sedang saling menatap itu.
"Jangan nangis."
Satrya meminta dengan suara lemahnya. Membuat Snadra semakin menangis ga pernah ia rasakan Satrya selemah ini bahkan ketika dirinya sudah disakitipun Satrya masih memintanya jangan menangis. Tidak tahan dengan semuanya Sandra langsung menubruk Satrya dalam pelukannya. Ia menangis di dalam pelukan Satrya dan pria itu menepuk-nepuk bahu Sandra dengan tangannya yang tidak kena infuse.
"San berat aku masih belum kuat, nanti kalau udah kuat boleh deh lebih dari ini juga boleh kok." Sandra tertawa mendengar becandaan Satrya dan memukul dada Satrya pelan tetapi Satrya seperti kesakitan padahal tidak.
"Eh maaf." Satrya tertawa melihat reaksi lucu Sandra. Sandra duduk di kursi tadi sambil menggenggam tangan Sandra tetapi lelaki itu melepaskan tangannya dan menghapus sisa air mata di wajah Sandra.
"Maafin aku Sat." Satrya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Bukan salah kamu."
"Ini jelas salah aku karena keegosianku, aku yang memaksa lupa kenangan buruk itu dan gatau siapa kamu."
"Udah jangan dibahas lagi aku ga mau kamu ingat yang bisa menyakiti kamu." Sandra menganggukkan kepalanya.
"Jangan tinggalin aku lagi, aku butuh kamu." Sandra kembali menangis.
"Kamu mencintai dia."
"Enggak Sat, aku mencintai kamu dan aku butuh kamu. Dengannya aku hanya ingat kenangan kita dulu bagaimanapun masa kecilku sama dewasa aku terus bersamanya. Ajarin aku untuk melupakan semua kenangan bersamanya dan membangun kenangan yang baru sama kamu." Satrya diam.
"Sat, aku cinta kamu. Jangan tinggalin aku lagi, aku akan benar-benar hancur lagi kalau kamu tinggalin." Satrya menghapus air mata Sandra.
"Jangan nangis lagi kalau mau bersama denganku." Sandra langsung berhenti menangis dan kembali memeluk Satrya.
"Makasih, I love you Satrya Bagaswara."
"Hahaha seharusnya aku merekamnya karena kamu jarang sekali mengatakan ini padaku."
"Kamu ga perlu rekam karena aku akan setiap hari mengucapkannya ke kakamu, kalau perlu setiap saat agar kamu yakin bahwa aku benar mencintai kamu."
"Awww aku meleleh ternyata kamu bisa sweet." Sandra memukul bahu Satrya dan membuat pria itu tertawa.
"I love you Sandra."
"I love you Satrya." Kedua insane tersebut tersenyum bahagia dan saling menatap penuh cinta.
"Eh gimana pernikahan kita?" Tanya Satrya yang tiba-tiba mengingat pernikahan mereka karena ia tahu sudah lama ia terbaring di rumah sakit.
"Kita harus tunda dulu beberapa bulan fokus pemulihan kamu."
"Yah habis deh uang aku." Lagi Sandra memukul Satrya dan membuat pria itu tertawa.
"Kesehatan kamu lebih penting daripada uang, kalau kamu sakit aku yang repot."
"Oh kamu repot, aku cari babysitter baru aja deh kalau gitu." Sandra kembali memukul Satrya dan membuat pria itu lagi tertawa ia sangat senang untuk mengerjai Sandra.
"Hahaha udah udah. Aku hanya merasa semakin lama aja bisa sama-sama kamu. Kan enak kalau udah nikah ada yang ngurusin, ada yang masakin, ada yang nyambut kalau pulang kerja eh kita satu kantor ya jadi mah kalau itu aman."
"Elah selama ini juga ada yang lakuin kok kan Mama kamu ngurusin kamu, masakin kamu gimana sih."
"Kan beda kalau Mama sama Istri. Oh iya ada satu lagi yang gabisa dilakuin Mama."
"Apa?"
"Sini deh aku bisikin soalnya ini rahasia." Sandra mendekat pada Satrya.
"Di kelonin terus sama kamu tiap hari!" Muka Sandra merah padam ia langsung memukul Satrya bertubo-tubi dan menghiraukan teriakan Satrya karena ia sengaja melakukan hal itu padanya. Pria itu tertawa semakin membuat Sandra bukan main.
"Muka kamu merah, ahh sayang jangan dong nanti aku ga kuat lagi hadapi kamu. Kalau mau nyerang aku nanti aja tunggu kita nikah." Lagi dan lagi Sandra terus memukuli Satrya ia sangat malu.
"Mesum!" Entah sejak kapan Satryanya bisa berpikiran mesum seperti itu. Ia sangat malu sekarang bagaimanapun itu hal sensitive.
"Aw sakit pelan-pelan dong sayang." Bukannya semakin kuat Sandra terus memukul Satrya tanpa henti dan membuat pria itu terus tertawa sampai perutnya sakit.
Kedua keluarga yang berada diluar itu mendengar tawa dari Satrya membuat mereka yang hadir tersenyum merasakan kebahagiaan yang dialami oleh anak mereka. Ia memanjatkan doa untuk anak mereka agar mereka bisa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
ChickLitMengandung konten 21+ Terdapat kata-kata kasar dan Vulgar yang ga cukup umur mohon undur diri Yang belum bisa berdamai dengan masa lalu boleh baca cerita ini dan temuakan rahasia-rahasia besar yang tak terungkap.